Sebagai
orang yang hingga kini belum punya rumah sendiri, beberapa kali saya tertarik
untuk membeli rumah bekas atau second. Biasanya rumah yang saya incar ini
adalah rumah yang saat itu sedang saya tempati sendiri.
Ada
beberapa alasan yang sering membuat saya naksir rumah yang sedang saya sewa
saat itu. Kebanyakan alasannya karena kondisi lingkungan tempat rumah itu
berada.
Hanya
di rumah yang saat ini saya tempati saja yang membuat saya naksir ingin
membelinya. Mulai dari kondisi rumahnya itu sendiri, juga lingkungannya.
Dibandingkan
rumah-rumah sebelumnya yang saya dan keluarga pernah tempati, rumah yang
sekarang ini memang cukup lumayan bagus kondisinya, ukurannya pun besar, air
dan listrik lancar, lokasinya di desa dengan udara yang cukup segar.
Alasan
lain kenapa saya sering naksir rumah yang saya tempati saat itu adalah karena
rasa lelah jika harus pindah rumah. Jika rumah yang kami sedang tempati saat
ini bisa kami miliki, maka urusan kami tinggal sedikit saja merenovasi beberapa
bagian rumah.
Sebetulnya
membeli rumah second juga bisa dijadikan investasi. Asal kita melakukannya
dengan bijak, membeli rumah second pun bisa menjadi keuntungan di kemudian
hari.
Beberapa Hal yang Perlu Dicek Sebelum Membeli Rumah Second
Yang
namanya membeli sesuatu, tentunya kita perlu mengecek terlebih dahulu kondisi
yang ada sebelum transaksi dilakukan. Demikian halnya saat ingin membeli rumah
second.
Mau
itu untuk dijadikan tempat tinggal ataupun investasi, ada beberapa hal yang
perlu kita lakukan terlebih dulu.
1. Periksa kondisi fisik dan
struktur bangunan rumah
Periksa
kondisi bangunan secara menyeluruh. Pengecekan ini bisa berupa kekuatan
struktur bangunan, sistem instalasi listrik, pipa air, atau atap.
Jika
awam terhadap pengecekan kondisi rumah, kita bisa minta bantuan seorang
inspektur properti yang profesioal untuk menilai kondisi rumah secara lebih
mendalam.
Informasi
yang didapat nantinya bisa bermanfaat untuk negosisi hingga menghindari biaya
tak terduga di masa yang akan datang.
2. Pertimbangkan lingkungan
atau lokasi serta aksesibilitas dari rumah yang akan kita beli
Pastikan
rumah berada di lingkungan yang aman dan nyaman. Perhatikan juga aksesibilitas
ke fasilitas umum seperti supermarket, sekolah, rumah sakit, sampai
transportasi publik. Jika rumah tersebut berada di lingkungan yang strategis,
maka nilainya lebih tinggi dari segi investasi.
3. Cek status hukum dan legalitas
dokumen properti
Status
hukum yang perlu dicek adalah di antaranya status sertifikat tanah, IMB atau
Izin Mendirikan Bangunan, dan apakah ada sengeketa atau tuntutan hukum yang
terkait dengan rumah tersebut.
Untuk
memastikan, kita bisa berkonsultasi dengan notaris atau ahli hukum properti
agar mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
4. Gunakan jasa profesional
Agar
transaksi berjalan aman, jika diperlukan, gunakan jasa profesional seperti agen
properti atau pengacara yang berpengalaman. Para tenaga profesional ini dapat
membuat kita terhindar dari penipuan atau kesalahan transaksi yang terlalu
mahal.
Membeli Rumah Second tak Hanya Memperhitungkan Harga
Meski
termasuk kegiatan jual beli, namun nyatanya membeli rumah second tak hanya
mempertimbangkan urusan harga. Ada beberapa hal lain yang perlu kita pikirkan
sebelum transaksi pembelian rumah second tersebut berlangsung.
1. Lakukan riset harga rumah
atau properti di sekitarnya
Sebelum
menentukan harga pembelian, bandingkan harga rumah second di daerah tersebut
dengan harga properti sejenis di lokasi lain. Informasi ini akan membantu kita
untuk memahami harga yang ditawarkan apakah pantas atau tidak sesuai dengan
kondisi rumah tersebut.
2. Hitung potensi kenaikan
nilai properti
Apalagi
jika pembelian rumah second dilakukan untuk investasi, poin yang satu ini perlu
dipertimbangkan. Misalnya, apakah ada rencana pembangunan infrastruktur di
daerah tersebut, perkembangan lingkungan, atau prospek ekonomi lokal.
Pertimbangan ini bisa menguntungkan di masa depan.
3. Hitung segala biaya
tambahan selain harga rumah itu sendiri
Namanya
saja rumah second, tentu kondisinya tidaklah sama seperti rumah baru. Apalagi
jika rumah tersebut pernah dijadikan tempat tinggal oleh orang lain, atau rumah
yang sudah bertahun-tahun ada usai dibangun sehingga terdapat beberapa
kerusakan pada bangunan.
Untuk
itu, pertimbangkan juga biaya tambahan seperti biaya renovasi, hingga pajak
bangunan. Perhitungan ini perlu dilakukan dengan detail agar kita tidak
mengalami kekurangan dana saat proses pembelian.
4. Pastikan keuangan pribadi
tidak bocor
Sebaiknya
keputusan pembelian rumah second tidak menimbulkan kebocoran keuangan pribadi
kita dalam jangka panjang. Agar hal tersebut tidak terjadi, tetapkan anggaran
yang sesuai dengan kondisi keuangan yang ada. Pastikan pengelolaan cicilan atau
biaya-biaya lainnya juga berjalan lancar.
Menggunakan Mortagage Calculator Sebagai Pertimbangan Perhitungan Keuangan Saat Membeli Rumah Second
Selain
empat hal tadi yang bisa kita lakukan sebagai bahan pertimbangan sebelum
membeli rumah second, ada juga cara lain yang bisa kita gunakan terutama untuk
mengkalkulasi pengeluaran.
Caranya
adalah dengan menggunakan situs Mortgage Calculator. Meski ada embel-embel UK,
nyatanya situs ini tidak identik hanya untuk menghitung keuangan dalam sudut
pandang Inggris saja. Kita yang di Indonesia pun bisa menggunakannya.
Ada
beberapa alat perhitungan di Mortgage Calculator yang bisa saya jadikan alat
pertimbangan keuangan dalam membeli rumah, termasuk rumah second.
1. Menghitung kemampuan dan
kondisi keuangan kita sebagai pembeli
Bagaimana kondisi keuangan kita, mulai dari berapa pendapatan yang kita miliki atau jika ada pendapatan lain berapa nominalnya, ini bisa kita hitung di sini: https://www.mortgagecalculator.uk/affordability/
2. Menghitung seberapa cepat
kita dapat membayar pinjaman rumah
Pada
bagian kalkulator ini kita bisa menghitung berapa pembayaran bulanan untuk
meraih target pelunasan yang kita inginkan. Kalkulatornya bisa menggunakan link
berikut ini: https://www.mortgagecalculator.uk/overpayment/
Sebetulnya
ada model kalkulator lain yang ada di situs Mortgage Calculator ini. Tapi kalau
saya pribadi, lebih cenderung memakai dua alat kalkulator keuangan yang tadi saya sebutkan.
Post a Comment
Post a Comment