Sudah beberapa bulan terakhir ini, keluarga saya sering mengonsumsi daun kelor. Awal mula sebetulnya karena melihat anak-anak yang mudah sekali sakit-sakitan. Lalu terpikirlah untuk membuat bubuk daun kelor sehingga memudahkan untuk konsumsi kapanpun waktunya.
Saat ini memang banyak orang yang sudah tahu kalau daun kelor itu sangat kaya gizinya. Kandungan Vitamin C, kalsium, antioksidan, atau kandungan gizi lainnya bisa lebih tinggi dari bahan pangan lain yang konon sudah dikenal tinggi kandungan gizinya.
Misalnya untuk Vitamin C. Daun kelor aslinya lebih tinggi lho kandungan Vitamin C-nya dibandingkan jeruk atau jambu biji.
Sedangkan jika selama ini kita tahunya susu kaya kalsium, nyatanya, daun kelor lebih tinggi lagi kandungan kadar kalsiumnya.
Karena itu tak heran jika daun yang juga terkenal dengan nama moringa ini disebut superfood. Di NTT saja daun ini sudah terbukti mampu membuat daerah tersebut tidak lagi terkena gizi buruk.
Nah, karena daun kelor mengandung banyak gizi, maka sungguh tepat jika kita mengkonsumsinya di saat bulan Ramadan ini. Dengan mengkonsumsi daun kelor, kita bisa tetap menjaga asupan gizi yang masuk ke tubuh kita, serta memberikan tubuh kita energi ekstra untuk menjalani puasa seharian.
Berbagai Menu Serba Daun Kelor untuk Bulan Ramadan
Jika ditanya daun kelor bisa dimasak apa, pasti kebanyakan akan menjawabnya untuk dimasak sayur bening. Yap, kebanyakan masyarakat Indonesia memang mengkonsumsi kelor dengan cara dimasak untuk menu sayur bening.
Kali ini, saya akan berbagi beberapa ide menu masakan yang bisa kita buat dengan mencampur daun kelor di dalamnya.
1. Sayur bening
Untuk membuat sayur bening kelor sebetulnya cukup mudah. Namun jika tak ingin kandungan gizinya banyak hilang, ada yang perlu diperhatikan saat memasak daun kelor untuk sayur bening.
Caranya, rebus air hingga mendidih, masukkan potongan bawang merah, bawang putih, daun salam, temu kunci. Biarkan beberapa saat.
Setelah itu, masukkan daun kelor yang sudah dicuci, aduk sebentar, kemudian langsung matikan api kompor. Tutup panci dan diamkan beberapa saat.
Jadi sebetulnya, inilah cara yang bagus untuk memasak daun kelor sehingga tidak banyak kandungan gizinya yang hilang.
Jika ada yang bertanya, apakah cara ini bisa membuat daun kelornya matang, jawabannya, iya. Malahan dengan cara ini, kita bisa mendapatkan tekstur dan rasa daun kelor yang pas. Teksturnya pas saat dikunyah, rasanya juga segar dan tidak pahit.
Versi lain adalah sayur bening dengan bayam plus kelor. Biasanya saya memasak sayur bayam yang diolah jadi sayur bening, kemudian saat sudah matang, saya bubuhkan bubuk daun kelor.
2. Sayur bobor
Sebetulnya sayur yang satu ini sering dimasak oleh ibu mertua saya. Yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu adalah segenggam beras yang direndam dalam sedikit air selama beberapa menit.
Setelah itu, beras yang teksturnya sudah agak hancur ini kita uleg, kemudian kita tambahkan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, ketumbar.
Jadi beras yang digunakan ini sebagai pengganti santan. Ini versi ibu mertua saya, lho. Kalau versi yang kebanyakan biasanya menggunakan santan.
Cara memasaknya adalah, didihkan air terlebih dahulu. Kemudian, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan tadi. Diamkan beberapa saat.
Baru setelah itu, masukkan daun kelor yang sudah dicuci bersih. Nggak pakai lama, langsung matikan kompor. Tutup panci untuk beberapa saat. Sayur bobor kelor pun siap untuk disantap.
3. Telur dadar
Kalau yang ini adalah menu simpel. Tapi karena pakai kelor, jadinya nggak perlu diragukan lagi kadar gizinya.
Caranya seperti memasak telur dadar pada umumnya. Pecahkan telur dalam sebuah wadah, beri sedikit garam, lalu beri daun kelor. Setelah itu tinggal digoreng hingga matang.
Kalau saya sendiri karena selalu stok bubuk daun kelor, jadinya lebih memilih pakai bubuk daun kelor. Untuk rasa sebetulnya tidak ada bedanya. Daun kelor sendiri jika dipakai untuk campuran masakan, akan menambah cita rasa sedikit lebih manis.
4. Mi atau nasi goreng
Jika membuat mi atau nasi goreng, jika pas ada daun kelor, campurkan juga ke dalam mi atau nasi goreng.
Caranya, masak mi atau nasi goreng seperti biasa. Jika sudah matang, campur daun kelor, aduk sebentar, lalu siap disantap.
Saya sendiri kalau memasak mi goreng instan, saat menambahkan bumbu mi instannya, saya tambahkan juga bubuk daun kelor. Hasilnya, mi-nya jadi mirip mi sayur hijau yang merek terkenal itu, lho!
5. Mi dadar telur
Varian lain dari olahan mi dan telur adalah mi dadar telur. Kadang kalau ke anak-anak, saya menyebutnya pizza. Kadang juga omelet.
Cara memasaknya, siapkan bumbu mi instan dalam sebuah wadah, tambahkan juga daun kelor atau bubuk daun kelor.
Sementara itu, rebus mi. Kalau selera saya biasanya mi-nya tidak sampai matang. Jadi membuat tekstur mi-nya jadi lemas saja. Kalau mi-nya terlalu matang, biasanya bentuknya jadi terlalu lembek dan kurang crunchy saat disantap.
Mi yag sudah dimasak tadi, kita campur dengan bumbu, campur juga dengan telur. Biasanya kalau takaran yang saya pakai, satu bungkus mi instan ditambah dengan dua butir telur.
Setelah itu siapkan wajan, masukkan margarin, lelehkan, dan masukkan adonan tadi ke atas wajan. Untuk versi memasaknya bisa beda-beda ya. Ada yang dipanggang di atas teflon dengan diberi sedikit margarin, atau ada yang digoreng di atas wajan dengan menggunakan minyak goreng. Kalau versi saya, menggunakan margarin di atas wajan.
Tuh, semuanya mudah dibuat dan tidak butuh waktu lama kan ya untuk membuatnya. Praktis, tapi cukup bergizi. Sangat tepat untuk dimasak dalam kondisi kepepet tapi kita tetap butuh makanan yang bergizi untuk disantap saat bulan puasa.
Post a Comment
Post a Comment