Mengajari ibu mencari resep di internet. Sumber foto: dokumen pribadi |
Aku
ingat kejadian itu, saat sore hari usai pulang kerja, ibu memberikan buku
kumpulan resep masakan ke adik iparku. Katanya, biar adik iparku belajar
memasak untuk anak laki-lakinya. Iya, untuk adikku. Buku itu dibeli ibuku di
kios yang ada di rumah sakit tempat ibu bekerja.
Sontak
awalnya aku ingin tertawa terbahak-bahak. Tapi ingat, takut dosa!
Ya
habis mau bagaimana lagi, aku tahu persis fakta yang sebenarnya ada. Akungnya,
ibu tidak sadar itu.
Fakta
yang pertama, adik iparku berasal dari desa. Lahir sampai besar tinggal di
desa. Kalau kondisinya seperti itu, coba menurut kalian, gadis desa mana yang
sampai tidak bisa memasak? Aku sangsi kalau sampai ada gadis desa seperti itu
yang tidak bisa membedakan jahe dan laos.
Menurutku,
sebetulnya gadis desa itu sangat jago memasak. Bahkan untuk masakan yang rumit karena kompleks bahan bakunya. Misalnya rawon atau kare yang bumbu
masakannya tidak bisa hanya memertemukan bawang merah dan putih saja.
Orang
desa bisa memasak tanpa perlu melihat resep. Hapalannya sudah seperti mengingat
lagu Balonku Ada Lima. Kalian yang dari desa, pasti membaca ini sambil
mengangguk-anggukkan kepala karena setuju.
Belum
lagi ada tradisi rewang. Saat di mana
sebuah keluarga di desa punya hajat, biasanya tetangga di sekitarnya akan
saling membantu. Tentunya termasuk urusan dapur.
Kondisi
itu jauh seperti aku yang ‘anak kota’, lahir dan besar di daerah perumahan. Aku
baru bisa membedakan bumbu umbi-umbian saja ketika SD pindah dari Bekasi ke
Lamongan. Baru punya kesempatan bisa masak saat kuliah di Malang. Itu pun
begitu mengandalkan bumbu instan yang banyak beredar di pasaran.
Terima
kasih kuucapkan sebesar-besarnya untuk para produsen bumbu instan yang sudah
menyelamatkan orang yang tidak pandai memasak macam aku. Apalagi yang maunya
sat set sat set di dapur. Nggak pakai lama, karena ada anak-anak yang sudah
teriak-teriak minta ditemani main.
Oh
iya, fakta ke dua yang ibu tidak tahu adalah keberadaan internet yang begitu
membantu urusan memasak. Padahal karena internet lah, aku sampai bisa memasak
sambal boran yang jadi makanan khas Lamongan. Atau saat
dulu merantau di Kalimantan Selatan, aku biasa memasak Tom Yam khas Thailand
saat tinggal di rumah dinas.
Baca juga: Resep Buka Puasa dengan Sambal Boran Khas Lamongan
Saat Ibu Tersadar Betapa Manfaat Internet Bisa Memudahkan Urusan Memasak
“Dagingnya
mbok masak apa kok sampai anak-anak
doyan?”
Tanya
ibu beberapa hari usai Idul Adha. Momen di mana hampir kita semua punya banyak
stok daging sapi atau kambing hasil kurban di rumah. Waktu itu lewat telepon,
ibu sempat mendengar kedua anakku yang sedang makan lalu berujar ‘enak’
beberapa kali.
Ku
jawab, aku hanya meniru resep Sate Goreng-nya Rudy Choirudin. Resep yang
ternyata sangat mudah untuk dipraktekkan. Aku pun tidak sampai harus
berlama-lama di dapur.
Untuk
membuat sate goreng, aku hanya tinggal mencampur potongan dan suwiran daging yang
sebelumnya sudah kurebus, dengan empat sendok makan kecap dan bumbu. Untuk
bumbunya, aku menghaluskan empat siung bawang putih, satu buah kemiri
goreng, ketumbar sebanyak satu sendok teh, dan satu sendok gula merah.
Usai
semuanya dicampur, aku harus mendiamkan dulu selama kurang lebih lima belas
menit. Selanjutnya daging berbumbu tadi ditumis dengan empat sendok makan
minyak goreng. Kalau sudah harum dan ada tekstur karamel, berarti masakannya
sudah jadi.
Daging sapi suwir. Sumber foto: dokumen pribadi |
Coba
kalian bayangkan, betapa mudah dan tidak perlu waktu lama di dapur kan? Sungguh
itu salah satu pengalaman masak yang membahagiakan untuk ibu anak du0a macam
aku, yang anaknya harus dikondusifkan karena bertengkar berebut mainan saat
ibunya memasak, dan yang hasil masakannya ketika jadi pun disuka anak-anak.
Ibuku
tahu kondisi itu yang kerap kualami ketika aku memasak. Hingga akhirnya, ibu
berujar, “Kapan-kapan ajari ibu ya gimana caranya lihat resep masakan di
internet,” pinta ibu.
Yes, akhirnya, pikirku! Pada akhirnya ibuku sadar juga kalau
internet itu bisa membuat siapapun bisa memasak apapun. Ya tentunya, asalkan
ada bahan dan alatnya di dapur.
Dengan
kecanggihan internet seperti sekarang di tahun 2022, percayakah kalian jika ada
orang seperti ibuku yang masih menyimpan foto kopian resep masakan dari majalah
keakungannya tahun 80-an?
Buku kumpulan resep milik ibu. Sumber foto: dokumen pribadi |
Mungkin
jika ibu kalian seperti ibuku, pasti baru percaya. Dan ibuku itu masih setia
dengan kumpulan resep andalannya hingga kini, lho. Ingin masak opor atau kare,
terkadang ibu mengeluarkan klipingan foto kopian resep masakannya dulu.
Karena itu, aku ingin mengenalkan ibu tentang bagaimana mudahnya menggunakan internet untuk memasak.
Berbagai Cara Ninja di Internet untuk
Bisa Memasak
Untuk
mengenalkan ibu berbagai resep masakan ini itu, aku hanya mengajarkan dua cara.
Cara yang pertama adalah mencari resep lewat browser. Di cara ini kita memang
tinggal memasukkan resep apa yang kita inginkan di pencarian Google.
Misalnya jika ingin mencari resep tongseng kambing, ibu bisa cukup menuliskannya di mesin pencari Google. Atau jika ibu tidak ada ide ingin memasak apa dan hanya terbersit ingin memasak daging, ibu bisa tinggal mengetik saja kata kunci resep daging.
Cara
ke dua adalah lewat Youtube. Sebetulnya caranya sama. Hanya saja aku sangsi
kalau ibu malah bisa memasak dengan mudah di dapur dengan cara ini.
Pasalnya,
cara ke dua ini membuat kita sebentar-sebentar harus melihat video Youtube.
Satu step, pause. Selesai step, play lagi. Lha kalau bingung dan
harus mengulang? Wah, ya alamat repot dan entah kapan masakannya bisa jadi!
Karena
itu cara pertama menurutku lebih enak. Ibu tinggal membaca resep yang ada. Dari
awal teks yang berupa penyajian bahan sampai bagaimana cara memasaknya. Kalau
ada yang lupa, ya tinggal dibaca lagi.
Aku sendiri
sebetulnya merasa internet adalah cara ninja untuk bisa memasak. Banyak sekali
konten memasak yang ada di internet. Biasanya, seperti ini caraku berinteraksi
dengan internet untuk urusan memasak.
Keinginanku
untuk mencari tahu resep di internet biasanya berawal dari keinginan ‘ingin
makan apa’ setelah ini. Lalu, aku mencari tahu di internet bagaimana cara
memasaknya. Biasanya konten teks paling sering aku pilih dari pada konten
video. Alasannya ya seperti yang tadi saat berurusan dengan ibu. Konten teks
itu cukup mudah memanduku saat di dapur.
Buat
yang suka memasak, tentu sangat hapal dengan Cookpad. Nah, pencarianku pun
sering berakhir di sana. Aku tinggal memilih, mana resep yang paling mudah
dieksekusi.
Sebetulnya
di internet, cukup banyak sekali cara instan agar kita bisa memasak. Mulai dari
mencari di Google, melihat Youtube, bahkan juga di Instagram dan TikTok.
Malahan di dua media sosial terakhir yang aku sebutkan tadi, tidak hanya resep,
tapi tips memasak atau cooking haks cukup banyak di sana.
Misalnya
suatu ketika saat mencari resep Dimsum di TikTok, aku pernah menemukan tips
bagaimana membuat Dimsum dengan cara mudah untuk anak kos. Kalian pasti tahu
lah, kebanyakan anak kos memiliki keterbatasan perangkat memasak bahkan juga
dapur.
Waktu itu aku pernah menuliskannya dalam artikel ini: Resep Dimsum Hits di TikTok
Atau
kalau untuk Instagram, aku suka sekali membuka akun @rudydansahabat. Siapapun
tentu tahu Rudy Choirudin yang suka berbagi resep dengan cara yang mudah bahkan
ada cooking hacks yang sering ia bagikan.
Screen shoot instagram @sahabatrudy. Sumber foto: dokumen pribadi |
Intinya,
jangan takut tidak bisa masak. Karena zaman sekarang internet itu cukup
membantu siapapun untuk memasak apapun.
Mencoba Berbagi Konten Masakan yang Ternyata Disuka Banyak Orang
Di
keluargaku, aku itu dikenal sebagai orang yang kemampuan memasaknya level B
saja. Alias cukup biasa! Tapi meskipun demikian, mereka tidak tahu kalau aku
itu sebetulnya kerap percaya diri berbagi konten memasak di media sosial di
Instagram terutama TikTok.
Memang,
aku tidak hobi masak. Tapi, aku hobi melakukan percobaan memasak yang seringnya
dianggap aneh untuk kebanyakan orang.
Misalnya
saat mengunggah konten Sambal Strawberry di TikTok. Tak kuduga, banyak sekali
orang yang mencibir kontenku itu. Hanya sedikit sekali orang yang tahu dan
pernah mencoba sambal strawberry.
Akhirnya
meski sudah dilihat ratusan juta kali penonton, kontenku itu aku ubah
settingannya menjadi hanya bisa dilihat oleh teman. Malas banget menghadapi
netizen yang kurang jauh mainnya!
Insight video resep sambal strawberry. Screen shoot TikTok @ikamsusanti. Sumber foto: dokumen pribadi |
Tapi,
ada juga beberapa konten memasak yang ternyata banyak disimpan dan dibagikan
oleh warga TikTok. Misalnya saat aku membuat konten tentang cara membuat ayam
suwir, daging suwir seperti yang ada di Nasi Krawu Gresik, atau cake pisang
kukus.
Untuk
konten ayam suwir, terinspirasi dari teman serumah dinas saat dulu di
Kalimantan Selatan yang suka memanfaatkan daging ayam yang tidak habis dimakan
malam harinya. Cukup mudah, kita cuma tinggal menumis bawang merah dan putih
yang lalu ditambahkan dengan suwiran daging ayam.
Screen shoot insight konten suwir daging ayam di Instagram @ikamsusanti. Sumber foto: dokumen pribadi |
Untuk daging suwir seperti yang ada di Nasi Krawu Gresik, yang aku bagi di
TikTok hanya bermodal bumbu marinasi bubuk yang sudah jadi, gula merah, dan
kecap dengan cara yang sama. Eh tidak kusangka, hasilnya bisa sama. Sat set
deh, langsung kubuat konten dan kubagi di TikTok.
Sedangkan
untuk cake pisang kukus adalah resep yag kubuat hanya dengan bermodal bahan
yang ada di rumah. Awalnya waktu itu anak-anakku yang sedang doyan makan, minta
camilan terus. Ya sudah, aku ajak saja mereka bereksperimen membuat cake pisang
kukus.
Video bisa dilihat di bawah ini.
Nyatanya
dari sekian media sosial yang aku miliki, konten kuliner itu ternyata memang
banyak juga peminatnya. Ada kepuasan tersendiri juga saat banyak orang yang
suka dan menggunakan konten kuliner yang sudah kita buat.
Meskipun,
kualitas kontenku jauh dari kata profesioal. Karena ya itu tadi, dasarnya aku
cuma suka mencoba membuat masakan, atau masak karena ingin merasakan masakan
tertentu. Bukan yang karena hobinya memasak.
Ternyata, Aku dan Ibu Butuh Internet untuk Urusan Memasak
Berkali-kali
tadi aku mengatakan kalau manfaat internet itu cukup membantu siapapun memasak
apapun. Nyatanya, internetnya apa dulu?
Pernah
aku merasakan internet itu kurang mendukung kegiatanku yang berurusan dengan
memasak. Pas mau cari resep apa, internetnya susah diakses. Apalagi kalau
urusannya mengakses TikTok dan Instagram untuk mengunggah konten. Aktivitas ini
cukup membutuhkan internet dengan kuota besar.
Penampilan TikTok yang sulit diakses karena terkendala sinyal internet yang kurang lancar. Sumber foto: dokumen pribadi |
Hingga
akhirnya, aku sering menghabiskan uang cukup besar untuk membeli pulsa
internet. Dalam sebulan bisa dua hingga tiga kali membeli kuota internet yang
sekali beli, kisaran ratusan ribu rupiah. Itu pun dengan sinyal yang hanya satu
hingga dua garis.
Pernah
saat aku teriak-teriak di Facebook mengungkapkan kekesalanku dengan sinyal yang
ada dan cukup menghambat aktivitasku dalam mengakses internet, seorang teman
berkomentar, “Makanya, pakai IndiHome, dong Ka!”
Waktu itu kupikir, IndiHome sebagai Internetnya Indonesia, bukannya mahal ya? Tapi kuheran, kok banyak orang yang pasang sih di rumahnya?
Akhirnya
aku mencari tahu, memangnya apa sih kelebihannya IndiHome yang melebihi
internet yang kupakai saat ini di hp. Sebagai salah satu produk layanan PT
Telkom Indonesia, Indonesia Digital Home atau yang disingkat IndiHome menyediakan
paket layanan komunikasi dan data berupa telepon rumah, internet, dan layanan
televisi interaktif. Sebagai konsumen, aku bisa memilih paket dan layanan
sesuai kebutuhan.
1. Kebutuhan Internet
Dengan
jaringan fiber optik, IndiHome menawarkan pilihan kecepatan internet yang
unlimited atau tak terbatas hingga 300 Mbps. Ini direkomendasikan untuk 25
hingga 30 perangkat yang mengakses internet.
Untuk
kebutuhan rumahku, mungkin cukup hanya dengan kecepatan 10 Mbps yang
direkomendasikan untuk 1 hingga 3 perangkat saja. Tapi kalau rumah ibu yang
terkadang ada aku, adik, keponakan, juga ibu yang mengakses internet,
sepertinya perlu memilih yang kecepatan 20 Mbps untuk rekomendasi 3 sampai 5
perangkat di rumah.
2. Kebutuhan TV
TV
merupakan salah satu hiburan yang ada di rumah. Nah, gara-gara nggak punya
IndiHome, jujur, aku sering kudet alias kurang update saat beberapa teman di
media sosial seperti Twitter atau Facebook kadang membahas acara yang ada di TV
mereka. Yang tentunya, kebanyakan sudah pakai IndiHome.
Kalau
dari kata saudara yang sudah pakai, ternyata ada beberapa keasyikan menonton TV
dengan akses IndiHome. Kita bisa mengatur mundur, pause, atau putar ulang
tayangan di TV. Wah ini nggak bakal bisa aku dapatkan di TV aku yang masih
analog.
Selain
itu, TV yang menggunakan IndiHome juga bisa merekam tayangan ke dalam hard
drive sampai dengan 600 menit untuk ditonton lagi nanti. Ini namanya layanan TV
Storage.
Sedangkan
di layanan TV on Demand, katanya dengan internetnya Indonesia ini, kita bisa melihat tayangan ulang acara live
sampai dengan tujuh hari sebelumnya. Kita juga bisa mengontrol video yang
diputar di IndiHome TV dengan layanan Video on Demand.
Dan aku
baru tahu lho kalau IndiHome TV juga punya layanan Karaoke. Pantas saja,
tetangga sebelah rumah aku kok jadi hobi karaoke sejak pasang IndiHome.
Ada juga
layanan UseeTV Go yang berupa aplikasi. Jadi tayangan IndiHome TV bisa ditonton
di aplikasi ini secara gratis.
Nah,
kalau akhir-akhir ini ramai TV digital yang membutuhkan Set Up Box, IndiHome
juga punya layanan Hybrid Box atau STB. Kalau kita memilih layanan ini, ada dua
jenis layanan yang sekaligus bisa kita dapatkan. Yaitu, layanan IPTV dan OTT
yang memungkinkan kita bisa mengakses berbagai tayangan IndiHome TV, layanan
OTT Video Streaming, dan browsing internet.
Jadi kita
bisa menonton tayangan IndiHome di TV yang berbeda di waktu yang bersamaan. Ini
kayaknya pas banget buat yang rumahnya punya TV lebih dari satu. Misalnya, yang
satu di ruang keluarga, satunya lagi di kamar. Keduanya bisa sama-sama mengakses
layanan TV IndiHome.
3. Telepon
Buat aku
dan ayah-ibu yang setiap hari selalu saling berkomunikasi lewat telepon untuk
berbagai urusan karena rumah berjarak beberapa gang, kebutuhan telepon ini
masih kami butuhkan. Apalagi ayah yang hanya bisa bertelepon dan tidak bisa
menggunakan SMS apalagi smart phone, telepon itu suatu kebutuhan.
Kalau di
kedua rumah kami memasang IndiHome yang merupakan produk Telkom Indonesia, dan lalu kami mengambil layanan telepon, kami bisa
lebih mengirit pengeluaran. Apalagi dengan kualitas suara jernih, dan kami juga
nggak lagi khawatir hola-halo dan
tidak nyambung komunikasi karena cuaca.
Dari
hasil browsing dan tanya ke saudara yang sudah pakai, menurut aku ada beberapa
keuntungan yang bisa didapatkan dengan berlangganan IndiHome di rumah.
1. Cepat, stabil, dan tahan berbagai
cuaca
Nggak
ada lagi cerita browsing resep masakan tapi pakai acara menggoyang-goyang hp ke
atas kepala. Ini anakku sampai sudah hapal lho! Alasannya apalagi, kalau bukan
karena loading yang lama dan aku harus bergerak agar dapat sinyal.
Ini
belum lagi kalau sedang waktunya hujan. Sudah lah, alamat mati kutu karena makin
sulit mengakses internet.
Sedangkan
kalau sedang mengunggah video di TikTok, Instagram, atau Youtube, hanya para
konten kreator lah yang tahu, betapa internet cepat dan stabil itu adalah
sebuah kebutuhan yang absolut.
Mengunggah
video lalu sambil menunggu loading kita tinggal dulu? Oh, jangan harap! Karena akhir-akhir
ini yang ada kata Time Out yang aku dapatkan. Video gagal diunggah, aku pun
harus merefresh aplikasinya.
Dalam hal digital connectivity, IndiHome telah melakukan perbaikan ratio Upload dan Download (UL:DL) sehingga membuat upload pelanggan semakin cepat, peningkatan throughput atau bandwidth aktual yang terukur, dan penurunan latency yang dapat membuat pelanggan berselancar di internet semakin cepat dan stabil.
Apalagi
dari sebuah berita di media online CNBC yang kubaca seperti dalam kutipan di atas, IndiHome sudah melakukan perbaikan sehingga
pelanggan bisa lebih cepat dan stabil dalam mengakses internet. Bahkan pelanggan IndiHome bisa menikmati
penyesuaian kecepatan internet yang lebih tinggi tanpa ada biaya tambahan.
2. Lebih irit
Ternyata perkiraanku kalau IndiHome itu mahal, rupanya salah! Karena sebetulnya berlangganan IndiHome itu bisa disesuaikan dengan
kebutuhan kok.
Misalnya
seperti yang saat ini ada promo. Dengan IndiHome paket 2P Internet ditambah
telepon dan diskon biaya PSB, pelanggan bisa dapat 20 Mbps dengan harga hanya
275 ribu per bulan.
Ini bisa sebanding dengan pengeluaranku untuk pulsa sebulan untuk kurang dari 70 GB. Paket ini sebetulnya termasuk telepon dan sms. Tapi nyatanya, sering terbuang banyak sisanya.
Aku juga pernah dengar cerita bulek yang beberapa waktu lalu mulai memasang IndiHome. Katanya, jaringannya stabil meski hujan.
Dan meski bulek mengambil paket 10 Mbps, tapi pernah suatu ketika sepupu-sepupu saya yang main ke sana dan semuanya membuka Youtube, katanya internetnya tetap lancar. Padahal dalam waktu bersamaan, ada lima orang yang sama-sama membuka Youtube, lho!
Modem internet IndiHome di rumah bulek. Sumber foto: dokumen pribadi |
3. Aktivitas internet di rumah jadi
praktis dan nyaman
Dengan
semua keuntungan tadi, tentunya di rumahku atau rumah ibu, jadi bisa merasa
nyaman dan praktis saat mengakses internet. Apalagi saat anak dan cucu sedang
kumpul di rumah ibu. Kami jadi bisa menikmati hiburan dari IndiHome dengan nyaman
di rumah.
Dengan
IndiHome dari Telkom Indonesia yang merupakan Internetnya Indonesia, aku dan
ibu bisa makin mudah mengakses internet untuk urusan masak. Aku pun bisa
leluasa mengunggah konten-konten video seputar kuliner di media sosial.
Siapa
tahu, manfaat internet juga bisa membuat ibuku nantinya juga bisa mengisi waktu
senggangnya dengan membuat konten-konten masakan. Kalau di Youtube ada Mbah
Warno yang terkenal dengan video-video ASMRnya, barangkali aku dan ibu bisa
berduet dalam konten kuliner dengan sentuhan lokal a la Jawa Timuran.
Jaman sekarang, bahkan orang-orang yang nggak bisa masak pun bisa buat makanan. Begitu besarnya manfaat internet.
ReplyDeleteBetul sekali mbak. Internet membuat orang sepertiku lebih mudah lihat resep pas browsing. Praktis
ReplyDeleteJadi tertarik nih nyoba indihome, ini tuh kaya internet service provider sejuta umat ga sih di Indonesia hehe
ReplyDeleteSaya pun berlangganan IndiHome sejak masih bernama Speedy. Lumayan lancar meski di tempat saya kalau cuaca buruk suka ada gangguan
ReplyDeletepaling seneng liat tayangan masak-masak dari zaman aku sekolah dulu, sampe hapal jargonnya ibu siska yang terkenal itu, atau rudi choirudin
ReplyDeletewaktu aku SMP ada pelajaran tata boga, sedikit banyak bisa masak, bukan bisa tepatnya, minimal tahu aja :D
terus bisa bikin kue klepon juga, itu udah luar biasa
memang sekarang bener bener dimudahkan sama internet, dulu waktu aku sekolah, nyatet resepnya aja masih manual dibuku
IndiHome memang internetnya Indonesia ya mbak. Saya pun demikian, suka mencari resep masakan dari internet. Dari yang tadinya hanya bisa masak dengan menu terbatas, berkat IndiHome resep yang saya kuasai perlahan bertambah.
ReplyDeleteWah, asyik banget mbak. Pas ibuku lagi di rumah kami juga seneng masak bareng, cari resep baru lewat internet juga. Pas banget di rumah kami juga pake jaringan IndiHome. Sayangnya ibuku tinggalnya rada jauh dari kami, jadi gak bisa tiap hari masak bareng.
ReplyDeleteBetul banget emang dengan adanya koneksi internet membuat hobi kita pun jadi tersalurkan. Wah bagi emak-emak pasti senang banget buat hunting resep masakan lalu dicobain. Gak kebayang deh kalau gak ada internet, semoga saja IndiHome makin merata ke pelosok ya.
ReplyDeleteAku juga pake IndiHome buat internetan mba bisa nyontek resep2 masak mahmud yang praktis tapi anak2 suka. Apalagi di tiktok kan gampang2 banget. Untung ada internetnya Indonesia ya.
ReplyDeletePaket komplit Indihome yaitu internet wifii dirumah plus tv kabel, keduanya kita butuhkanndi jaman now. TV kabel buat anak-anak supaya tidak kena racun iklan tv atau sinetron yang kurang mendidik jd anak2 khusus channel tv anak, internet jelas penggunaannya apalagi bagi kita emak blogger. (Gusti yeni)
ReplyDeleteKayak ibuku banget Mbak, sekarang makin rajin masaknya dan masakannya meh niru resep masakan di internet :D
ReplyDeleteEmang internet ini bisa jadi andalan saat bingung mau masak apa. lebih bersih dan sehat pula karena dimasak sendiri.
Hehe toss mbak
ReplyDeleteAku selama ini kalau masak juga cari resep yang mudah di internet
Soalnya aku juga g bisa masak yang ribet ribet
Cari resep, terus sambil dipraktekkan itu memang menyenangkan. Makanya perlu didukung sama internet keren ini biar stabil.
ReplyDeleteMasyaAllah iya mba bener bangett jadi inget ibukku sekarang tuh beliau suka banget nontonin video di youtube tentang resep2 masakan gituu, wkwwk kebayang kalau ngga ada internet yahh
ReplyDeleteMenurut aku ya Mbak, resep2 di internet kok lebih gampang ya dari pada di buku resep atau majalah. Aku malah pusing nirunya. Jalan ninjaku ya cari di internet, kadang malah suka lihat yang di tiktok.
ReplyDeleteSama mbak, dulu ibu aq juga suka nulis resep di buku. Sekarang mah aku suruh liat video masak di youtube aja
ReplyDeletePraktis banget yaa..
ReplyDeleteZaman sekarang, semua dengan adanya internet bisa memasak dan mencari informasi apapun.
Keren..keren, indiHome.