Sebetulnya sudah lama juga tahu keberadaan Kelas Gratis BRT Network. Tapi karena waktu itu belum bergabung dengan BRT, jadinya saya hanya bisa membaca ceritanya dari teman yang ikut kelas tersebut.
Nama BRT sendiri tidaklah asing buat saya. Awalnya
waktu itu Mbak Monica dan Mas PeWe suaminya mengadakan job sebuah merek
operator telekomunikasi. Namun saat job itu selesai, saya memilih keluar dari
WA Group karena kesibukan kerjaan menjadi guru yang sulit berbagi waktu dengan
lainnya.
Sementara itu, teman-teman yang tetap di sana
akhirnya memiliki wadah yang disebut Blogger Ruang Tunggu atau BRT. Saya agak
lupa juga waktu itu kenapa alasannya jadi ada embel-embel ruang tunggu.
Selang beberapa tahun kemudian, Mbak Monic
menghubungi saya untuk menawarkan ikut sebuah campaign. Kesempatan itu akhirnya
saya ambil. Dan dari sanalah akhirnya Mbak Monic menawarkan untuk bergabung
dengan BRT.
Hingga kemudian dari WAG, saya membaca kabar
jika Mbak Monic dan Mas PeWe atau yang kadang dipanggil Mas Punto membuka kelas
gratis BRT Network. Kesempatan itu tidak saya sia-siakan.
Waktu itu aturan untuk mendaftar adalah
sebisa mungkin mengajak dua orang teman untuk ikut gabung kelas blogger
tersebut. Saya lalu teringat Citra dan Menix, dua kawan saya yang juga blogger
dan tinggal di Kepulauan Riau.
Sayangnya pada akhirnya Menix tidak mau ikut
karena takut tidak bisa meluangkan waktu ikut kelas. Sedangkan Citra yang
rencana mau ikut, ternyata telat buka form pendaftaran karena pendaftaran kelasnya
sudah tutup.
Sudahlah, rasanya waktu itu kesempatan untuk
bisa ikut kelas blogging yang diadakan BRT menjadi pupus. Namun alhamdulillah,
di tanggal 1 Desember, datanglah email dari BRT yag masuk bersamaan dengan
beberapa email untuk konfirmasi job.
Saat membukanya, perasaan saya campur aduk.
Senang karena akhirnya mendapatkan kesempatan untuk belajar. Selain itu masih
juga ada rasa khawatir jikalau nanti kurang bisa mengoptimalkan kesempatan yang
ada. Padahal, jarang-jarang ada kelas ngeblog yang gratis an terkenal banyak
ilmu dagingnya.
Tapi saat teringat nasib blog yang DA-nya seperti
naik turun tangga terus di kisaran angka 16 sampai 19, PV yang segitu-gitu
saja, dan berbagai kualitas rendah lainnya dari blog ini, akhirnya saya
bertekad apapun nanti, saya harus berusaha untuk benar-benar belajar di Kelas
Gratis BRT Network.
Baca juga empat alasan kenapa menulis blog versi saya
Pengalaman Seru Saat Ikut Kelas Blogging BRT Network
Di kelas BRT, saya amati banyak yang pantang
menyerah untuk bisa mengatasi masalah blognya. Bahkan sekelas mastah seperti
Mbak Vicky dan Mbak Echa yang DA-nya sudah di angka dua puluhan dan PV per
bulannya cukup tinggi, tetap semangat ikut kelas ini meski beberapa kali
kebingungan menyelasaikan masalah blognya.
Saya sendiri sempat dibuat mumet perkara ‘html
lang id’.
Jadi menurut para coach di kelas blogging BRT Network, jika blognya memang berbahasa Indonesia, maka bagian pengaturan ini harus ‘id’ dan bukan ‘eng’. Blog saya pun bermasalah dengan ini.
Alur ceritanya
sampai jadi seperti ini…
1. Gagal menambahkan kode
Awalnya saya menggunakan cara Mbak Marita untuk
menambahkan kode di bagian html. Endingnya, kode html tidak mau tersimpan. Selalu
saja muncul kotak dialog hitam bahwa ada kode yang tidak cocok di widget adsense.
Mas PeWe sempat memberi tahu untuk menghapus
saja widget yang crash tersebut. Nah saya pun bingung karena blog tidak pakai
adsense dan widget itu tidak saya aktifkan.
2. Ganti template
Hiks, sebetulnya ini bagian yang malah bikin
saya sedih. Karena template sebelumnya itu adalah template bawaan Blogspot yang
sudah saya oprek warna dan tulisannya.
Akhirnya pakai template yang dipakai Mbak
Echa yang waktu itu juga memutuskan ganti template. Nyatanya, masalahnya tetap
sama dan malah tanda merah di SEO check blog makin banyak.
3. Kode yang sama penyelesaian yang tidak sama
Beberapa teman di kelas BRT akhirnya bisa
menyelesaikan masalah ‘lang id’ ini. Karena templatennya sama-sama bawaan
blogger, saya pun mencoba cara yang sama.
Ada Mbak Atiqoh dan Mbak Elsa yang berbagi
snippet kode html blognya. Nyatanya saat saya terapkan di blog, tetap hasilnya
gagal! Selalu muncul kotak hitam yang memberi peringatan kalau kode yang saya
masukkan crash dengan widget adsense.
Dan ternyata dari masalah ini yang saya
tangkap, memang demikian di dalam dunia blogging. Intinya, sebuah penyelesaian
bisa jadi berbeda caranya meski masalahnya terlihat sama.
4. Mematikan kode html
Sambil merenung saat sedang menemani anak main,
saya lalu teringat apa yang dimaksud Ms PeWe dengan menghapus widget. Pikir saya,
apa mungkin maksudnya menonaktifkan widget seperti cara yang diberikan Kak Zen
ya?
Malam harinya, saya eksekusi hasil penasaran
saya. Nyatanya, berkali-kali saya harus menonaktifkan kode html dengan cara
yang sudah diberikan Kak Zen.
Pikir saya waktu itu, toh Blogspot sekarang
enaknya dia nggak bakal mau save kode yang nggak beres. Jadi kalaupun sampai
bolak-balik trial error, toh kalau mentok Blogspot menolak kode terus, ya
tinggal main back saja. Semua kode akan kembali ke asalnya.
Alhamdulillah, akhirnya cara ini sukses juga.
Hingga akhirnya malam itu saya berhasil mencentang laporan kalau tugas 2 saya sudah
selesai semua.
Yang saya rasakan, Kelas Gratis BRT Network
ini jadi membuat pesertanya untuk mau ngoprek coding. Seru-seru mules rasanya!
Kalau ada yang bilang ngeblog itu cuma modal
nulis saja, pasti bakal saya saranin untuk ikut Kelas Gratis BRT Network. Karena
di kelas ini, para blogger bakal belajar banyak hal yang intinya nggak hanya
sekedar menulis untuk blog.
Baca juga yuk tema blog yang asyik untuk ditulis
Para Coach di Balik Kelas Gratis BRT Network
Menurut saya, para coach di kelas blogging yang
diadakan BRT Network ini bisa dibilang para guru tanpa tanda jasa. Mereka mau
menyisihkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu para blogger lain agar bisa
menambah pengetahuan dan kemampuan di dunia blogging.
Beberapa coach yang ada di balik kelas BRT
Network ini adalah sebagai berikut.
1. Kak Monic
Buat yang sudah kenal Kak Monic dan sering
kerja bareng di BRT Network, mungkin sudah hapal gimana tegasnya beliau. Termasuk
saat mengawal kelas di BRT Network.
Sebetulnya saya sendiri tahu Kak Monic jauh
hari dari sebelum beliau terjun di dunia blogging. Waktu itu saya sudah
berteman Facebook dengannya saat Kak Monic masih aktif menulis buku.
Saat akhirnya sama-sama terjun di dunia blogging,
dari sanalah saya akhirnya paham kenapa banyak buku Kak Monic yang sampai best
seller. Ternyata memang karakternya all out kalau sedang fokus pada suatu
bidang, komitmennya tinggi, dan disiplin.
Asyiknya orang yang kerja dengan beliau jadi
ikut terbawa ritmenya. Kalau kerja setengah-setengah, kayaknya mending
jauh-jauh saja deh dari Kak Monic. Dan saya setuju sih, yang kerja
setengah-setengah itu memang jatuhnya bakal bikin hasilnya jadi berantakan.
Yang saya salut, meski punya kemampuan menulis
yang ciamik, Kak Monic ini bisa mengembangkan diri menjadi blogger yang juga
harus menguasai hal lain. Misalnya urusan coding atau hal teknis lain dari
blog.
Baca juga jurus menang lomba blog a la Yuniari Nukti
2. Kak PeWe
Karena kenal Kak Monic dari sebelum ngeblog,
saya pun tahu nama Kak PeWe juga dari sejak beliau belum menjadi blogger. Waktu
itu Kak Monic sering cerita di Facebooknya tentang suaminya ini. Sampai-sampai,
banyak yang penasaran dan nge-add Facebook Kak PeWe. Tapi kayaknya waktu itu
banyak yang nggak direken (cara bahasa Jawanya untuk kata dipedulikan) deh sama
Kak PeWe.
Baru ketika Kak PeWe juga terjun di dunia
ngeblog, beliau mulai membuka diri di dunia maya. Ternyata, orangnya ini
menurut saya asyik juga.
Karena basicnya bidang teknologi, jadinya di
dunia blog, Kak PeWe ini bisa ngoprek hal-hal teknis lain yang bikin sebuah
blog jadi lebih berkualitas. Saya salutnya, beliau bisa menemukan formula-formula
terkait SEO dari sebuah blog.
Misalnya saat di kelas BRT terkait blogging ini,
Kak PeWe membagikan apa saja parameter yang bisa membuat sebuat blog terutama
sebuah post blog jadi berkualitas. Utamanya di mata Google.
Plek ketiplek sama Kak Monic, Kak PeWe ini
juga kalau kerja nggak suka yang ngasal. Semuanya memang butuh proses kerja
keras.
3. Kak Priyo
Nah selain dua coach tadi, untuk coach yang
lain secara pribadi saya baru tahunya hanya sekilas di dunia blogging. Salah
satunya Kak Priyo.
Di kelas BRT Network, menurut saya Kak Priyo
ini yang paling enak kalau menerangkan hal-hal yang menurut saya rumit tentang blog.
Mungkin karena basicnya guru kali ya.
Jadi beliau kalau menerangkan itu bisa
detail, runut, dan sistematis. Terutama terkait alat apa saja yang digunakan
untuk membuat blog dinilai berkualitas. Misalnya Googgle Analytic atau Google
Search Console. Nggak heran kalau Kak Priyo sering jadi pembicara di beberapa webinar
terkait blogging.
4. Kak Zen
Kalau urusan tools itu Kak Priyo, nah Kak Zen
ini yang menurut saya asyik untuk urusan berbagi pengetahuan tentang coding. Jadi
kalau ada masalah yang diajukan oleh peserta di kelas BRT, Kak Zen yang sering
kasih solusi gimana harus ngoprek codingnya di setting html.
Salah satu ilmu yang bakalan paling saya
ingat banget dari beliau adalah menonaktifkan sebuah html. Sejak pengalaman
saya bisa sukses ngoprek lang id yang sampai menonaktifkan widget adsense, saat
saya menulis ini, saya masih berusaha menonaktifkan menu lima halaman yang
bikin struktur header blog saya jadi kurang SEO di mata Google pakai ilmunya
Kak Zen.
5. Kak Marita
Kalau nama Kak Marita sebetulnya sering saya
tahu sejak awal-awal ngeblog dan sering satu grup kerjaan yang terkait seputar tema
momblogger. Nggak dinyana, ternyata Kak Marita ini jago juga urusan codingnya.
Di kelas BRT Network, Kak Marita juga banyak
kasih solusi yang cenderung terkait urusan coding. Apalagi beliaunya juga
sama-sama pengguna Blogspot. Jadi beberapa pengalamannya mengatasi masalah blog
cukup banyak membantu peserta lain termasuk saya di kelas tersebut.
Baca juga yuk apa yang bisa seorang ibu lakukan saat bisa liburan
6. Kak Ge
Nah, kalau Kak Ge ini saya kurang bisa banyak
cerita tentang beliau. Menurut saya Kak Ge ini aslinya ilmunya cukup mumpuni di
dunia blog. Tapi di kelas BRT Network, yang saya amati, Kak Ge lebih banyak
memersilakan coach lain untuk membantu menyelesaikan permasalahan seputar
blogging.
Sampai-sampai saya berpikir, sepertinya Kak
Ge ini pakai ilmu padi merunduk. Ilmunya yang berasal dari pengalamannya
aslinya banyak. Tapi Kak Ge seperti masih sungkan dengan para coach lain di
grup kelas blogging BRT Network.
Pengalaman Para Peserta Lain di Kelas Gratis BRT Network
Salah satu hal yang saya salut dari Kelas Gratis
BRT Network adalah peluang bagi para pesertanya untuk saling membantu peserta
lain dalam menyelesaikan masalah blognya.
Di kelas BRT Network, para blogger yang ikut
dibagi ke dalam beberapa kelompok. Saya masuk ke dalam grup H dengan beberapa
blogger yang namanya sudah sering saya temui di grup blogger lain.
Dua di antaranya adalah Mbak Muna dan Mbak
Lail. Kalau Mbak Lail saya kenal karena sesekali sama-sama ikut blog walking di
sebuah grup blogger. Sedangkan Mbak Muna ini bisa dibilang teman dekat
gara-gara sama-sama ngeblog dan sama-sama dari Lamongan.
Kesan yang mereka dapatkan dari Kelas Gratis
BRT Network antara lain sebagai berikut.
1. Tambah ilmu dan relasi
Ada beberapa kesamaan antara saya dengan Mbak
Lail. Yang pertama, sama-sama kenal dunia blogging sudah sejak lama tapi baru
serius di beberapa tahun terakhir ini. Yang ke dua, kami sama-sama menjadikan
blog sebagai salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan.
Baca juga caranya biar bisa dapat cuan atau untung dari blog
Hal itu juga yang mendasari Mbak Lail untuk
ikut kelas blogging yang diadakan BRT. Dan bagi beliau, kelas ini sangat
membantunya untuk lebih berkembang di dunia blogging. Ia juga merasa senang
karena bisa menambah ilmu dan relasi di dunia blogging.
Mbak Lail ini menurut saya pribadi, orangnya
juga pantang menyerah. Jadi waktu itu beliau belum memasang Google Analytic dan
Google Search Console untuk blognya. Sewaktu di kelas blogging, beliau sampai
tanya sana sini dan terus berusaha agar blognya bisa terpasang dua perangkat
tersebut.
Karena itu dari pengalamannya ikut kelas
blogging di BRT, menurutnya semua coach paling berkesan. Kata Mbak Lail, para
coach di kelas tersebut sangat detail dalam menyampaikan materi.
Blognya bisa dilihat di sini ya: http://istiqomahsweet.com
2. Deg-degan yang Berujung pada Rasa Senang
Kesamaan saya dengan Mbak Muna adalah
sama-sama awalnya ngeblog untuk senang-senang dan dokumentasi. Kalau Mbak Muna
sendiri waktu itu mengawali ngeblog di tahun 2010 untuk menyimpan karya-karya
semasa kuliah.
Di tahun 2016, akhirnya Mbak Muna menjadikan
blognya TLD dan dari sanalah akhirnya Mbak Muna mengawali langkahnya untuk
menjadikan blog sebagai cara untuk menghasilkan uang.
Sewaktu BRT mengumumkan membuka kelas
blogging, ia pun antusias dan langsung mengisi form yang ada. Sudah sejak lama
ia ingin ikut kelas tersebut. Namun karena kesibukan, niatnya pun selalu ia
urungkan.
Di kelas blogging yang diadakan BRT, ia
merasa jadi bisa menambah keahlian di bidang utak-atik html. Awalnya ia merasa
bingung dan deg-degan. Namun saat akhirnya bisa menyelesaikan tugasnya, ia mengaku
merasa luar biasa senang.
Menurutnya semua coach di kelas BRT ini
begitu berkesan. Masing-masing bisa memberikan ilmu tanpa ada tumpang tindih
antara satu dengan yang lainnya.
Di kelas gratis tentang blogging, Mbak Muna mengikutsertakan salah satu blognya yaitu http://genmuda.xyz
Itu dia cerita pengalaman saya dan beberapa
teman waktu ikut Kelas Gratis BRT Network. Gimana nih buat yang belum ikut,
pastinya tertarik kan kalau BRT mengadakan kelas blogging lagi? Buat yang
pernah ikutan, cerita dong di kolom komentar bagamana pengalaman yang pernah
dirasakan saat ikut kelas ini.
Asyik banget kelas BRT ini ya mbak, bisa belajar coding dengan para profesional yang memang mumpuni. Saya dulu awal-awal ngeblog di tahun 2012-an, belajar otodidak, kalau buntu ya ga ada tempat tanya.
ReplyDeleteEnaknya masa sekarang, orang-orang baik menyediakan wadah untuk belajar. Jadi pengen ikutan juga
Wahhh keren ini ada wadah untuk belajar mengembangkan blog agar bisa lebih terstruktur seperti ini, walaupun udah lama ngeblog bertahun-tahun tapi ada rasanya pengen ikut kelas ini agar tujuan dari ngeblog bisa lebih fokus dan pengembangan blognya bisa lebih tertata lagi.
ReplyDeleteWah toolsnya bagus banget tuh bisa cek kesalahan yang ada diblog ya, ektensi browsernya mantul banget