Ada yang sudah tahu lagu yang judulnya 'Bukan
Lagu Laptop Biasa' punyanya Fiersa Besari? Yang bilang lebay, yang bilang laptop
saja kok sampai dibikinin lagu, cung!!!
Kalau saya sih, termasuk yang bakalan ngacung. Tapi pakai dua jari jempol.
Ya iya lah, soalnya jarang-jarang lho ada cara
komunikasi sekreatif itu untuk menjelaskan sebuah produk. Apalagi produknya
sebuah laptop.
Buat yang belum tahu, jadi begini, ada
lagunya Fiersa Besari yang menjelaskan tentang ASUS OLED. Kalau cerita di video
klipnya, ada seorang wanita yang datang ke sebuah toko laptop dan dia
kebingungan memilih laptop yang sesuai dengan kebutuhannya.
Cuplikan adegan video klip Bukan Lagu Laptop Biasa |
Wanita itu tadi lalu bertemu seorang pria
yang kemudian menjelaskan tentang teknologi ASUS OLED lewat sebuah lagu.
Uniknya, pria yang menerangkan lewat lagu itu malah bukan pegawai tokonya lho.
Yang penasaran, yuk deh lihat video klipnya
di Youtube. Kalau Fiersa yang juga musisi ini bisa menjelaskan lewat lagu, nah
saya sebagai konten kreator yang salah satunya mengambil peran sebagai blogger,
menjelaskan lewat tulisan ini ya tentang kenapa ada ASUS OLED yang diciptakan
sebagai laptop yang tidak biasa.
Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2018/09/semakin-produktif-dengan-ASUS-X555.html
Teknologi Itu Seharusnya Memudahkan Kehidupan
Ada bagian di lirik lagunya Fiersa, Bukan
Lagu Laptop Biasa, yang membuat saya tersadar. Ya, sebagai seorang konten
kreator, saya juga setuju bahwa produktif berkarya itu mesti diimbangi dengan
hidup yang sehat dan juga bahagia.
Kita bisa produktif berkarya
Hidup sehat, juga bahagia
Teknologi membuat semua lebih mudah
Di balik lirik dalam tiga baris itu, ada
beberapa kenyataan yang kerap saya alami saat menjadi konten kreator.
1. Konten kreator dituntut untuk selalu produktif
Saya pernah membaca sebuah pertanyaan dan
jawaban di Quora tentang sebuah fakta tentang Youtube. Waktu itu pertanyaan
yang dilontarkan salah seorang Quoran adalah kenapa ada orang yang sampai
menjual akun Youtube-nya.
Ada Quoran lain yang menjawab, alasannya
adalah karena seorang Youtube itu harus rajin memproduksi paling tidak satu
konten setiap harinya. Jika tidak, apalagi jarang, Youtube bakal kurang
memprioritaskan konten-konten selanjutnya dari akun Youtube tersebut untuk
ditayangkan di timeline.
Hal senada sempat juga secara tidak langsung
dilontarkan Mbak Ima Satrianto atau yang biasa dipanggil dengan Mbak Manda, yang
kini sukses dengan channel Youtube kulinernya. Dalam sebuah webinar, waktu itu
yang saya tangkap, katanya awal-awalnya ia pun sampai harus sering membuat
konten dan segera menguploadnya di channel Youtubenya.
Tak heran dalam waktu hitungan bulan, Mbak Manda
berhasil mendapat kepercayaan untuk menghasilkan dolar lewat Adsense dari akun
Youtubenya tersebut. Sekali lagi, semua itu Mbak Manda dapatkan setelah
perjuangan seproduktif mungkin untuk membuat kontennya.
Beda lagi dengan Youtuber yang dasarnya sudah
memiliki ketenaran seperti Deddy Corbuzier. Dia sudah terkenal kualitas kontennya
dan para subscribernya pasti selalu menunggu karyanya. Atau beda lagi dengan
Ria Ricis yang punya tim kreatif. Orang-orang seperti mereka, yang awalnya
berangkat dari label seorang artis dan sudah dikenal oleh banyak orang, tingkat
produktivitasnya benar-benar mengejar kualitas dan bukan lagi kuantitas konten.
Saya sendiri punya akun Youtube yang
sayangnya hingga kini masih kurang terurus. Channel Cerita Anak Ceria
sebetulnya saya buat untuk diisi dengan konten-konten aktivitas anak-anak.
Sementara kalau tadi faktanya Youtube seperti
itu, coba tebak saja, bagaimana nasib video-video saya di channle tersebut?
Karena jarang upload, nggak konsisten, otomatis, viewer-nya sedikit. Kalau
seperti itu, sampai kapan bisa dapat adsense?
Begitu halnya akun TikTok dan Instagram.
Sampai saat ini masih tidak konsisten saya isi. Hasilnya juga bisa ditebak deh
ya…
Makanya di 2022 nanti, saya janji mau lebih
disiplin dan konsisen untuk mengisi tiga media sosial tersebut. Namanya saja
konten kreator. Kalau kreasinya kurang, ya jadinya ngabodor! Itu kalau kata
orang Sunda. Karena konten kreator memang mesti fokus, kalau nggak ya jadinya
lucu.
2. Produktivitas itu mesti diimbangi dengan hidup yang sehat
Ada di hari-hari tertentu ketika mata saya
terasa menebal. Bahkan untuk membaca Alquran setiap pagi saja, huruf-hurufnya
arabnya jadi terlihat samar.
Itu masih keluhan mata. Belum lagi kedua siku
tangan yang jadi terasa nyeri. Saat periksa ke dokter, keceplosan deh akhirnya
saya bilang kalau apa mungkin nyeri tangan saya itu terjadi karena seringnya
tiduran sambil pegang hp. Eh, dokternya menjawab pendek, “Bisa jadi,” sambil
nyengir.
Mungkin kali ya dalam hati dokternya
ngebatin, “Lah, mbaknya tahu sendiri tu masalahnya gara-gara apa!”
Mata yang menjadi samar saat dipakai membaca,
tangan yang nyeri, adalah titik di mana setelah berhari-hari sebelumnya, saya
memang sedang banyak-banyak deadline yang mesti dilakukan.
Mulai dari bikin konten di Twitter untuk
lomba, edit foto untuk Instagram, edit video untuk job profil UMKM, sampai
membuat ilustrasi lewat Canva.
Semuanya itu saya lakukan dengan posisi tiduran
dan menyusui bayi. Sementara itu kedua tangan saya sibuk membuat konten-kontes
tersebut di hp.
Buat para momblogger, pasti tahu lah ya
bagaimana rasanya hectic antara kerjaan di rumah dengan anak-anak yang masih
pada kecil-kecil. Jadinya kalau ada waktu senggang atau peluang sedikit saja,
langsung deh dipakai untuk membereskan kerjaan. Pokoknya multitasking
dimaksimalkan!
Langsung shut down laptop karena yang bayi sudah ikut minta ngetik. |
Sampai-sampai, urusan kesehatan pun diabaikan.
Padahal seharusnya, produktivitas itu perlu diimbangi dengan menjaga kesehatan.
3. Di balik karya yang gemilang, ada konten kreator yang berkarya dengan bahagia
Buat teman-teman bloger, bagaimana rasanya
jika diburu deadline, harus membuat sebuah tulisan, eh tapi posisinya habis
kesal karena lihat depan rumah berantakan? Huhuhu, itu saya!
Iya, beberapa waktu yang lalu saya sedang
kesal banget sama tukang PDAM yang nggak sinkron kerjanya dengan para tukang
yang memasang pipa gas. Yang satu habis gali, eh dibiarkan gitu saja lubangnya
menganga. Nanti sudah dibereskan, eh digali lagi dan dibiarkan lagi berantakan.
Eh lha kok jadi curhat! Maaf…
Tapi beneran, hal itu bikin mood saya jadi
jelek lho. Sampai-sampai pas mau bikin tulisan untuk blog, sudah break down
poin-poinnya, eh tetap nggak bisa juga disusun jadi satu tulisan.
Atau jangankan satu tulisan. Untuk membuat
caption foto atau video saja rasanya hilang semua ide yang ada.
Jujur, saya bukan seperti Teh Pipiet Senja
yang katanya setelah mengalami masalah berat sekalipun, dia bisa tetap stabil
pikirannya untuk menulis. Pernah di suatu kesempatan saat saya menjadi reporter
dan mewawancarainya, beliau mengaku bisa lho setelah ada masalah rumah tangga,
lalu beberapa menit kemudian dia menulis tulisan komedi dengan lancar.
Wah kalau saya, meski juga bukan orang yang
moody, tapi bahagia itu jadi unsur penting dalam psikis agar bisa tetap waras
saat menulis.
4. Teknlogi bisa membuat tiga poin tadi terpenuhi
Bagaimana caranya agar kita bisa tetap
produktif, tetap sehat, juga tetap bahagia? Jawabannya ya lewat teknologi.
Sebagai ciptaan manusia, teknologi memang diciptakan untuk membantu kehidupan
manusia itu sendiri.
Misalnya di urusan kesehatan, kalau mau diet,
kita bisa pakai aplikasi untuk memantau program diet kita. Di hp, kalau mau
mengurangi efek biru ke mata, kita bisa setel tampilan perisai nyaman mata.
ASUS OLED. Sumber foto: ASUS |
Lalu saat Fiersa bilang ASUS OLED adalah
teknologi yang membuat semua jadi lebih mudah, saya jadi penasaran, seperti apa
sih kemampuan teknologi ASUS OLED? Kok katanya bisa memudahkan kita dalam berproduktivitas,
jaga kesehatan, juga kebahagiaan?
Kira-kira laptopnya bisa bikin saya tetap waras, sehat jasmani rohani nggak ya, di tengah tuntutan produktivitas yang makin hari makin menggila?
Melihat Objek dari Layar Laptop dengan Cara yang Benar
Istilah OLED atau singkatan dari Organic
Light-emitting dode akhir-akhir ini sepertinya sudah tidak asing yang kita
dengar atau baca. Tren layar OLED di laptop sudah mulai diramaikan oleh
berbagai brand.
Dari yang saya baca, ASUS sendiri menggunakan
teknologi layar OLED di berbagai jajaran laptopnya. Selain itu, teknologi ini
juga akan diadopsi ke sebagian besar lini laptop ASUS yang akan datang.
Setelah ngublek-ngublek info di https://oled.asus.web.id/?utm_source=Blogger&utm_campaign=BloggerCompetition&utm_id=BloggerCompetition, saya kok jadi teringat beberapa pengalaman selama ini saat menekuni profesi konten kreator. Beberapa masalah yang sampai saat ini saya alami adalah sebagai berikut.
1. Harus berkutat lama dengan sesi editing warna
Editing warna menurut saya suka menuntut
banyak waktu. Misalnya saja foto. Hal yang paling sering saya utak-atik adalah
menambah detail kejelasan foto. Mulai dari struktur dan penajamannya.
Selanjutnya, saya juga paling sering utak-atik saturasi, suhu, pencahayaan,
juga terang dan gelapnya foto.
Nah, kalau sudah ngublek lama di tahap
editing, penampakannya sudah genjreng paripurna, baru saya post.
Tapi, setelah saya baca tentang ASUS OLED,
lalu ada fakta tentang beberapa kemampuannya, saya jadi berpikir banyak tentang
kesalahan yang sudah saya lakukan hingga detik ini di tahap editing.
Dengan teknologi ASUS OLED, kita bisa melihat
tampilan di layar yang itu adalah hasil reproduksi 100% warna pada color space DCI-P3
atau setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Ini artinya kita akan melihat
visual dengan lebih baik yang akurat seperti aslinya, warnanya kaya, dan
detail.
Kalau di ASUS OLED hasilnya perbandingannya
seperti ini jika dibandingkan dengan layar biasa…
Perbandingan layar LCD dibandingkan layar ASUS OLED. Sumber foto: ASUS |
Kecanggihan laptop yang menggunakan ASUS OLED
ini memiliki standar kalibrasi warna yang tinggi dan telah mendapatkan
sertifikasi PANTONE Validated Display. Jadinya laptop dengan layar ASUS
OLED bisa menampilkan warna sebagaimana wujud aslinya di kenyataan.
Coba deh, berarti selama ini saya banyak
buang-buang waktu saja kan gara-gara edit warna! Karena aslinya warna foto saya
sudah benar, nggak salah apa-apa.
Saya jadi teringat waktu ada di job foto
sebuah produk susu UHT untuk anak. PIC di campaign tersebut sempat protes ke
salah satu influencer di grup terkait warna produk kotak susunya. Katanya kok
aneh, nggak sesuai dengan produk aslinya.
Saat itu saya sendiri hanya menggunakan
editing struktur dan ketajaman foto. Untungnya tangan saya tidak over editing seperti
biasanya untuk menambahkan saturasi sehingga tampilan foto jadi lebih jreng.
ASUS OLED ini juga tersertifikasi oleh DisplayHDR 500 True Black dari VESA. Sertifikasi teknologi pada ASUS OLED ini memungkinkan kita bisa melihat dan mengolah konten multimedia dengan format HDR yang seperti aslinya.
Pokoknya pakai ASUS OLED, nggak ada lagi lah sampai salah edit gara-gara yang terlihat di layar sudah nggak sesuai dengan kenyataan.
2. Warna Objek Sering Terpengaruh dengan Kapan Waktu Saya Bekerja
Ini bisa dibilang kesimpulan yang unk, tapi
benar. Maksudnya begini, kalau saya kerja pakai laptop di saat ada matahari
atau di dalam ruangan yang terang banget, otomatis kan pencahayaan yang keluar
dari laptop lebih terang. Ini dikarenakan mata kita terpengaruhi oleh cahaya
berlimpah yang sudah ada, sehingga cahaya yang keluar dari laptop pun ikut
terang.
Begitu juga sebaliknya. Kalau pas saya
bekerja di malam hari, apalagi jamnya anak tidur dan saya harus lebih mengalah
dengan bekerja di ruangan temaram, tentunya saya tidak bisa menyetel laptop
dengan cahaya terang benderang. Alamat bisa silau lah mata saya.
Dan yang terjadi kemudian, lambat laun saya
sadari kalau warna tampilan objek di layar laptop juga mengikuti kekuatan cahaya
yang kita setting terpancar dari layar.
Akurasi warnanya menurun. Kalau buat konten
kreator, sekali lagi apalagi jika kontennya terkait produk tertentu, alamat bahaya
kalau sampai ada warna yang jadi beda dengan produk aslinya.
Fakta turunnya akurasi warna ini terjadi
karena sebagian besar laptop menggunakan 2D color gamut sebagai referensi. Ini nggak
akan kejadian di seri ASUS OLED yang pakai 3D color gamut. Jadi rentang
warnanya lebih luas.
Perbedaan LCD dengan ASUS OLED pada tingkat kecerahan rendah. Sumber foto: ASUS |
Ibaratnya kalau kita ke toko kain sambil bawa
contoh warna, kita bisa nemu warna yang plek ketiplek sama dengan contoh yang
kita bawa karena tokonya banyak varian warnanya. Bukan warna yang cuma mirip.
Atau ibarat yang lain, kalau kita ke toko
saat ada matahari atau enggak, itu beda lho warna barang yang kita lihat. Sampai-sampai
ada yang pernah bilang, kalau beli sesuatu, jangan malam deh. Warnanya nggak
sesuai dengan apa yang sebenarnya kita mau.
Nah, kedua pemisalan itulah yang saya
simpulkan dari teknologi ASUS OLED. Keberadaan 3D color gamut membuat rangkaian
laptop ASUS OLED punya color volume 60 persen lebih besar dibanding laptop
dengan teknologi layar yang LCD.
Mau kerja malam atau siang, warna objek di layar ya tetap jelas, kaya, juga akurat. Meskipun kita sedang setting di kecerahan rendah pada layar.
3. Hitam dan Putih Itu Punya Banyak Saudaranya
Kalau pas edit warna template blog, bikin ilustrasi,
atau bikin infografis, saya itu suka sering mengumpulkan banyak kode warna yang
menurut saya bagus untuk dipakai. Dua warna yang sering saya pakai rentang
kombinasinya adalah hitam dan putih. Pasalnya dua warna ini kalau dipadukan
memang menimbulkan tampilan yang elegan.
Tapi buat yang suka main desain, mesti sudah
pada tahu kalau hitam dan putih itu punya banyak saudara. Misalnya si warna hitam
saja punya saudara-saudara bernama black coffee, allen back, black chocolate, dan yang
lainnya.
Kalau kerjanya pakai gadget dengan teknologi layar biasa, ya alamat, yang keluar mirip-mirip saja hitamnya. Susah dibedakan.
Beda kalau pakainya
ASUS OLED yang punya rasio kontras 1.000.000 : 1. Teknologi ini terdiri dari jutaan lampu LED berukuran sangat kecil yang bisa
dimatikan secara sepenuhnya sehingga keluarlah warna hitam yang sempurna dengan
kontras warna yang tinggi.
Perbedaan warna black dengan black steel |
Dengan teknologi ASUS OLED, hitam yang sesungguhnya yang pakai kode #000000 ya akan keluar sebagai si hitam paripurna, begitu kali ya istilahnya. Dia nggak akan mirip dengan black steel misalnya yang pakai kode #262335.
4. Mengira Video Blur Ternyata Aslinya Nggak
Saya pernah ada di kondisi habis shoot video dengan
pengambilan sambil naik kendaraan motor. Pas edit, rasanya kok pengen take ulang. Lha
gimana enggak, orang gambarnya jadi blur nggak jelas.
Biasanya kalau ketemu seperti itu, saya coba edit
dengan dua cara: distabilkan pakai Google Photo, atau saya perlambat durasi
geraknya.
Padahal kalau melihatnya pakai laptop
rangkaian ASUS OLED, semuanya itu tadi nggak seburuk yang sampai bikin saya
ingin take ulang. Ini karena ASUS OLED punya response time yang sangat kencang
hingga 0,2ms atau 50 kali lebih kencang dari layar laptop umumnya.
Blur pada LCD dan tidak pada ASUS OLED. Sumber foto: ASUS |
Teknologi itu tadi membuat tampilan gerak di video yang kita lihat jadi lebih tajam dan lebih detail. Dan seperti urusan warna di pembahasan tadi, lagi-lagi masalahnya ya memang ada di keterbatasan teknologi layar gadget yang nggak secanggih ASUS OLED.
Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2019/01/ASUS-ZenBook-UX391UA.html
3. Keluhan pada mata
Produktif, tapi nggak sehat, ya percuma! Dan
itu juga sepertinya yang dipikirkan oleh ASUS dengan menghadirkan teknologi
ASUS OLED.
Pas saya buka webnya ASUS OLED, jujur saya sempat berpikir seperti ini: Itu warna di layar ASUS OLED bisa se-bright dan se-strong
kayak gitu, nggak bikin capek di mata apa ya? Karena buat saya yang suka
sensitif sama cahaya menyilaukan, rasanya nggak kuat kalau harus berhadapan
dengan layar gadget yang menampilkan tampilan terlalu mencolok.
Itu masih urusan editing. Belum lagi kalau
pas saya yang kadang bisa ngoprek html template blog hingga berjam-jam lamanya.
Akhir-akhir ini sudah suka sering ngeluh pegel nyut nyut saja ni mata rasanya.
Tapi pas saya baca-baca lagi, ternyata
enggak. Kuncinya ada di fitur Eye Care. Fitur ini bisa mengurangi
paparan radasi sinar biru pada layar sampai 70 persen. Jadi orang seperti saya
nggak perlu lagi khawatir kalau sampai mata jadi nyut nyut dan nggak kuat di
depan laptop.
Fitur Eye Care pada ASUS OLED yang membuat mata lebih nyaman. Sumber foto: ASUS |
Fitur Eye Care ini nggak kemudian bikin kita jadi
dapat masalah baru yaitu warna yang nggak sesuai dengan aslinya lho. Karena di beberapa gadget, ada sih memang fitur eye carenya. Eh tapi
malah bikin tampilan di gadget kok jadi menguning.
Pikir saya, iya sih radiasi sinar birunya teratasi. Tapi nggak kemudian kok warna tampilannya jadi kayak kekurangan warna biru juga kali...
Nah untuk teknologi ASUS OLED, kualitas
reproduksi dan akurasi warna tetap dipertahankan. Dan ini terjamin dengan
adanya sertifikasi Low Blue Light and Flicker Free dari TUV Rheinland.
Ini artinya memang kemampuan fitur Eye Care yang
sinkron dengan dipertahankannya kualitas tampilan warna di layar pada ASUS OLED,
sudah melewati pengujian lembaga khusus yang diakui internasional.
Teknologi untuk Solusi Tuntutan Produktivitas Konten Kreator yang Berpacu dengan Urusan Rumah dan Anak
Saat membuat konten, biasanya ada beberapa
tahap yang saya lakukan. Yang pertama, membuat perencanaan apa yang akan
dilakukan. Mulai dari siapa yang mau dishooting, shootingnya nanti seperti apa,
tempatnya di mana saja, lalu kalau sampai Plan A gagal, Plan selanjutnya apa.
Begitu juga kalau kontennya foto. Saya mesti
mikirin dulu nih, nanti fotonya mau dibuat seperti apa.
Sedangkan kalau kontennya tulisan atau
blogpost, biasanya saya sambil browsing-browsing bahan dulu di internet. Kadang
saya juga buat beberapa coretan untuk breakdown ide.
Kalau sudah, lanjut tahap ke dua, eksekusi.
Shooting video, take photo, atau nulis post blog. Tanpa kematangan tahap
pertama, biasanya tahap ini bisa berantakan.
Ketahuannya pas di tahap ke tiga, editing.
Rasanya nggak puas waktu lihat bahan yang diolah kok kurang bagus. Kalau video
atau foto bisa sampai take ulang. Nulis juga jadi banyak edit tambal sulam cari
bahan lagi.
Sebagai momblogger, kerjaan sebanyak itu
berpacu dengan urusan rumah dan anak-anak pastinya. Untuk itu keberadaan
teknologi benar-benar saya butuhkan untuk membantu semua urusan tadi biar
berjalan sesuai target.
Untuk itu seluruh laptop yang berteknologi
ASUS OLED juga dilengkapi dengan beberapa teknologi penunjang produktivitas, di
antaranya:
1. Windows 10 Home dari Microsoft
Jadi benar-benar satu paket pas untuk dipakai
oleh mereka yang produktivitasnya tinggi yang ditunjang dengan perangkat
laptop.
Teknologi Windows 10 pada rangkaian ASUS OLED
ini memiliki fitur yang cocok dengan berbagai aplikasi terutama yang dibutuhkan
konten kreator. Beberapa aplikasi penunjang konten kreator yang bisa dijalankan
di Windows 10 antara lain misalnya:
- Open Office untuk content writing
- Evernote yang biasanya sering saya pakai
untuk breakdown ide di tahap perencanaan pembuatan konten
- Canva untuk urusan bikin ilustrasi konten
blog, video, dan foto, sampai infografis penunjang postblog
- Animation desk untuk bikin animasi
- Snapseed andalan saya untuk edit foto
- Google Webmaster Tools, kalau para blogger
sudah paham banget sama yang satu ini untuk ngubekin SEO.
Laptop seri ASUS OLED yang pakai Windows 10
juga kompatibel untuk beberapa perangkat andalan konten kreator seperti pen
tablet atau dial.
2. Intel Core generasi ke-11
Laptop modern ASUS OLED sudah diperkuat oleh
prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan
keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang
dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga.
Seperti namanya yang pakai istilah Tiger, prosesor ini sangat mendukung banget kerja para konten kreator yang butuh gerak cepat dan bukan kerja dengan laptop yang lambat.
Buat orang seperti saya yang pernah kerja dengan laptop tapi kurang punya kapasistas untuk dipakai edit video, mesti tahu rasanya. Baru satu gerakan saat mengedit saja, loadingnya butuh waktu beberapa detik.
Kalau saya pas lagi ngelembur, bisa kali ditinggal bikin mi goreng dulu sambil nunggu kursornya pindah tempat!
Itu masih ditambah tantangan harus meminimalisir membuka tampilan program lain, biar kerja laptop nggak berat.
Selain itu, teknologi prosesor ini juga memberikan ekstra performa grafis lebih menarik terutama di animasi 3D.
3. Office Home & Student 2019
Masih di urusan penunjang produktivitas,
rangkaian ASUS OLED dilengkapi dengan Office Home dan Student 2019. Di dalamnya
termasuk ada program Word, Excel, dan Power Point.
Enaknya, kesemuanya ini gratis seumur hidup. Kita
bisa selalu akses ke fitur yang kita kenal dan suka. Terus ada pembaruan
keamanan yang rutin biar perangkat, program, dan data kita di dalam laptop jadi
terlindungi.
Sudah deh, nggak usah kebayang nembak program
bajakan. Program aplikasi Office di rangkaian ASUS OLED semuanya asli. Jadi biar barokah yah hasil kita bikin konten pakai laptop karena nggak pakai program bajakan.
Windows & Office 2019 di ASUS OLED yang bisa mendukung kreatifitas. Sumber foto: ASUS |
4. Windows Hello
Untuk urusan menunjang produktivitas,
tentunya perlu gerak cepat. Salah satu cara untuk menghemat waktu adalah bisa buka
laptop dan bisa cepat langsung dipakai. Kalau mau buka laptop saja kitanya
masih berhadapan dengan sandi ini itu, waduh, alamat malu karena kalah cepat sama James
Bond!
Sebagai laptop yang memiliki teknologi untuk menunjang produktivitas, untuk itulah rangkaian ASUS OLED memermudah pemakainya untuk urusan fitur keamanan. Kita bisa pakai sidik jari yang bikin laptop punya kita ya kita sendiri yang bisa akses. Tapi, juga nggak pakai lama untuk diakses.
Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2021/01/produktif-dengan-ASUS-VivoBook-14-A416.html
Alhamdulillah di Tahun 2022 Saya Punya Laptop ASUS OLED
Ceritanya main afirmasi nih. Katanya ilmu law
of attraction kan kita mesti ngebayangin dulu, lalu bersyukur sambil merasakan
seperti sungguhan sudah mendapatkannya.
Kalau bisa punya salah satu saja dari seri ASUS
OLED, si laptop yang tidak biasa, saya bisa bikin konten dengan melihat objek
dari layar laptop lewat cara yang berbeda. Berbedanya itu, mata kita bisa melihat layar dengan tampilan objek yang benar. Nggak sesat!
Nggak ada lagi acara menyalahkan warna yang terlihat palsu di
layar. Karena aslinya, warna hasil jepretan sudah sesuai dengan objek
yang terlihat di mata.
ASUS OLED yang digadang-gadang bisa membuat
siapa saja melihat kualitas visual dengan lebih kaya, warna yang akurat, serta
aman untuk mata, tentunya jadi modal utama buat para konten kreator seperti
saya. Makanya yang baca tulisan ini bantu doain saya bisa punya salah satu dari
ASUS OLED ya. Biar makin wuz wuz cari cuan lewat bikin konten. Aamiin…
Kalau di webnya ASUS OLED, sampai saat ini, sudah ada beberapa jenis laptop yang layarnya pakai teknologi ini. Antara lain,
VivoBook Ultra 15 OLED (K513)
VivoBook Ultra 15 OLED (M513)
ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582)
ZenBook Pro 15 OLED (UX535)
ZenBook 13 OLED (UX325)
ZenBook 13 OLED (UM325)
ZenBook Flip S OLED (UX371)
ZenBook Flip 13 OLED (UX363)
Untuk sekarang laptop ASUS OLED bisa kita dapatkam dengan harga delapan jutaan. Di Indonesia, ada laptop VivoBook Ultra 15 OLED (K513) dengan harga Rp8.599.000.
Merek ASUS sendiri sudah jadi merek laptop
langganan sejak awal saya punya netbook. Tahun 2008 saat jadi dosen di Batam,
saya memilih ASUS Eee PC 700.
Lalu tahun 2012 ganti pakai ASUS Eee PC
1025C. Dan netbook ini sudah bertahan sampai sekarang lho. Barokah bener ni
barang masih bisa dipakai sampai sembilan tahun!
Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2018/09/asus-laptopku.html
Alasannya pakai ASUS lagi ASUS lagi, soalnya
mereka selalu jeli melihat kebutuhan masyarakat lalu berinovasi dan
mengeluarkan produk yang memang dibutuhkan.
Sekarang umur sudah 40 tahun, kemampuan mata
mulai menurun, tapi kerjaan pakai laptop makin meningkat, rasanya udahan deh
main yang mini-minian. Matanya juga sudah capek perang perkara warna.
2022 punya ASUS OLED ya Ya Allah. Aamiin…
(lagi)
Biar bisa kayak yang di lirik lagunya Fiersa. Saya
bisa lebih produktif berkarya, hidup jadi lebih sehat dan waras dengan bahagia,
karena ada teknologi yang memermudah dan mengerti segala urusan kerjaan saya.
Aamiin. Ikut mengaminkan doa Ika. ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513 💻
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Lia 🙏😍
DeleteMau ngeblog tapi lihat rumah berantakan, iikkhh ikutan kesal juga, capek beberes eh udah capek duluan bikin konten, mengaminkan doanya mbk, memiliki si cantik asus oled
ReplyDeleteKalau aku suka banget sama fitur eye care-nya, Mbak. Karena laptop bunda adalah laptop anak juga, jadi aman buat anak-anak juga. Semoga bisa ada rejeki upgrade ASUS di rumah dengan ASUS OLED ini. Aamiin :)
ReplyDeleteASUS OLED beneran solusi banget buat para konten kreator. menunjukkan warna yang nyata jadi ngga salah kalau mau edit edit dong ya
ReplyDeletemenurutku yang paling menarik dari asus oled ini kemampuan mereduksi blue light mba. nggak banyak laptop2 sejenis yang bisa ngasih layar sekeren itu.. sudah begitu tetep tajam juga kan warnanya
ReplyDeleteItu ada anak bayi mau jadi konten kreator ya, Mbaaaak? Hihi.....
ReplyDeleteAku naksir laptop ini buat anakku, Mbak. Sekarang dia lebih sering pakai laptop daripada aku. Untuk kuliah, kerja, ngonten ... Risiko ke mata juga jadi lebih besar. Kalo ASUS OLED ini kan lebih ramah dan nyaman di mata ya.
Unik banget ya lagu pop promoin laptop keren besutan ASUS. Yang aku suka dari ASUS itu produknya selalu up-to-date, desainnya stylish, dan jeroannya bertenaga. Aku butuh banget ASUS OLED ini buat desain grafis biar banner makin kinclong. Akurasi warna pas desain cover buku juga butuh, ga perlu kalibrasi lagi. Mupeng bener, bakalan jd teman produktif, bisa buat dibawa ke mana-mana.
ReplyDeletekeren ya ASUS OLED, khususnya yang K513 yang katanya bakal dapet upgrade ke Windows 11.
ReplyDeleteTernyata kadang gambar yang ada di laptop kita udah baik2 aja ya mba, tapi karena layarnya belum pake teknologi OLED, kita melihatnya kayak beda warna atau bahkan tampak blur. Wah waahh... jelas butuh laptop OLED nih kalau gitu agar saat kita bekerja bikin konten, apa yang kita lihat di layar itu ya benar-benar seperti aslinya.
ReplyDeleteWihhh harganya sangat wow banget yaa, emang gak salah milih brand untuk kebutuhan laptop dan pelengkap kerja.. ASUS emang yang terbaik..
ReplyDeleteIni nih salah satu laptop inceran. Layarnya udah cukup buat desain-desain, kebutuhan gambar di blog. Plus aku suka prosesor ny generasi lumayan baru
ReplyDeletePenting bgt nih kreator punya laptop yg memiliki kualifikasi seperti Asus OLED. Meski berlama-lama menatap layar komputer membuat konten, tapi tidak merusak mata
ReplyDeleteSaya sudah lama mengidamkan laptop Asus buat nambah produktivitas, tapi masih nabung dulu
ReplyDelete