Kesempatan itu datang lagi dari grup Facebook
Kumpulan Emak-emak Blogger atau KEB. Ada peluang untuk ikutan webinar yang
diadakan Faber-Castell. Dan alhamdulillah senangnya, akhirnya saya bisa lagi…
Jujur nih, yang asyik dari webinar yang
diadakan Faber-Castell itu buat saya ada beberapa. Di ataranya, bisa dapat
ilmu parenting, dan tentu produknya Faber-Castell.
Untuk
webinar yang pernah saya ikuti dan diadakan Faber-Castell, bisa dibaca di
tulisan ini: Kembali ke Sekolah dengan PJJ dan PTM? Siap Dong!
Jadi pada hari Sabtu tanggal 25 September 2021
lalu, Faber-Castell mengadakan Soft
Launching & Workshop Online Faber-Castell, Creative Art Series II.
Selain itu ada juga pembahasan seputar parenting yang bertema Soft Skill Apa yang Diperlukan di Abad
Digital.
Kegiatan ini sendiri diikuti oleh pihak media
baik itu dari media pemberitaan dan juga para bloger. Saya dan beberapa rekan
bloger dari KEB yang terpilih pun waktu itu bisa menimba ilmu seputar
parenting, juga diajarin membuat jam yang bisa menyala di kegelapan.
Nah lho, penasaran kan kok bisa ada jam
seajaib itu? Yuk yuk, saya bahas satu-satu ya seputar acara keren tersebut di
tulisan post blog ini.
Skill yang Diperlukan Generasi Digital untuk Bisa Survive
Parenting itu seni. Itu hal pertama yang saya
dengar dari cetusan Yohana Theresia,
M.Psi., Psikolog dari Yayasan Heart of People.id yang konsen terhadap mental
illness dan dunia parenting.
Alasan beliau
mengatakan itu, karena sebetulnya yang namanya parenting itu bisa beda-beda
pada tiap anak. Ada anak yang ngambek lalu harus diajak bicara baik-baik. Ada
yang malah lebih baik kita tinggal atau dibiarkan terlebih dahulu.
Wah, kalau ini saya
sepakat sekali. Dulu awalnya waktu tahu teori parenting harus gini gitu, lama-lama
saya pikir, kok kenapa pada anak ini bisa tapi tidak pada anak lain. Akhirnya
saya pun berkesimpulan kalau memang nggak ada yang harus seragam tataran
idealnya dari metode parenting.
Terkait masa
pandemi, Andri Kurniawan sebagai host dari kegiatan webinar
kemarin lalu menanyakan bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak di masa
pandemi. Apalagi identiknya, anak-anak lalu dekat dengan gadget.
Yohana pun lantas memaparkan kondisi masalah
yang ada baik di luar negeri maupun di Indonesia. Faktanya di luar negeri, 70
persen anak mengalami ketakutan, yang awalnya ceria jadi suka menyendiri, dan
juga sedih. Sedangkan dari hasil penelitian di Indonesia, masalah yang dialami
anak pun tidak jauh berbeda.
Penyebabnya tak lain karena masalah-masalah
yang timbul dari berikut ini.
1.
Ruang gerak yang terbatas
Anak melulu di rumah. Tidak bisa rekreasi,
apalagi main dengan teman-temannya di luar rumah.
2.
Sulitnya mendapatkan pendidikan yang berkualitas
Selama pandemi, anak-anak memang belajar
lewat cara online. Anak kesulitan mengakses materi belajar karena tidak bisa
bertemu guru secara langsung. Sementara orang tua yang diharapkan mengajarkan
anak pun mengalami keterbatasan.
3.
Kesibukan orang tua
Orang tua yang jadi bekerja di rumah,
terkadang kesulitan juga jika harus membimbing anak belajar di rumah.
4.
Kondisi psikologi yang tidak stabil
Kesemuanya itu membuat anak juga orang tua
menjadi tidak stabil psikisnya.
Akhirnya semua masalah itu bisa dikurangi
dari gadget. Anak belajar lewat gadget. Orang tua merasa terselamatkan dari
gadget karena bisa tetap beraktivitas dan anak tidak mengganggu aktivitas
mereka.
Baca juga: Pentingnya Kontrak Perjanjian Ponsel dengan Anak
Alhasil selama pandemi ini menurut Harsyal Rosidi, Product Spv Faber-Castell
International Indonesia, ia mengaku berdasarkan pengalamannya dengan anak-anaknya
juga dari cerita kebanyakan para orang tua yang ia dengar, anak jadi kecanduan
gadget.
Menurut Yohana,
sebetulnya tidak ada yang salah dengan anak yang menggunakan gadget. Namun yang
patut diwaspadai adalah anak jadi kecanduan. Karena ternyata menurut hasil dari
sebuah penelitian, ada beberapa akibat yang ditimbulkan dari anak yang
kecanduan gadget.
1. Masalah kesehatan fisik.
Misalnya organ mata
yang terus menerus menatap layar hp. Ada juga masalah postur tubuh karena anak
yang melihat hp berada dalam postur tubuh tertentu dalam waktu yang lama.
Misalnya nonton hp sambil tiduran atau menunduk terus.
2. Terlambat bicara
Masalah ini bisa
terjadi pada anak-anak usia balita yang sudah terpapar gadget sejak dini karena
melulu tertarik pada visual yang mereka lihat pada hp. Sementara itu kemampuan
bicara terbentuk dari keseimbangan kemampuan visual dan juga mendengar.
Baca juga: Ingin Si Kecil tidak Telat Bicara? Coba Lakukan 9 Hal Berikut Ini!
3. Masalah atensi dan konsentrasi
Yohana sering menghadapi
orang tua yang menyanggah bahwa anaknya sering maian hp tapi konsentrasi dan
prestasi akademiknya baik-baik saja. faktanya, masalah atensi atau perhatian
dan konsetrasi ini bisa jadi tidak terlihat sekarang akan tetapi bisa terjadi
di masa depan.
Menurut Yohaha, hal
ini bisa dilihat dari lima tahun ke depan. Anak yang sering terpapar gadget
akan terganggu otaknya. Anak pun akan sulit konsentrasi.
4. Masalah pada executive function
Yang dimaksud
executive function menurut Yohana adalah sekumpulan keterampilan kognitif yang
memungkinkan anak untuk berpikir kritis, membuat rencana, fokus pada perintah,
dan mengerjakan beberapa hal sekaligus.
Saat anak
berlama-lama dengan gadget, ini bisa mengganggu bagian otak dan berpengaruh
pada kemampuan-kemampuan tersebut.
5. Masalah perilaku
Anak yang melulu
beraktivitas dengan hp jadi bisa kecanduan. Ketika sudah kecanduan, anak jadi
bisa tantrum bahkan sensitif jika ia sampai tidak memegang hp.
6. Buruknya kualitas hubungan antara orang
tua dan anak
Tidak bisa dipungkiri,
hp memang bisa membuat anak dan orang tua senang. Anak terhibur, orang tua jadi
bisa mengalihkan perhatian anak sehingga bisa melakukan aktivitas lain di
rumah.
Namun, gadget
akhirnya bisa membuat hubungan orang tua dan anak jadi renggang.
Dari sekian hal
negatif yang diungkap Yohana, ia berpesan agar orang tua tidak kemudian menutup
sama sekali bagi anak untuk bisa mengakses gadget. Orang tua bisa menggunakan
gadget secara bijaksana dan menggunakan gadget sesuai rekomendasi usia anak.
Karena itu Harsyal
pun menyimpulkan, sebetulnya anak bisa juga menggunakan gadget. Namun, orang
tua juga perlu mengajak anak untuk melakukan aktivitas lain.
Terkait tema yang
diusung dari webinar ini yaitu tentang skill yang diperlukan oleh generasi
digital, Andri lalu menanyakan apa saja yang diperlukan anak masa kini untuk
kehidupannya mendatang.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Yohana lalu
memberikan video yang menunjukkan betapa sudah banyaknya aktivitas yang bisa
dibereskan dengan kehadiran robot. Nah, apalagi di tahun mendatang ya!
Baca juga: Tak Usah Mengajak Anak Belajar Pemrograman Kalau Tidak Mau Mereka Punya Kemampuan Berikut Ini
Namun demikian, tetap kok, ada beberapa skill
yang dibutuhkan dan perlu disiapkan oleh anak-anak di masa sekarang. Salah
satunya adalah kemampuan berkreativitas. Anak di era digital tidak lagi harus
dituntut dengan prestasi akademik. Mereka perlu memiliki kemampuan kreativitas
dalam berinovasi.
Contohnya jika punya usaha, sudah nggak
zamannya punya toko offline. Karena sekarang zamannya orang belanja online.
Demikian juga profesi seperti dokter atau
psikolog. Nggak zamannya lagi dokter praktek di mana-mana. Yang ada, sekarang
zamannya dokter eksis dan punya follower di mana-mana.
Hahaha… jujur, pas nyimak di bagian ini saya
ketawa banget. Soalnya saya termasuk yang suka nyimak para dokter gaul di
TikTok!
Untuk itu, sebaiknya orang tua perlu mengasah
kreativitas anak sejak dini. Ajak anak berproses dan jangan langsung tawarkan
solusi. Siapkan peralatan penunjang kreativitas anak.
Yohana lantas memberikan contoh beberapa
penunjang kreativitas yang bisa disediakan orang tua juga berikut manfaatnya. Salah
satunya adalah creative art series yang dihadirkan oleh Faber-Castell.
Ajak Anak Berkegiatan Kreatif lewat Creative Art Series II-Glow In The Dark
Kalau sebelumnya Yohana sempat mengutarakan
bahwa anak-anak perlu diberi motivasi agar bisa kreatif, ternyata hal tersebut
ditangkap oleh Faber-Castell sebagai kebutuhan anak terutama di masa pandemi.
Melulu di rumah memang sangat membosankan
bagi anak-anak. Namun demikian, anak tetap membutuhkan dukungan agar ia tetap
bisa beraktivitas secara berkualitas.
Dari pada anak melulu bermain hp, orang tua
bisa mengajak anak berkegiatan bersama Faber-Castell yang kini memiliki
berbagai creative art series.
Creative art series ini sendiri menurut
Yohana selalu psikolog, memiliki banyak manfaat bagi anak yang tak hanya
merangsang kemampuan kreativitasnya.
1.
Jadi kegiatan anak di masa pandemi selama di rumah
Dari pada orang tua bingung mencarikan
kegiatan untuk anak agar tidak bosan, orang tua bisa mengenalkan art series ini
untuk kegiatan anak di rumah.
2.
Melatih kemampuan motorik halus
Yohana memaparkan sebuah fakta kalau ternyata
banyak juga anak yang sudah besar tapi masih menulis dengan tulisan yang
acak-acakan. Hal tersebut menurutnya berasal dari kemampuan motorik halus anak
yang kurang terlatih.
Dengan art series, anak bisa dilatih
kemampuan kontrol motorik halusnya misalnya dari aktivitas seperti menggunting,
menempel, atau mengecat.
Baca juga: Mozaik, Aktivitas Menyenangkan yang Punya Banyak Manfaat Bagi Anak
3.
Mengasah kreativitas
Meski Faber-Castell sudah memberikan contoh
desain yang bisa dilakukan anak, namun di art series, ada juga bagian-bagian
yang memungkinkan anak untuk menuangkan kreativitasnya.
Misalnya pada art series glow in the dark,
ada kertas kosong yang disediakan Faber-Castell. Kalau di contohnya jamnya ada
gambar gajah, mungkin anak bisa membuat gambar lain untuk ditempel di jamnya
sendiri sesuai dengan kreativitasnya.
Template aslinya gajah, sama Kayyisah diganti Baby Shark katanya ðŸ¤
4.
Meningkatkan self esteem dan self confidence
Art series dari Faber-Castell juga bisa
membuat anak merasa berharga atau percaya diri. Menurut Yohana di tengah
pandemi, anak nyatanya masih bisa produktif dengan art series dari Faber-Castell.
Misalnya dengan membuat jam yang bisa menyala di kegelapan.
5.
Mendekatkan hubungan orang tua dan anak
Keterlibatan orang tua saat mendampingi anak juga
bisa membuat bonding antara keduanya.
6.
Sebagai media untuk mengekspresikan emosi
Pada umumnya, seni memang bisa menjadi media
bagi siapapun untuk mengeskpresikan emosinya. Hal ini juga yang bisa dilakukan
anak saat berkegiatan dengan art series dari Faber-Castell.
Lewat webinar kemarin, saya pun jadi tahu
kalau ternyata memang sudah banyak lho art series dari Faber-Castell. Menurut
Harsyal, Produk Creative Art Series ke-2 ini sendiri merupakan kelanjutan produk
Creative Art Series yang pertama kali diluncurkan pada tahun lalu.
Produk tersebut dikembangkan sesuai dengan melihat
kondisi yang terjadi pada saat ini yaitu di masa pandemi. Saat ini, banyak anak
yang mengalami kebosanan karena melulu di rumah saja. Kehadiran Creative Art
Series dari Faber-Castell diharapkan dapat memberi kesempatan orang tua dan
anak untuk bisa meluangkan waktu bersama.
Ada empat produk yang masuk dalam kategori Creative
Art Series 2. Di antaranya, ada: Basketball Arcade, Glow in the Dark Clock,
Colour Your Own Drawstring Bag, Finger Printing Art Set yang melengkapi edisi
sebelumnya Stone Deco Art, Origami
Fashion Design, Colour Your Own Tote Bag, Air Jet Sport Car, Make Your Own Kite
dan 3D Frame Art.
Asyiknya nih, di dalam
setiap kemasan Creative Art Series Faber-Castell juga terdapat voucher untuk kita
bisa mengikuti workshop yang diadakan secara daring oleh Faber-Castell.
Buat yang penasaran dengan Creative Art
Series dari Faber-Castell, bisa mengunjungi website https://www.faber-castell.co.id/creative-art-series.
Saat ini Creative Art Series Faber-Castell
tersedia secara eksklusif di official
store Faber-Castell. Kita bisa mendapatkannya di sini ya:
1. Tokopedia:
https://www.tokopedia.com/faber-castell/etalase/creative-art-series
2. Shopee:
https://shopee.co.id/shop/42170420/search?page=0&shopCollection=46652413&sortBy=ctime
Di akhir acara kemarin, kami
para peserta webinar juga diajak lho untuk berkreasi dengan Glow in the Dark Clock. Karena pas acara, anak saya
ucul main dengan temannya, akhirnya di lain waktu saya ajak dia membuat jam
tersebut sesuai kreativitasnya.
Nah, anak sulung
saya Kayyisah ini memang pada dasarnya punya kelebihan terlalu kreatif! Bahkan
saya sering sampai mengingatkannya untuk membuat hal yang kreatif tapi ada
manfaatnya. Pasalnya, dia sering membuat sesuat yang kreatif namun sayangnya
malah dibuang-dibuang jadi sampah.
Kebetulan dapat creative series Glow in the Dark Clock dari Faber-Castell. Jadilah saya minta dia membuat jam a la kreativitasnya sendiri. Contoh kreatifnya itu kelihatan pas mengerjakan Glow in the Dark Clock . Contohnya kan gambar gajah, sama dia diganti jadi gambar baby shark dan kehidupan air. Hahaha...
Meski saat saya menuliskan
tulisan ini pandemi sudah mereda dan anak-anak sudah pada balik bisa ke sekolah
lagi, kalau menurut saya, art series dari Faber-Castell ini tetap bagus untuk
dijadikan kegiatan anak-anak mengisi waktu luang di rumah.
Karena seperti yang sudah
banyak dipaparkan oleh Yohana tadi, cukup banyak manfaat yang bisa anak dan
juga orang tua dapatkan dari kegiatan art series. Apalagi jika mengingat betapa
perlunya modal kemampuan kreatif bagi anak di masa depan.
Anakku meski udah kuliah juga masih sering corat coret pakai Faber Castell. Buat healing katanya
ReplyDeleteFaber Castell ini produk-produknya berkualitas. Inget dulu Pas mau ujian kerjainnya pakai pensil Faber Castell. Anakku yang masih TK kalau mewarnai pakai pensil warna dan Crayon dari Faber Castell. Btw saya juga ikutan acara ini. Seru banget bisa bikin Glow in the dark clock bareng anak.
ReplyDeleteMemang anak jaman skrg udah ga heran kalau dikasih gadget. Bahkan kerabat saya ada yg kasih HP ke anaknya padahal baru umur 3 tahun. Memang jadinya gak akan gaptek, dan lebih anteng sih
ReplyDeleteTp kayaknya kalau dikasih Faber Castell Creative Art Series ini jg pasti seneng bgt deh haha
faber castle emang kepercayaan sejak dulu sih, zaman ujian SD-SMA ya pakainya faber castel. Waktu kuliah ini sih buat gambar-gambar. Empuk soalnya kalau dipakai wkwk
ReplyDeleteBagus juga materi yang diberikan faber castell, sangat mengedukasi, selama ini saya cuma tau faber catell itu merk pensil dan penghapus doang.
ReplyDeleteFaber Castell ono bisa buat rekreasi rohani kok, Mbak. Tua muda anak-anak dewasa .... Semua bisa berkreasi dengannya. Karena anakku belajar di SMK multimedia, sekarang cukup kerap menggambar dan pakai produk ini.
ReplyDeleteAku setuju banget kak. Survive itu soft skill yang penting banget bahkan, mas Jiemy psikiater terkenal itu pernah nulis "kalau orang lain bisa, kenapa saya harus bisa juga?" Menitikberatkan ke enggak semua hal harus kita bisa gitu
ReplyDeleteSelama pandemi, jujur sempet ngalamin agak sulit komunikasi sama anak terutama pas lagi sekolah daring. Tapi, alhamdulillah bisa terlewati 1.5 tahun di SD. Sekarang udah SMP dan udah offline juga