Orang tua mana yang tidak senang jika anaknya
bisa cepat bicara. Nggak mengalami speech delay atau terlambat bicara.
Pun, siapapun orang tua juga pastinya ingin
anak bisa cepat membaca. Nggak perlu lagi dileskan calistung. Orang tua juga
nggak harap-harap cemas saat anaknya mau masuk SD karena sudah bisa lancar
membaca.
Nyatanya, anak bisa cepat bicara dan anak
bisa cepat membaca itu perlu usaha juga dari orang tuanya. Bahkan semenjak di
dalam kandungan.
Fakta ini sayangnya tidak banyak orang tua
yang tahu. Ataupun jika tahu, tidak banyak orang tua yang berusaha untuk
mengajak anaknya melakukannya.
Nah, ingin tahu fakta apa yang sesungguhnya
bisa membuat anak jadi tidak telat bicara, bisa mampu membaca sendiri? Ternyata
jawabannya adalah membacakan buku untuk anak.
Lewat kegiatan tersebut, banyak hal
sesungguhnya yang besar manfaatnya untuk anak. Bahkan hingga untuk masa depan
anak kelak nantinya.
Nah beberapa hari yang lalu, tepatnya hari
Selasa tanggal 11 Mei 2021, saya dan beberapa blogger perempuan lainnya
berkesempatan mengikuti blogger gathering yang diadakan Blogger Perempuan
Network dengan Let’s Read Indonesia. Tema kegiatan kali ini adalah Buku Bekal
Anak Bertumbuh.
Lewat aplikasi Zoom yang dipandu oleh Kak
Desy Yusnita, kami para blogger dapat menyimak materi berharga yang dipaparkan
oleh Kak Elsa Agustine, Social Media Content Development The Asia Foundation
Indonesia. Kak Elsa memaparkan tentang apa dan bagaimana aplikasi Let’s Read
Indonesia.
Ada juga Ibu Roosie Setiawan, Founder Reading Bugs, penulis buku Membaca Nyaring, dan penggagas komunitas Read Aloud Indonesia.
Ibu Roosie Setiawan, founder Reading Bugs |
Dari Ibu Roosie inilah, saya pribadi mendapatkan berbagai informasi
tentang apa dan bagaimana kegiatan membaca untuk anak, serta bagamana agar
kegiatan membaca itu sendiri memang bisa membuat anak akhirnya jadi cepat
bicara serta mudah lancar membaca.
Membaca Buku Anak dari Berbagai Negara dan Berbagai Bahasa Lewat Let’s Read
Hayo, siapa di sini yang belum pernah tahu
aplikasi Let’s Read. Suer, ini aplikasi idola saya dan anak-anak saya. Terutama
Kayyisah yang sudah mulai belajar membaca.
Di acara blogger gathering tersebut,
disebutkan bahwa Let’s Read adalah aplikasi perpustakaan digital buku cerita
anak persembahan dari komunitas literasi dan juga The Asia Foundation.
Di aplikasi ini, kita bisa menemukan berbagai
buku cerita anak bergambar serta buku aktivitas dari berbagai negara. Termasuk
Indonesia.
Let's read Indonesia yang bisa diakses via web juga aplikasi di hp |
Dan buku ceritanya bukan berupa buku-buku
cerita yang selama ini sudah ada lho ya. Misal, cerita Malin Kundang dari
Indonesia. Atau kalau dari luar negeri, ada dongeng Puteri Salju. Nah… bukan
buku-buku seperti itu yang akan kita jumpai dalam Let’s Read.
Sedangkan untuk bahasanya, ada banyak pilihan bahasa asing, selain bahasa Indonesia. Bahkan kita juga bisa memilih berbagai bahasa daerah lokal Indonesia.
Buku di aplikasi ini bisa diunduh dan
dicetak. Let’s Read juga memberi kesempatan buat orang tua atau guru untuk
membacakan lewat media cetak. Jadi bisa dicetak sendiri.
Asal tidak diperjualbelikan lho ya. Jadi
kalau misal tahu ada buku-buku Let’s Read dijual di market place, nggak usah
dibeli… Karena aslinya kita bisa kok baca gratis di website atau aplikasi Let’s
Read.
Untuk mengunduhnya kita bisa melakukan lewat
website. Sedangkan jika lewat aplikasi, kita hanya bisa mengunduh untuk dibaca
offline.
Satu hal lagi, kita juga bisa kok merekam
kegiatan membacakan nyaring dengan menyebutkan atribusinya. Mulai dari
sumbernya dari Let’s Read, nama penulis, juga ilustratornya. Buat yang suka
bikin konten membaca nyaring atau read aloud, nih, bisa nih dengan membaca
buku-buku yang ada di Let’s Read.
Let’s Read sendiri sebetulnya bagian dari The Asia Foundation. Let’s Read sampai ada di Indonesia karena keberadaan program Books for Asia, buku-bukunya berbahasa Inggris. Jadi sayang deh jika buku-buku tersebut disebar ke seluruh pelosok Indonesia, tapi pembacanya banyak yang terkendala masalah bahasa.
Seputar kegiatan The Asia Fondation. Sumber: materi dari Kak Elsa. |
Urusan kualias, jangan sangsi ya dengan
buku-buku yang ada di Let’s Read. Karena dijamin, buku-bukunya asli
berkualitas. Karena khususnya buku-buku dari Indonesia yang ada di Let’s Read
ini sudah melewati proses yang panjang.
Ada seleksi pemilihan penulis dan ilustrator.
Lalu pembekalan materi. Kemudian kegiatan BookLab yang merupakan rangkaian
pengembangan cerita bergambar yang terdiri dari tiga lokakarya, lokakarya
penyuntingan teks dan visual, lokakarya penulisan, dan lokakarya ilustrasi.
Dari kegiatan blogger gathering terutama
pemaparan video yang ditampilkan Kak Elsa, saya jadi paham, kenapa penting
banget buat kita sebagai orang tua untuk memberikan buku-buku cerita anak
kepada buah hati kita. Ini dia beberapa alasannya.
1. Menambah wawasan dan cinta tanah air
Menurut Ibu Nurhayati Pujiastuti, seorang penyunting
teks, tren pasar buku anak di Indonesia dengan negara Asia lainnya itu berbeda.
Indonesia terdiri dari ratusan adat istiadat dan suku-suku yang berbeda-beda.
Dengan membelikan buku untuk anak-anak yang
seperti itu, wawasan anak-anak akan bertambah. Mereka juga akan makin mencintai
negaranya.
2. Buku itu penting buat anak karena menghibur
Kita perlu mengucapkan terima kasih nih untuk
para penulis cerita anak. Karena mereka, anak-anak bisa terhibur lewat buku. Menurut
Kak Maria Lubis, seorang penulis cerita anak, ketika anak membaca buku, mereka
bisa dapat pengalaman yang menyenangkan.
3. Anak dapat inspirasi dari buku yang dibacanya
Oh iya, peran ilustrator juga penting lho dalam
buku cerita anak. Menurut Kak Hutami, seorang ilustrator, anak-anak itu aslinya
lebih tertarik dengan hal yang visual dibanding tekstual. Karena itu ilustrasi
memeran peran penting dalam buku anak. Tapi tekstual dan ilustrasi harus
berkesinambungan supaya sehingga menghasilkan buku yang optimal.
Yang jadi nilai lebih dari buku lokal
Indonesia adalah karena memiliki style dan warna sendiri dari tiap-tiap daerah
yang ada di Indonesia. Juga gaya berkesenian dan cara mengekspresikan kesenian
yang berbeda-beda. Sehingga ini bisa jadi inspirasi dalam buku anak Indonesia.
4. Buku jadi bekal masa depan anak
Meski kelihatannya anak hanya mendengar
cerita, mengeja, atau membaca buku, nyatanya buku itu bisa jadi bekal masa
depan anak. Itu menurut Kak Nabila Adani, penyunting visual tentang buku cetak
bergambar yang punya nilai penting buat anak
Agar lebih tahu tentang Let’s Read, bisa kok
lewat media sosialnya. Untuk Instagram, bisa follow @letsread.indonesia.
Sedangkan untuk twitternya ada di @letsread_id. Dan yang terpenting, yuk unduh
aplikasinya di Google Play ya.
Atau, klik saja link berikut ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.asiafoundation.letsread
Tidak Hanya Sekedar Membaca Jika Ingin Anak Cepat Bicara dan Lancar Membaca
Dalam blogger gathering hari itu, ada juga Bu
Roosie yang memaparkan tentang kegiatan Read Aloud. Beliau menggagas Reading
Bugs, yaitu komunitas yang kegiatan utamanya adalah read aloud, yang menurut Bu
Roosie, kegiatan ini akan efektif jika dilakukan setiap hari.
Visi misi Read Aloud Indonesia. Sumber: materi Ibu Roosie |
Komunitas Reading Bugs ini sendiri terdiri
dari kumpulan komunitas daerah read aloud yang berasal dari berbagai macam
daerah di Indonesia. Harapan dari komunitas ini sendiri ada komunitas read
aloud yang mengaktifkan masyarakat sekitar untuk melakukan read aloud.
Buat yang masih awam tentang read aloud,
maksudnya buka baca buku nyaring yang artinya sampai bersuara keras lho ya.
Saat sesi blogger gathering, Bu Roosie sempat membacakan buku berjudul Daisy
yang Hebat, sebuah buku cerita anak bergambar yang berasal dari Let’s Read.
Tapi tak hanya membaca. Ada beberapa hal yang
dilakukan Bu Roosie dalam kegiatan read aloudnya.
1. Mengajak anak untuk berpikir kritis
Ia menanyakan dulu tentang gambar di sampul
buku. Ini hewan apa? Dia induk ayam atau anak ayam? Lalu Bu Roosie mengajak
kami untuk menebak, maksudnya Daisy yang hebat itu apa? Hebatnya kira-kira di
mana?
Dengan cara ini, anak dipancing untuk
tertarik dengan apa yang akan dibaca. Selain itu, anak pun juga diajak untuk
berpikir kritis dalam berkomunikasi.
2. Membaca dengan intonasi yang jelas
Selama membaca atau melakukan kegiatan read
aloud, Bu Roosie memang membacakan cerita dengan suara yang jelas. Tapi tidak
lantang berteriak.
Intonasinya pun terjaga dengan baik. Kadang
di beberapa kata, ia akan membaca dengan agak pelan penuh tekanan. Tapi di
kalimat lain, bisa terdengar datar.
3. Perhatikan tiga hal ini
Tiga hal yang dimaksud tersebut adalah berapa lama cerita dibacakan, apa yang bisa anak dapat, apa yang bisa anak rasakan.
Perhatikan juga tiga hal berikut, siapa yang membacakan, anak yang dibacakan, dan buku yang dibacakan.
Berdasarkan hal tersebut, dengan hubungan
yang tercipta dari ketiganya, ada manfaat yang bisa didapat dan dirasakan oleh
anak.
Lewat buku, anak bisa mendapatkan cermin dan
jendela untuk dirinya sendiri. Misalnya pada cerita Daisy tadi. Anak bisa
melihat cermin, misalnya, “Ini lho, kalau aku suatu saat nggak bisa, aku bisa
ingat tokoh Daisy. Dia sebagai anak ayam yang nggak bisa terbang, dia terus
berusaha.”
Buku juga bisa jadi jendela bagi anak. Lewat buku, anak jadi tahu banyak hal. Misalnya seperti di buku tadi, anak jadi tahu tentang ayam. Meski ayam mirip burung, tapi nyatanya ayam memang tercipta tidak bisa terbang tinggi dan bebas seperti burung.
Nah, kalau dari awal saya sempat menyentil kenapa membaca buku itu bisa membuat anak cepat bicara dan cepat lancar membaca, karena memang ada proses yang akan dilalui anak jika ia terbiasa dibacakan cerita sejak dini. Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Mendengar
Saat mendengar, anak terbiasa dengan berbagai
kosa kata yang ia tangkap dari buku yang didengarnya saat dibacakan untuknya.
2. Berbicara
Karena terbiasa mendengar berbagai macam kosa
kata, anak pun jadi bisa cepat berbicara. Untuk itulah orang tua perlu
melakukan read aloud sehingga anak terbiasa mendengar kata-kata dengan jelas
dan cara mengucapkannya.
3. Membaca
Setelah mahir berbicara, tahapan selanjutnya
adalah membaca. Saat anak membaca buku bersama orang tua, anak jadi terbiasa
melihat kata-kata yang dikenalnya saat ia mendengar cerita. Karena itulah, anak
yang biasa membaca buku bersama orang tua, jadi punya kemampuan bisa cepat
membaca.
4. Menulis
Saat anak tahu kosa kata banyak, tentunya ia
jadi mudah untuk menulis. Menulis ini maksudnya kegiatan membuat sebuah tulisan
ya. Simpelnya, orang yang banya baca, tentunya akan lancar jika diminta untuk
membuat tulisan.
Keempat kegiatan inilah yang membangun
literasi anak sejak dini. Berikut ini materi dari Ibu Roosie tentang serba serbi literasi dini.
Dalam kegiatan read aloud, walau kelihatannya
anak hanya menyimak cerita dari sebuah buku yang dibacakan untuknya tapi ada
beberapa hal yang bisa didapat anak. Dengan menyimak, anak mendapat kosa kata
dengar. Saat diajak berbicara, anak mendapat kosa kata lisan, sedangkan saat
membaca, anak mendapat kosa kata untuk modalnya dalam menulis.
Karena itulah dalam kegiatan read aloud, intonasi dan irama serta interaksi begitu penting diperhatikan. Masih menurut Bu Roosie, ternyata dalam kegiatan membaca nyaring atau read aloud itu ada tahapan-tahapannya.
1. Persiapan read loud
Ada empat persiapan yang perlu dilakukan. Yang
pertama, kita mesti tahu dulu tahapan membaca anak, seperti berapa umur anak
yang akan dibacakan buku karena hal ini menentukan format buku yang akan dibaca.
Ke dua, tujuan read aloud. Ke tiga, pemilihan buku. Dan yang ke empat adalah
prabaca.
Tahapan membaca pada anak. Sumber: materi Ibu Roosie |
Dalam kegiatan memilih buku, ada beberapa hal
juga yang harus diperhatikan. Mulai dari konten atau isinya, keterbacaan atau
cara menulisnya, kegrafikan, dan genrenya.
Misalnya, pernah nggak kita lihat buku
bergambar, eh tapi isinya kalau dibaca, ada kalimat yang terputus atau nggak
nyambung bahasa ceritanya. Atau, ada buku yang kelihatannya buku bergambar
untuk anak, tapi nyatanya gambarnya mengerikan untuk anak. Nah, hati-hati,
jangan sampai buku yang seperti itu yang dipilih untuk dibaca anak ya.
Genre buku yang bisa dipilih utuk aktivitas read aloud. Sumber: materi Ibu Roosie |
Memilih buku untuk read aloud berdasarkan konten atau isi. Sumber: materi Ibu Roosie |
Cara memilih buku untuk read aloud berdasarkan tahapan kemampuan anak membaca. Sumber: materi Ibu Roosie |
Jenis buku berdasarkan kemampuan anak membaca. Sumber: materi Ibu Roosie |
Lantas bagi orang tua yang punya anak dengan
jenjang baca berbeda-beda, menurut Bu Roosie yang perlu ditekankan adalah
bahwasanya anak bisa dibacakan buku yang selevel lebih tinggi dari
kemampuannya.
Misalnya, anak yang bayi, bisa dibacakan buku
untuk anak usia TK. Tapi tidak sebaliknya. Karena jika anak TK misalnya
dibacakan buku bayi, maka ia akan merasa bosan.
2. Sebelum read aloud
Sebelum kita membacakan buku untuk anak atau
sebelum melakukan kegiatan read aloud, kita perlu juga melakukan beberapa hal. Salah
satunya dengan membaca dulu buku yang akan dibaca.
Dengan membaca terlebih dahulu buku yang akan
dibaca sebelum dibacakan ke anak, kita jadi bisa mendapatkan beberapa hal
berikut ini.
1. Tahu cerita terlebih dahulu. Perhatikan elemen
ceritanya, mulai dari tokoh, latar belakang cerita, tema, dan alur dari cerita
yang akan kita bacakan.
2. Tahu letak tanda baca sehingga kita bisa
mengatur intonasi dan jeda saat membaca
3. Bisa antisipasi pertanyaan yang muncul
dari anak
4. Membuat perkiraan atau menghubungan dengan
hal tertentu
5. Menyiapkan pertanyaan untuk bahan diskusi.
Sedangkan sebelum benar-benar membaca sebuah
buku, yuk lakukan beberapa hal berikut ini dengan anak agar anak tertarik
dengan kegiatan read aloud yang akan kita lakukan dengannya.
1. Memulai percakapan pembuka
2. Menunjukkan sampul buku atau gambar bacaan
dengan sekilas, kemudian kita ajak anak untuk mengira-ngira, apa sebetulnya
yang ada dalam isi buku tersebut.
3. Menyebut judul, pengarang, dan
ilustratornya juga perlu lho!
4. Gali pengetahuan latar atau pengetahuan
umum anak
5. Buatlah membaca dengan cara dan gaya yang
semenarik mungkin.
Setelah itu, barulah kita benar-benar bisa
membacakan buku cerita untuk anak.
3. Saat read aloud
Sedangkan dalam inti kegiatan read aloud
yaitu kegiatan membaca buku, kita sebagai orang tua juga perlu memerhatikan
beberapa hal berikut.
1. Bantu anak-anak untuk mendengar dan
merasakan adanya cerita yang mengalir. Bacakan dengan suara yang dapat didengar
anak. Jangan terlalu cepat ya…
2. Ajak anak terlibat saat kita membacakan
buku dan jaga interaksi dengannya. Jangan sampai ya, kita malah asyik membaca
sendiri dan tidak memedulikan ekspresi atau ketertarikan anak.
3. Ciptakan dialog dengan anak. Mulai dari bertanya
atau mengajak diskusi. Hindari bertanya yang jawabannya ya atau tidak. Tapi,
usahakan agar pertanyaan tersebut bisa membuat anak menyampaikan banyak hal. Misalnya
mulai dari bagaimana pendapatnya tentang cerita yang ada, apa yang dia rasakan
dan mengapa demikian, apa yang bisa kita pelajari dari cerita itu, dan lain
sebagainya.
4. Ajak anak untuk mengungkapkan secara lisan
apa yang didengar dan atau dibacanya, serta apa yang ada dalam pikirannya.
Jadi sekali lagi, read aloud tidak hanya
kegiatan anak mendengar orang membaca atau kita membacakan buku saja. Namun ada
interaksi antara kita dan anak-anak.
Nah untuk kapan kegiatan ini bisa dilakukan,
sebetulnya tidak ada waktu-waktu khusus atau tertentu. Menurut Bu Roosie, asal
kita dan anak siap, kegiatan ini bisa dilakukan bersama.
4. Setelah read aloud
Kegiatan setelah membaca nyaring juga tak
kalah penting. Misalnya, minta anak untuk mengajukan pertanyaan. Atau jika anak
tidak bertanya, maka kitalah yang mengajukan pertanyaan ke anak.
Bahannya bisa dari elemen cerita yang tadi
sudah dipaparkan sebelumnya ya. Ada mulai dari tokoh, latar belakang cerita,
tema, dan alur dari cerita yang akan kita bacakan.
Kita juga bisa meminta anak untuk menceritakan
lagi apa yang sudah dia baca. Anak bisa menceritakan ulang dengan kata-katanya
sendiri.
Setelah itu, letakkan buku yang sudah dibaca
di tempat yang mudah dijangkau anak. Karena biasanya, setelah dibacakan, anak
akan teringat dan tertarik lagi untuk melihat lagi.
Whua… tuh kan, banyak banget kupasan tentang
apa dan bagamana read aloud itu. Sungguh sebuah kegiatan yang nggak bisa
dianggap sepele baik itu proses maupun manfaatnya bagi anak.
Buat yang tertarik dengan komunitas Reading
Bugs, kita bisa DM saja instagramnya Reading Bugs di @readingbugs. Nanti mereka
akan melihat daerah kita dan akan dihubungkan dengan komunitas daerah yang bisa
kita ikuti.
Overall, saya berterima kasih banyak buat
Blogger Perempuan Network atau BPN yang sudah memberi kesempatan saya untuk
bisa ikut acara sebagus ini. Ada pemaparan materi yang daging semua isinya,
bisa ikutan game bahkan tanya jawab yang ada hadiahnya juga lagi.
Game di sela-sela sesi gathering |
Nah, kalau pengen ikutan acara seperti ini di
kesempatan lain, yuk gabung di BPN! Buat yang belum tahu banget tentang BPN,
jadi ini adalah sebuah platform digital di mana seluruh blogger perempuan di
Indonesia saling belajar menceritakan menginspirasi satu sama lain melalui
konten-kontennya. BPN ini sudah berkembang sejak 2015 dan menjadi komunitas
blogger terbesar di Indonesia.
Foto bersama para blogger yang mengikuti blogger gathering BPN |
Saya pribadi sudah banyak merasakan manfaat
gabung di BPN. Salah satunya ya blogger gathering virtual ini. Kegiatan yang
bikin saya jadi makin tahu kalau ternyata, oh… begini toh caranya kalau ingin
punya anak bisa cepat bicara dan cepat lancar membaca.
Dalam acara ini baru saya menyadari ternyata banyak manfaatnya ya aktivitas membaca nyaring. Klau dibiasakan sejak anak dalam kandungan ... masya Allah.
ReplyDeleteWah perlu ditandai ini tips read aloudnya kebetulan ponakan dh umur 5 tahun tp masih belum lancar ngomong
ReplyDeleteWah komplit sekali ulasannya mbak, ternyata menumbuhkan minat baca anak sejak dini sangat amat penting dan tentunya ibu2 cerdas tau cara yang tepat lewat webinar virtual online ini.
ReplyDeletebener banget, membaca dengan keras dan intonasi yang jelas membuat anak lebih cepet belajar dan bisa mengucapkan secara baik dan benar. kece nih informasinya
ReplyDeleteKalau kata umiku, biar cepet ngomong, pas di dalam kandungan tuh diajak ngobrol, didengerin murotal, kayak gitu gitu. Karena pas di kandungan udah punya kemampuan mendengar. Latihan perlu juga nih pas kecil ya
ReplyDeleteMemang, mendengarkan dan dibacakan bisa bikin anak cepat berbicara dan membaca. Sejauh ini saya baru bisa mendongeng tanpa memegang buku/gawai. Kalau gawai, minta Youtube, kalau buku disobek.
ReplyDeleteMeman harus telaten sama anak usia 2 tahun sekarang. Mungkin menunggu 3 tahun.
Membaca memang banyak manfaat untuk anak yaaa... Apalagi dengan metode read aloud, memperkaya diksi dan menunjukkan ekspresi secara nyata
ReplyDeleteMantab betul ini Mba
ReplyDeleteSangat bisa diterapkan oleh ortu jaman now ya.
supaya anak2 tumbuh kembang dgn optimal.
trus makin seneng membaca juga
Buku adalah jendela dunia. Maka dari itu buku bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan anak
ReplyDeletewah, saya malah baru tahu ada teknik kegiatan membaca nyaring untuk anak-anak mulai dari persiapan sampai setelah read loud, makasih ilmunya mb.
ReplyDelete