Tahun
ini adalah tahun ke tiga saya menyewa rumah milik saudara. Selain itu, ini
adalah kali ke dua saya menyewa rumah. Sebelumnya, urusan sewa rumah juga sempat keluarga kecil kami
lakukan di perumahan lain.
Pengalaman
dua kali menyewa rumah ini membuat saya seperti punya ilmu tentang tips
bagamana jika kita ingin sewa rumah. Ada yang alhamdulillah sudah teratasi
sebelum menyewa di tempat tersebut, ada juga yang menjadi baha pelajaran kami
tentang cara memilih rumah untuk disewa. Bahkan, urusan untuk membeli rumah
nantinya.
Saya
tulis dalam poin-poin saja ya apa-apa yang perlu dilakukan saat kita ingin sewa
rumah. Apalagi, sewa rumah untuk hunian keluarga.
1.
Apakah harganya sebanding dengan rumahnya
Alhamdulillah,
dua kali sewa rumah, saya mendapatkan rumah yang harganya cenderung murah.
Tapi, rumahnya sangat layak untuk dihuni.
Di
rumah pertama yang keluarga kami sewa, bentuknya rumahnya masih asli dari
perumahan. Rumah kecil itu hanya memiliki satu ruang tamu, dua kamar tidur dan
satu kamar mandi. Bagian dapur kami buat sendiri dengan kayu dan atap seng di
bagian belakang.
Pemilik
rumah sudah merenovasi kusen pintu jendela juga rangka atapnya. Semuanya
dilakukan karena sebelumnya rumah sudah dalam kondisi banyak rayap.
Saat
kami memberikan uang sewa, pemilik rumah meminta kami melanjutkan renovasi.
Sisanya, baru mereka minta. Nyatanya saat itu setelah melanjutkan renovasi
plafon dan pintu kamar mandi, uang hasil sewa malah tidak ada lebihnya. Yang
ada, kami menambah sedikit untuk melanjutan renovasi rumah.
Di
rumah ke dua, pemilik rumah juga memakai uang hasil sewa untuk merenovasi
rumah. Mulai dari menambah keramik dinding ruang tamu, sampai mengganti atap
asbes di bagian dapur. Namun seluruh renovasi itu dilakukan saudara saya
sendiri.
Untuk
rumah ke dua, jujur saya merasa harganya jauh lebih murah dari pada pasarannya.
Dengan rumah yang besar, punya ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tidur,
mushola, kamar mandi, dapur, dan garasi, rumah sebesar itu harganya biasanya
bisa mencapai dua kali lipat dari uang sewa yang diminta saudara saya. Ditambah
lagi ada beberapa perabot milik saudara yang juga kami pakai.
Jadi
jika ingin kontrak rumah, perhatikan betul apakah harganya setara, pantas atau
tidak. Syukur-syukur seperti dua pengalaman saya tersebut, bisa mendapatkan
rumah yang harga sewa rumahnya tidak mahal.
2.
Bagaimana kondisi di sekitar rumah tersebut
Buat
saya pribadi, ini juga jadi pertimbangan. Saya sendiri cenderung menyukai rumah
yang ada di lingkungan tidak terlalu padat penduduk yang sampai terlihat
semrawut. Karena saya bekerja di rumah dan punya anak kecil, maka saya butuh
lingkungan yang tenang.
Di
kontrakan pertama waktu itu punya lingkungan yang nyaman. Daerah depan rumah
adalah hutan jati. Rumah berada di gang buntu. Dalam satu ruas jalan di rumah
tersebut hanya ada tujuh rumah.
Perumahannya
pun juga dekat dengan pusat kota, meski tidak terlalu dekat dan membutuhkan
waktu sekitar sepuluh menit. Tipe perumahannya juga bukan yang terlalu berjejal
padat penduduk.
Hal
yang di luar perhitungan saya adalah, rumah di depan hutan tersebut ternyata menyebabkan
kami sekeluarga banyak berhubungan dengan hewan liar makhluk ghaib. Hahaha…
Di
dinding belakang rumah, selalu ada beberapa tokek berukuran besar. Ular sering
masuk ke dalam rumah. Malah pernah ada anakan ular kobra yang sembunyi di
samping kasur pas posisi tidur si kecil.
Pernah
juga bagian ruang tamu dapat serangan anakan lipan. Waktu itu si kecil yang
sedang tiduran di atas karpet sampai sempat tersengat.
Dan
untuk urusan makhluk ghaib, ini sempat membuat si kecil rewel di awal-awal
tinggal di sana. Setiap malam selalu menangis. Tetangga belakang rumah yang
tahu kalau kami tinggal di sana, sampai takjub. Komentarnya, kok berani sekali?
Hahaha…
Di
rumah yang ke dua, alhamdulillah saya mendapati rumah dengan lingkungan yang
cenderung bersih dan rapi. Sangat berkebalikan dengan gang di belakang rumah
kami. Tetangga-tetangganya pun baik dan kekeluargaan. Jarang berisik, itu salah
satu yang saya syukuri.
3. Pentingnya
memerhatikan kondisi di dalam rumah
Yang
namanya sewa rumah, pastinya bagian ini yang paling penting untuk diperhatikan.
Saat akan menyewa, biasanya kita akan melihat kondisi rumah terutama bagian
dalamnya terlebih dahulu.
Nah,
di saat itu coba cek, bagaimana kondisinya. Apakah layak atau tidak untuk
ditempati. Sekalipun kondisinya berantakan, coba pikirkan, apakah memang saat
dibersihkan semua kekacauan yang ada saat sebelum menyewa itu akan hilang.
Perhatikan
juga bagian langit-langitnya. Jika menggunakan plafon, coba dicek, apakah ada
noda-noda kehitaman bekas bocor.
Jika
tidak ada pemiliknya, bisa juga lho kita coba tanya ke tetangga kanan kiri.
Barangkali, sebelum kita tempati, rumah itu pernah dihuni penyewa lain dan kita
bisa dapat keterangan tentang rumah tersebut.
4.
Cek kondisi listrik dan airnya
Listrik
dan air dalam sebuah rumah itu hal yang vital. Karena itu sebelum menyewa
rumah, pastikan kedua hal tersebut.
Misalnya,
apakah ada ruangan yang instalasi listriknya tidak bagus? Lalu untuk air,
bagaimana kondisinya? Apakah menggunakan air tanah, PDAM, atau kita harus beli?
Kalau air tanah, bagaimana kualitasnya? Jika PDAM, apakah lancar keluar airnya?
Semua itu perlu dipertimbangkan lho!
Di rumah
kontrakan pertama saya dulu, tidak ada bor air tanahnya. Hanya mengandalkan
PDAM. Untungnya kondisi rumah di jalan yang rendah. Rumah kami pun sering dapat
sisa air PDAM meski tidak jadwalnya keluar.
Sedangkan
di rumah ke dua, ada sumber air tanah dan tidak ada sambungan PDAM. Jika musim
kemarau, air tanah pun susah kami dapatkan. Akhirnya kami membeli air untuk
diisi ke tandon.
Sedangkan
untuk air minum dan masak, di kedua rumah tersebut, kami harus membeli galon yang
diisi pada tempat air di dapur.
5.
Kamar mandi dan toilet juga penting untuk dicek
Buat saya,
ini juga tak kalah penting. Karena kamar mandi atau toilet jadi kebutuhan
penting. Mandi, buang air besar dan kecil, atau bahkan menjadi tempat untuk mencuci
baju. Pastikan pembuangan airnya lancar. Ini juga termasuk saluran air menuju
kamar mandi.
Sedangkan
toilet, pastikan lancar pembuangannya. Dulu waktu kecil, keluarga saya pernah
menyewa rumah yang saluran toiletnya tidak lancar. Walhasil setiap seusai buang
air besar, kami harus menghabiskan banyak air untuk membuat kotoran masuk ke
dalam.
6.
Bagaimana kondisi rumah saat hujan
Coba
perhatikan kondisi got dan jalan di depan rumah. Jika Anda memutuskan akan
menyewa rumah di musim penghujan, kita akan mudah menjumpai apakah rumah
tersebut sering terkena banjir atau tidak.
Untuk
got, biasanya bisa terlihat apakah airnya lancar atau tidak, ataukah sudah ada
air yang cukup banyak di got dan tidak mengalir ke mana-mana. Jika jalan, coba perhatikan,
apakah jalannya cukup berlumut atau tidak.
Jika kedua
kondisi tersebut jawabannya ya, maka besar kemungkinan rumah yang kita incar
untuk disewa berpeluang bajir saat musim penghujan. Tentunya kita tidak mau
repot bukan jika tinggal di rumah yang sering terkena banjir?
7.
Jika ada kerusakan, siapa yang akan melakukan perbaikan
Coba perjelas
perihal ini sebelum menempati tempat tinggal yang akan disewa. Jika ada
kerusakan, siapa yang akan memerbaiki, kita sendiri, ataukah pemilik rumah.
Kerusakan
ini maksudnya bukan kerusakan yang kita perbuat lho ya. Misal, rumahnya memang
sebelum kita tinggali memiliki kusen yang sudah retak. Nah, jika retaknya makin
parah, siapa yang akan mengeluarkan uang untuk memerbaiki?
8.
Perhatikan jika ada perabot rumah di dalamnya
Sering
terjadi ada pemilik rumah yang meninggalkan beberapa perabot di dalam rumah
yang akan kita sewa. Jika perabot tersebut tidak kita butuhkan, ada baiknya kita
kumpulkan di satu tempat. Hal ini agar tidak ada kerusakan perabot yang
ditinggali pemilik rumah.
Namun
jika perabot tersebut kita pakai, tentunya kita harus merawat perabot tersebut seperti
halnya milik kita pribadi.
Nah itu
tadi beberapa poin yang mesti kita perhatikan saat ingin melakukan sewa rumah
atau mengontrak rumah. Nah menurut Anda, apakah kira-kira ada hal lain yang
perlu diperhatikan? Tulis di kolom komentar ya…
Post a Comment
Post a Comment