Sebuah pesan di
sebuah WAG. Dari Mbak Triana Dewi yang sering saya panggil Mbak Tridi.
“Rek ada email dari BCC yang acara
BloggerDay. Ndang bukaen rek
barangkali dapat undangan juga.”
Saya menutup WA, lalu beralih membuka email. Jika itu penting, biasanya ada notifikasi yang keluar
di layar hp. Tapi tidak kali ini. Pikir saya, mungkin saya tidak dapat undangan
tersebut. Nggak apa-apa. Lagi pula pulsa internet saya sedang menipis. Untuk
beli pulsa lagi pun saya sudah tidak ada dana. Jelas, saya kesulitan kalau
harus ikut Bloggerday yang tentunya di laksanakan lewat zoom meeting.
Jadi waktu itu,
saya merasa tidak bersemangat untuk mengecek email. Sangat tidak sebanding
dengan semangat waktu mendaftar acara BloggerDay yang diadakan Komunitas Bloggercrony Indonesia atau BCC.
Namun saat email
dibuka, ada tanda notifikasi kuning di bagian folder update. Ya Allah, rupanya
saya juga dapat undangan BloggerDay 2021!
Antara senang,
juga sedih. Perasaan itu bercampur jadi satu. Sempat terbersit untuk mundur
saja. Tapi yang ada, saya kembali membuka WAG. Saya bilang kalau saya juga
dapat undangan Bloggerday.
“Duh, pulsa pas
nipis lagi. Kayaknya aku besok pinjam uang ibuk nih buat beli pulsa,” ujar saya
di WAG yang saya akhiri dengan emoticon tertawa lebar, menertawakan diri sendiri. Ya ampun, masa urusan pulsa saja saya harus meminjam uang ibu. Miris sekali!
Pikiran saya
hanya tercetus itu. Ditimbang-timbang lagi, kalau mau dibatalkan kok ya sayang.
Tapi kalau saya lanjut, tentunya saya harus cari cara kan untuk bisa punya pulsa
internet.
Tak lama, sebuah
pesan WA pribadi masuk. Pesan yang membuat saya tidak jadi meminjam uang ibu untuk
membeli pulsa. Pertolongan yang membuat saya di keesokan harinya bisa tersenyum
senang menyanyikan lagu Baby Shark bersama sulung saya, Kayyisah.
Keputusan Berat di Penghujung 2020
Pandemi di 2020
masih bisa saya lewati. Meski dengan langkah tertatih. Tak ada yang menyangka,
pun saya sendiri, jika di Maret 2020 masyarakat Indonesia memulai sebuah
tatanan kehidupan baru.
Oktober 2019,
saya dan suami memutuskan menambah momongan. Rencananya, anak yang lahir
nantinya akan saya titipkan di penitipan anak selama saya mengajar di sekolah.
Tapi pandemi
menerjang. Sekolah tempat saya mengajar pun tak lagi bisa saya andalkan sebagai
tepat untuk mencari nafkah. Setelah melahirkan, ibu rupanya sering berat jika
harus saya titipi anak.
Keputusan berat
akhirnya harus saya ambil di penghujung tahun 2020. Resign. Perhitungan saya,
ini demi kedua buah hati. Membimbing yang sulung karena harus Pembelajaran
Jarak Jauh atau PJJ, serta mengasuh bayi di rumah.
Kayyisah, anak sulung
saya bersekolah di TK B. Di 2021 ini dia akan masuk SD. Dengan kondisi PJJ,
tentunya berat baginya yang kurang mendapatkan pelajaran maksimal. Apalagi anak
zaman sekarang. Kelas 1 itu sebaiknya sudah bisa calistung.
Sementara itu,
Emir bayi saya, susah jika harus minum ASI lewat dot. Jika saya tinggal, ibu
akan berjuang dengan segala upaya menyendoki ASI ke bibir mungil Emir.
Sekolah
menerapkan kebijakan guru tetap masuk. Sempat juga pembelajaran secara luring
dengan sistem bergilir. Saat saya jadi harus sering keluar rumah, tentu jadinya
riskan untuk anak-anak saya yang ada di rumah di musim pandemi ini.
Banyak alasan.
Dan semua itu meruncing di satu keputusan, saya harus berhenti kerja di luar rumah.
Akhirnya kembali saya
menekuni dunia kepenulisan di rumah. Alhamdulillah, ada saja pemasukan dari pekerjaan
menulis, buzzer, atau influencer. Jika saya rekap, jumlahnya lebih dari hasil
saya mengajar. Dengan cara ini, saya mencoba membantu suami mengais rezeki agar
tetap bertahan di masa pandemi.
Dua bulan awal di
2021, keluarga kecil saya masih baik-baik saja kondisi ekonominya. Hingga suatu
ketika di awal Maret, saya harus menguras tabungan untuk membayar biaya sekolah
Kayyisah ke SD. Itu pun alhamdulillah, pihak sekolahnya sangat memberi keringanan
saya yang baru bisa membayar tak sampai separuh dari biaya masuk.
Selang satu
minggu, suami sakit. Ia harus istirahat total di rumah. Sepanjang waktu hanya
bisa tidur. Hari-hari yang terkadang suami bisa mendapat pemasukan dari
mengobati hewan ternak atau menjual ayam, jadinya tidak bisa diandalkan.
Dan di saat
kondisi terpuruk itu, saat uang hanya tersisa sedikit di dompet, undangan
Bloggerday datang. Alhamdulillah, Allah mengirim Mbak Tridi yang menawarkan
mengirim pulsa untuk membeli kuota internet.
Perkumpulan Blogger dengan Rasa Kekeluargaan yang Besar
Awal perkenalan
saya dengan Bloggercrony seingat saya, waktu itu saat ada acara ISEF 2018 di
Surabaya. Saat itu Bloggercrony mengajak blogger daerah Surabaya dan
sekitarnya untuk meliput acara tersebut.
Saya dan beberapa
teman blogger asal Lamongan ikut meliput. Ada Mbak Tridi, Pak Rudi, Mbak
Munasyaroh, dan saya sendiri. Itulah kali pertama saya berkenalan dengan BCC
Squad dari Jakarta.
Jujur, awalnya saya pikir Bloggercrony seperti perkumpulan blogger pada umumnya. Sebuah wadah untuk para blogger. Lalu para blogger bisa menggunakan Facebook atau WAG-nya untuk membantu pengunjung datang ke blog.
Namun nyatanya, saya menemukan kalau BCC bukanlah sekedar untuk kumpul-kumpul atau networking. Bahkan lebih dari sekedar urusan blogging. Ada terselip kata empowering.
Ya, ada tiga
tagline yang diusung Bloggercrony. Blogging, networking, dan empowering.
Sepanjang pengalaman saya gabung di Bloggercrony, hal-hal inilah yang saya
jumpai.
1. Bloggercrony
dan blogging
Selama bergabung di Bloggercrony, saya amati para BCC Squad saling menguatkan dan mendorong sesama blogger untuk membuat konten yang berkualitas.
Hal tersebut bisa terlihat dari kegiatan BloggerHangout yang awalnya berupa acara kopdar namun diisi dengan kegiatan berbobot. Saat pandemi, kegiatan pun dialihkan menjadi kegiatan online dengan diskusi berbobot.
Yang paling saya suka adalah apresiasi dari para pengurus Bloggercrony untuk BCC Squad yang mampu menampilkan konten berkualitas.
Misalnya saat #W60 yang diadakan tiap hari Rabu di Fb group. Ajang saling komentar dan like di Instagram ini disisipi dengan kewajiban untuk komen dan like ke postingan pilihan BCC. Ini peraturan terbaru yanh menurut saya unik dan asyik! Dan postingan pilihan ini mesti keren menurut saya.
Atau, ada #InspirasiKamis . Di WAG selalu diumumkan tiga postingan blog para blogger yang inspiratif dan pernah para blogger tersebut bagi di Fb group BCC.
Menurut saya, ini juga bentuk apresiasi yang memotivasi para blogger untuk berlomba-lomba menampilkan konten yang bagus. Kita para blogger nggak hanya sekedar taruh link di Fb BCC saja. Kemudian berharap ada yang mampir ke blog untuk membaca.
Penghargaan untuk blogger saat BloggerDay 2021 yang kontennya kerap dinilai inspiratif |
Tapi kalau kitanya bisa membuat tulisan yang berkualitas, BCC akan membantu mendongkrak lewat program #InspirasiKamis ini .
2. Bloggercrony
dan networking
Beberapa kali orang sukses selalu membocorkan rahasia kesuksesannya. Salah satunya adalah networking.
Untuk urusan networking, yang saya tahu, BCC punya #Monday2Follow di Twitter setiap hari Senin. Admin BCC akan membagikan dua akun twitter untuk difollow para BCC Squad yang lain. Tentunya asyik kan, follower Twitter bisa bertambah, selain menambah kenalan sesama blogger.
Ada juga program #BWTuesday di WAG BCC setiap hari Selasa. Para blogger bisa saling mengunjungi link blogger lain yang mendaftar di list hari itu.
Program yang paling bikin saya salut adalah BloggerCare. Hal yang membekas di kepala saya adalah saat BCC peduli dengan kejadian banjir di Kalimantan Selatan.
Yang sering saya baca dari WAG, biasanya Kak Wawa dan BCC Squad yang lain sampai langsung turun membantu setelah dana terkumpul.
Nah, untuk bencana yang ada di Kalsel, Kak Wawa dan BCC Squad yang lain bisa begitu detail dalam mengatur bantuan yang terkumpul tetap sampai di tempat yang membutuhkan.
Sebagai orang yang pernah tinggal di Kalsel, saya tahu kondisi medan di sana. Karena itu salut dengan rekan-rekan BCC Squad yang mampu gesit dan lincah dalam menyalurkan bantuan bencana.
3. Bloggercrony
dan empowering
Mengenal Lebih Dekat Bloggercrony Lewat Bloggerday 2021
Oh iya, kalau di awal-awal tulisan ini saya sempat mengatakan semangat mendaftar BloggerDay 2021, alasannya adalah karena mumpung bisa ikut.
Sebelum-sebelumnya, saya hanya tahu ceritanya dari Mbak Tridi dan Pak Rudi. Saat itu saya bari diterima jadi guru. Tentu, saya tidak bisa pergi ikut BloggerDay yang lokasinya jauh.
Giliran tahun ini bisa online, jadilah saya girang. Kapan lagi ada kesempatan seperti ini. Bisa jadi tahun depan diselenggarakan secara offline. Jelas, saya susah kalau harus ninggalin anak-anak.
Ada beberapa hal berkesan bagi saya tentang acara BloggerDay 2021.
1. Blogger pun bisa family gathering
Sewaktu dulu kerja di luar Jawa, tempat kerja saya selalu mengadakan family gathering. Sayangnya, pas kondisinya masih belum berkeluarga.
Saat sudah berkeluarga, acara BloggerDay 2021 kemarin lah justru saya bisa merasakan family gathering.
Destinasinya keren lagi. USA! Ya meski secara virtual, tapi tetap terasa seru juga.
Anak saya Kayyisah paling suka saat kunjungan ke Jurrasic World dan Disneyland. Ikutan dag dig dug juga lho kami pas lihat dinosaurus apalagi pas ada T-Rex.
Asyiknya di acara tersebut, Kak Idfi memberi pengantar persis seperti guide tour. Lalu di sela-sela destinasi, ada kuis yang mengasah pengetahuan.
2. Disadarkan tentang harus berhenti jadi content creator palugada
Siangnya, giliran saya yang mengikuti BloggerHangout dengan topik yang cukup menarik.
Isi diskusinya daging banget! Hal yang paling menyentil buat saya adalah saat Pak Syafiq membahas tentang follower. Inti yang saya tangkap, menurutnya, buat apa mengejar banyak follower. Toh sebanyak apapun jumlah follower, tidak semua dari mereka akan melihat konten yang kita buat.
Ada masukan bagus dari Pak Maman. Jadilah expert, ahli, menguasai bidang tertentu. Bukan model palugada, apa yang lu mau semua ada.
Jika tidak ingin mengalami nasib senjakala sebagai content creator, lebih baik bekerja sama dengan mereka yang ahli di bidang lain dan masih muda.
3. Tahap tumbuh kembang anak yang nggak seharusnya, bisa berimbas di kehidupan masa depan anak
Sebetulnya materi terakhir di acara BloggerDay 2021 kali ini adalah seputar tantangan orang tua dalam masa pembelajaran di masa pandemi.
Awalnya ada Kak Kania yang mewakili keluh kesah kami para orang tua di masa pandemi dalam proses belajar anak di rumah. Giliran Bu Ifa bicara, eh, kami justru dibuka wawasan tentang materi tumbuh kembang anak.
Salah satu yang diulas oleh Bu Ifa adalah perlunya seorang anak untuk bisa melewati masa tumbuh kembang anaknya sesuai usia yang seharusnya.
Bu Ifa memberikan tips dan wawasan pada kami para orang tua selama membimbing anak belajar di rumah. Mulai dari perlunya orang tua juga sadar bagaimana beban guru di masa pandemi.
Aduh jujur, saya jadi ingat masa saat jadi guru beberapa bulan yang lalu di masa pandemi. Nggak gampang lho kerja dari pagi sampai malam mengawasi hp kalau-kalau ada siswa atau wali murid yang nggak paham. Aktivitas itu pun sambil dilakukan mengurus rumah dan anak.
Orang tua pun perlu paham bagaimana benan yang dirasakan anak selama belajar di rumah. Jadinya, orang tua pun nggak sampai marah-marah ke anak. Karena anak pun merasakan beban belajar yang lebih dari beban saat belajar di sekolah.
4. Acaranya bertabur hadiah
Seperti laiknya acara gathering, BloggerDay 2021 pun bertabur banyak hadiah dari para Bloggerpreneur.
Hadiahnya bisa didapat para peserta Bloggerday mulai dari kompetisi posting ke Fb, instagram, dan blog. Sedangkan selama acara, hadiah diberikan saat kuis dengan beragam bentuk.
Terima kasih
untuk mereka yang sudah membuat sukses penyelenggaraan Bloggerday 2021. Ada KITATAMA
EVENT @kitatama.id, Kak Idfi Pancani yang memandu dengan seru acara Virtual
Family Trip, Pak Maman Suherman dan Pak Shafiq Pontoh yang materinya di BloggerHangout
50-51 menyentil banget dan bikin saya merasa harus tobat jadi content creator
palugada (apa yang lu mau gue ada), serta Kak Kania Safitri yang sudah
menyuarakan hati para ibu kala masa anak-anak daring dan Bu Ifa H. Misbach yang
membuat saya sebagai orang tua tersadar untuk mengevaluasi pendidikan anak
selama ini.
Tentunya terima
kasih juga buat Kak Gita Siwi yang sudah jadi host, serta Kak Helen Simarmata
yang sudah jadi moderator acara Bloggerday 2021.
Ucapan terima
kasih saya juga belum berakhir nih. Karena ada para bloggerpreneur BCC Squad
yang sudah ikut berbagi banyak hadiah sehingga acara Bloggerday 2120 tambah
meriah. Semoga makin sukses dan tambah maju usahanya ya Kak @duorajistore,
@katalensaku.photoworks, @ebigsoo_fashion_, @anesacooking, @geraiaksesoris2,
@aykoprojects, @makarame, @resepdapurayah, @dapursesukahati,
@hennahijab_collection, @asiboostertea, @kitatama.id, @sreehandmate,
@photo_coffee_.
Selesai acara
zoom Bloggerday 2021, saya bersyukur. Entah penyesalan seperti apa yang akan
saya alami jika secepat kilat menuruti pikiran untuk mundur dari Bloggerday
2021 malam itu!
Mengerahkan Segala Potensi untuk Menjadi
Keluarga Jempolan Bersama Bloggercrony
Pada akhirnya
saya paham, mengapa Bloggerday 2021 mengusung tema Keluarga Jempolan. Di
Bloggercrony, saya seperti menemukan sebentuk keluarga. Kerja menjadi blogger,
terhubung dengan blogger-blogger lain, dan berkumpul menjadi sebuah keluarga.
Para blogger di
Bloggercrony tidak berjalan sendiri-sendiri. Hanya terikat saat ada job lalu
bubar setelah job berakhir. Bukan yang seperti itu.
Tapi BCC Squad
berjalan bersama-sama. Ada yang sedang merintis usaha, didukung bareng-bareng.
Ada yang sedang kesusahan, ditolong rame-rame. Ada yang masih merintis menjadi
blogger atau entrepreneur, dibesarkan wawasannya bersama-sama.
Tak heran,
bermula dari lingkungan blogger yang seperti itu, saya sendiri sebagai individu
merasa Bloggercrony cukup berperan besar. Secara tidak langsung, tentu imbasnya
ke keluarga dari para blogger.
Saya ingat di
suatu malam, Kak Wawa menanyakan di WAG meminta usulan pelatihan. Ada yang
untuk anak-anak, ada yang untuk dewasa. Beberapa teman BCC Squad tampak begitu
antusias saat mengetahui akan ada pelatihan kepenulisan untuk anak-anak.
Teringat Kayyisah
yang hobi menggambar, serta Bumi dan Rumi putranya Pak Rudi Belalang Cerewet yang
juga jago menggambar, saya lalu mengusulkan pelatihan menggambar untuk
anak-anak. Senangnya, Kak Wawa merespon positif usul tersebut.
Sempat saya
tersenyum geli saat membaca komentar di WAG, Bloggercrony jadi seperti
perkumpulan blogger parenting. Tapi nyatanya, semua itu punya arti besar bagi
saya sendiri.
Apalagi di masa
pandemi seperti sekarang ini. Masa di mana kita mesti mengerahkan segala daya
upaya, membesarkan apapun potensi yang ada untuk bisa bertahan. Apa yang
Bloggercrony lakukan tersebut besar artinya untuk membentuk keluarga jempolan
bagi setiap blogger yang berada dalam BCC Squad.
Post a Comment
Post a Comment