Belajar naik sepeda dengan mudah a la Kayyisah nyatanya membuat kami orang tuanya harus mencoba-coba berbagai macam cara.
Kondisi Kayyisah sendiri tergolong anak kinestetik tapi punya kelemahan di motorik kasar. Jadi meski ia sudah diberi tahu caranya, dikasih contohnya, atau dibantu dengan dua roda kecil di belakang, nyatanya Kayyisah harus belajar naik sepeda roda dua hingga berminggu-minggu bahkan beberapa bulan lamanya.
Apalagi mood Kayyisah yang naik turun. Kadang dia bersemangat sekali untuk mau belajar naik sepeda. Tapi kadang dia merasa bosan, terkadang seperti putus asa, atau malas untuk berlatih. Belum lagi kayuh sepeda yang sering mengenai tulang kakinya. Sakitnya kadang seperti membuat dia kapok.
Sebelumnya untuk urusan bisa naik sepeda roda empat sendiri, Kayyisah tergolong lambat. Kakinya baru bisa atau kuat mengayuh sepeda dengan gerakan kaki memutar saat usianya hampir genap lima tahun.
Pasalnya, Kayyisah sendiri termasuk anak yang sempat telat tumbuh kembangnya. Ia pernah ketahuan mengidap penyakit TB saat usianya dua tahun. Di usia hampir tiga tahun, Kayyisah baru bisa berjalan.
Kejadian inilah yang membuat motorik kasar Kayyisah jadi kurang seberapa kuat. Terutama di bagian lutut kakinya.
Setelah bisa mengayuh pun Kayyisah masih belajar untuk menyeimbangkan kemampuan tangannya saat memegang stang sepeda.
Saat akhirnya Kayyisah bisa naik sepeda roda empat di usianya yang lebih dari loma tahun, beberapa teman yang seumuran dengannya malah sudah mahir naik sepeda roda dua. Saya, suami, juga teman-teman Kayyisah lalu menyemangati ia agar mau belajar sepeda roda dua.
Awalnya roda dua kecil yang ada di belakang dinaikkan satu. Ini pun juga tak sengaja karena salah satu roda kecil tersebut patah. Jadi menaikkan salah satu roda kecil ini bisa dibilang usaha yang tidak disengaja.
Cara ini kurang seberapa berhasil membuat Kayyisah mahir naik sepeda roda dua. Lantas biar Kayyisah terbiasa belajar naik sepeda roda dua, abinya membelajari dia naik sepeda di setiap pagi.
Tapi... ternyata lumayan juga menuntun Kayyisah belajar bersepeda. Abinya pun lantas memasang tongkat di bagian belakang sepeda agar abinya bisa membantu keseimbangan dan memudahkan Kayyisah belajar naik sepeda.
Nyatanya masih juga Kayyisah tak kunjung mahir naik sepeda roda dua. Melihat hal itu, teman-teman Kayyisah juga sampai gemas. Sering Kayyisah sampai ditinggal karena tak seberapa cepat mengayuh sepeda seperti teman-temannya yang sudah lancar bersepeda roda dua.
Hingga suatu ketika, Loli, salah satu teman Kayyisah punya trik tersendiri agar Kayyisah lancar bersepeda roda dua. Caranya, Loli akan menunggu Kayyisah di satu titik yang berjarak beberapa meter dari posisi Kayyisah menaiki sepeda. Lalu Loli memberi aba-aba dan semangat agar Kayyisah memacu sepedanya sambil terus fokus melihat ke arah Loli.
Nyatanya, ternyata cara ini lumayan berhasil lho! Nggak sampai lebih dari satu hari, Kayyisah sudah berhasil menaiki sepeda roda duanya. Yeay!
Jadi rupanya memang ya, agar anak bisa menguasai sesuatu, kita mesti lihat kelemahan dan kelebihan anak kita. Nah saya lupa, Kayyisah ini punya kelebihan di kemampuan sosialnya. Jadilah dia cepat bisa belajar sepeda roda dua dengan cara belajar bersama teman-temannya.
Saya pun pernah tahu cara agar anak bisa cepat belajar naik sepeda roda dua adalah dengan berlatih naik balance wheel. Sepeda tanpa kayuh ini cukup bagus untuk melatih keseimbangan anak yang jadi modal si kecil belajar naik sepeda.
Post a Comment
Post a Comment