Bagi Mamsi (Mama ASI) atau para Pejuang kASIh,
bisa mengalami ASI lancar itu adalah anugerah. Dan melancarkan ASI usai
melahirkan itu mudah lho dengan Herba Asimor. Apalagi sejak IMD.
Ya, para Mamsi pastinya ingin ASI langsung
keluar begitu bagi lahir. Namun sayangnya, bagaimana agar kondisi itu bisa
terjadi pascamelahirkan, rupanya banyak yang tidak diketahui atau disadari oleh
para pejuang kASIh.
Nah, dalam rangka Pekan ASI yang berlangsung
sejak tanggal 1-7 Agustus 2020 ini, kali ini saya ingin berbagi cerita
pengalaman nih seputar ASI yang pernah terjadi pada anak pertama dan ke dua
saya, dengan kondisi yang berbeda-beda.
Harapannya, semoga kelak tidak banyak lagi
Mamsi yang sampai tidak tahu atau tidak sadar, bahwa ternyata menjadi pejuang
kASIh itu tidak hanya dimulai sejak bayi lahir ke dunia. Karena ternyata, ada
akibat yang pernah saya dan bayi saya alami karena ketidaktahuan dan
kekurangsadaran saya terkait urusan ASI ini.
Kenapa Harus ASI?
Oh iya, kalau ada yang mungkin bertanya,
kenapa sih keukeuh harus ASI, saya tidak lagi akan menjawab di tataran ideal, bahwa
ASI adalah makanan dan sumber nutrisi terbaik buat bayi. Tapi pengalaman dari
Kayyisah yang full ASI itulah yang bisa saya jawab.
Kayyisah anak pertama saya memang anak full ASI selama dua tahun. Yang saya amati saat dia bayi, Kayyisah ini alhamdulillah punya daya tahan tubuh yang lumayan bagus. Jika orang lain yang anaknya nggak full ASI cerita kalau sakit batpil itu biasa, tidak dengan Kayyisah.
Saat bayi, Kayyisah ini jarang batuk pilek.
Sekalinya batpil, paling hanya sehari saja. Obatnya ya hanya satu, diberi ASI
sebanyak mungkin. Atau saat dia sudah di atas usia enam bulan, selain ASI, saya
cukup memberinya banyak air putih.
Masih banyak lagi manfaat ASI yang saya
rasakan. Mau ke mana-mana bawa anak, ASI ini lebih praktis dari pada susu
formula. Saya sendiri sampai mendapat kontrasepsi alami. Hingga setahunan
lebih, saya tidak mendapatkan haid sama sekali.
IMD,
Sebuah Proses Penting dan Mengharukan
IMD atau inisiasi menyusui dini adalah proses
penting yang terjadi saat bayi usai lahir ke dunia. Saat bayi baru lahir,
diperiksan, dan kemudian dibersihkan, tenaga kesehatan lalu akan meletakkan
bayi di atas dada kita.
Kondisinya, kulit bayi akan langsung menempel
pada tubuh kita, atau skin to skin. Bagian atas bayi bisa ditutupi selimut agar
ia tidak kedinginan.
Pada proses ini, bayi kemudian akan dibiarkan
bergerak sendiri sesuai nalurinya untuk mencari puting payudara. Biasanya,
gerakan bayi ini seperti akan mengurut bagian dada kita dan merangsang
keluarnya ASI.
Manfaat IMD dengan proses seperti itu
tentunya akan sangat bagus bagi lancarnya ASI yang keluar setelahnya. Belum
lagi manfaat psikologisnya bagi Mamsi dan bayi. Dengan skin to skin, bayi jadi
merasa nyaman karena merasakan kehangatan kulit Mamsi dan mendengar detak irama
jantung Mamsi seperti dalam kandungan.
Demikian juga efek psikologisnya ke Mamsi.
Mamsi jadi merasa tenang dan relaks saat melihat bayi yang dikandungnya
berbulan-bulan akhirnya lahir ke dunia. Tentunya ini jadi momen mengharukan
yang tak jarang membuat para Mamsi jadi meneteskan air mata haru.
Dua kali di pengalaman melahirkan, sayangnya
hanya pada anak pertama yang menurut saya benar proses IMD-nya. Jadi ketika ia
lahir, dicek sebentar kondisinya oleh tenaga kesehatan, dibersihkan ala
kadarnya, baby Kayyisah lalu ditidurkan dengan posisi tengkurap di atas dada
saya.
Namanya pengalaman melahirkan anak pertama
ya. Lihat ada makhluk mungil di atas tubuh saya dengan kepala yang begitu dekat
dengan pandangan mata ini rasanya tuh masyaAllah banget. Sampai-sampai pas
dijahit di area jalan lahir pun saya tidak merasakan apa-apa. Segala rasa tidak
nyaman yang sebelumnya begitu dahsyat karena harus melahirkan lewat proses
induksi pun akhirnya lenyap.
Berbeda dengan kelahiran anak ke dua, Emir,
di rumah sakit yang berbeda. Di tengah rasa menahan sakit saat dijahit di area
jalan lahir, saya celingukan mencari sesosok bayi mungil yang sebelumnya sempat
terdengar heboh tangisannya. Beberapa menit kemudian barulah ia dihadirkan di
atas dada saya dalam kondisi sudah mandi, bersih, dan berbungkus kain yang
sebelumnya saya bawa dari rumah.
Batin saya, lah kalau kayak begini gimana
proses IMD-nya? Padahal gerakan tangan dan kaki bayi yang beringsut saat proses
IMD itulah yang penting. Andai sebelumnya tahu begitu, mungkin saya tidak
memilih untuk melahirkan di tempat itu.
Entah memang ada pengaruhnya atau tidak,
keberadaan ASI di kelahiran anak ke dua kemarin tak kunjung hadir hingga hari
ke tiga! Emir pun sempat mengalami kondisi tubuh yang menguning karena
dehidrasi.
Apalagi sebelum lahir, memang saya pun kurang
begitu merangsang keluarnya ASI. Berbeda jika dibandingkan anak pertama. Karena
sibuk kerja, saya sampai terlupa bahwa ASI untuk anak itu seharusnya perlu
diupayakan sejak masa kehamilan.
Kejadian itu membuat saya makin sadar, kalau
IMD itu memang sangat penting dan perlu dipersiapkan sejak awal. Bagaimana agar
ASI bisa keluar sejak awal bayi lahir ke dunia, hingga rumah sakit mana yang
memang benar-benar pro IMD, ternyata memang perlu diperhatikan. Karena IMD ini
bisa dikatakan perlu dikawal sejak awal mengingat efeknya yang bisa untuk
selamanya.
Pengalaman Berbagai Tantangan Menjadi Mamsi
Pengalaman mengASIhi Kayyisah dan Emir
ternyata memiliki kondisi yang berbeda-beda masalahnya. Yang satu malas minum
ASI, yang satu terlalu doyan minum ASI sampai sayanya kewalahan.
Tapi tentu saja, belajar dari pengalaman saat
mengASIhi Kayyisah, saya mencoba untuk tidak mengulang beberapa kesalahan saat
kini mengASIhi Emir.
Berikut ini beberapa tantangan yang saya
rasakan saat menjadi Mamsi bagi kedua anak saya.
1. ASI melimpah sampai terbuang percuma
Saat melahirkan anak pertama, saya masih
tinggal dengan ke dua orang tua. Takut saya kurang memproduksi ASI, keluarga
saya yang lain pun sampai berusaha ekstra demi saya.
Ibu dan ibu mertua sangat rajin membelik saya
jamu untuk melancarkan ASI yang biasanya dijual di tukang jamu. Kalau di
Lamongan, orang menyebutnya jamu wejah atau banyon.
Sedangkan ayah saya begitu rajin keliling
perumahan berburu daun katuk setiap pagi. Sampai pernah ada cerita, ia selalu
berpapasan dan hampir selalu berebut daun katuk dengan bapak-bapak yang juga
sama-sama berburu daun tersebut untuk putrinya! Hahaha…
Kalau ayah rajin berburu daun katuk, suami
saya sasaran buruannya adalah daun kelor. Jadilah pagi siang malam menu saya
selalu ada kalau tidak daun katuk ya daun kelor. Belum lagi konsumsi suplemen
pelancar ASI yang saya dapatkan dari dokter.
Walhasil, ASI saya melimpah ruah dan sering
terbuang percuma. Sebetulnya bagus sekali jika saya sampai membuat stok ASI.
Tapi ibu saya tidak setuju dan meminta saya untuk lebih baik langsung menyusui
Kayyisah saja.
2. ASI kurang lancar hingga kewalahan
Konon, anak cowok itu kuat minum ASInya.
Entah mitos atau fakta, tapi itu pula yang saya alami dengan Emir. Anak ke dua
saya ini benar-benar membuat saya kewalahan. Bahkan sering saya merasa kedua
payudara sudah kosong tapi Emir terlihat masih ingin menyusu.
3. ASI Hindmilk kurang terkonsumsi
Ada dua macam ASI, foremilk dan hindmilk.
Untuk membedakannya, foremilk bentuknya lebih bening dan tidak kental,
sedangkan hindmilk tampak sangat kental seperti susu formula. Foremilk sering
disebut ASI depan karena keluar lebih dulu sedangkan hindmilk disebut ASI
belakang karena keluarnya belakangan.
Pada Kayyisah, anak yang bayinya begitu malas
minum ASI ini akhirnya lebih sering mengonsumsi bagian ASI yang foremilk.
Padahal bagian ASI yang hindmilk ini manfaatnya untuk mengenyangkan dan banyak
mengandung lemak. Karena kurang konsumsi hindmilk inilah berat badan Kayyisah
jadi selalu sulit ada di grafik hijau atau normal setiap bulannya.
Belajar dari kejadian kakaknya, akhirnya saat
sekarang mengASIhi Emir, saya kerap memerah ASI ke dalam botol. Akhirnya Emir
pun kerap mendapatkan foremilk dan hindmilk. Efeknya memang beda. Berat badan
Emir jadi lebih berisi dan begitu cepat pertambahan berat badannya setiap
minggunya.
4. Saluran ASI yang tidak lancar
Salah satu hal yang tidak nyaman bagi Mamsi
adalah saat saluran ASI di payudara tidak lancar hingga mastitis. Saya pernah
merasakan kondisi saluran ASI yang tidak lancar ini paling parah saat mengASIhi
Kayyisah. Karena ASI di payudara jarang sampai kosong, suatu ketika pernah
payudara saya sampai mengeras dan terasa seperti batu.
ASInya pun tidak keluar dengan lancar. Badan
saya rasanya sampai demam hebat waktu itu. hingga berjam-jam lamanya saya
kompres kedua payudara saya dengan botol kaca yang berisi air hangat.
Kejadian itu sempat terulang saat sedang
mengASIhi Emir meski tidak separah itu kondisinya. Dan alhamdulillah,
kejadiannya juga tidak sampat membuat saya demam.
5. Saat bayi growth spurt
Seorang Mamsi mesti kerap kewalahan kalau
bayinya sedang growth spurt, sebuah fase di mana bayi sedang mengalami
percepatan pertumbuhan dan maunya minta ASI terus. Jika Mamsi tidak paham
kondisi ini, mungkin akan berpikir ASInya kurang mencukupi.
Dulu waktu mengASIhi Kayyisah pernah tu
sampai saya sulit melakukan ini itu. Makan saja sampai disuapi suami dengan
kondisi saya sambil memberikan ASI.
Sedangkan saat Emir sekarang ini, sepertinya
saat sedang mengetik tulisa inilah ia sedang mengalami growth spurt. Jadi, saya
sampai mengetik dengan tangan satu karena satu tangan yang lain saya pakai
memangku dan menggendong Emir.
Alhamdulillah, untuk yang Emir saat ini saya tidak sampai kebingungan mengASIhi dia karena produksi ASI yang melimpah sejak kenal dengan Asimor.
Asimor, Sahabatnya Para Mamsi
Ya, saya baru kenal Asimor saat mengASIhi
anak ke dua saya. Dan jika dibandingkan dengan pelancar ASI lain yang saya
pernah saya minum, Asimor ini lebih terasa beda efeknya ke produksi ASI saya.
Buat yang belum kenal, Asimor ini adalah
herbal yang bisa dikonsumsi Mamsi untuk membantu melancarkan ASI. Bahan
utamanya ada daun katuk dan daun torbangun yang memang sudah sejak lama
dipercaya masyarakat untuk melancarkan produksi ASI.
Selain itu, Asimor juga mengandung tambahan bioactive protein fraction dari ikan gabus. Zat ini juga bagus bagi Mamsi sebagai penguat daya tahan tubuh serta untuk bayi yang mengkonsumsi ASI. Apalagi untuk Mamsi yang melahirjan lewat proses caesar. Asimor yang dikonsumsi cukup bagus untuk memulihkan kesehatan Mamsi.
Pengalaman saya saat baru sekali saja
mengonsumsi Asimor, ASI yang keluar itu jadi lebih banyak. Hampir tiap tiga jam
saya bisa memerah ASI selain dikonsumsi langsung oleh Emir.
Apalagi saat sedang growth spurt seperti
sekarang ini, keberadaan Asimor cukup berarti sekali. Untuk aturan pakainya,
Mamsi cukup mengkonsumsi satu kaplet sebanyak dua kali sehari.
Oh iya, buat Mamsi yang ingin mengkonsumsi
Asimor juga, bisa beli di https://bit.ly/shopeeASIMOR
dan gunakan kode voucher GOAPMOMS untuk mendapatkan diskon 10 persen.
Mari
Menjadi Pejuang kASIh
Saya tahu, di luar sana begitu banyak para
ibu yang begitu ingin mengASIhi bayinya secara eksklusif. Tapi terkadang,
mereka mengalami masalah seperti ASI yang sulit lancar dan sebagainya.
Untuk para Mamsi yang mengalami masalah saat
menyusui, yuk konsultasi saja ke para konselor ASI. Apalagi saat ini sudah
cukup banyak info yang beredar seputar ASI di internet.
Jadi, yuk para Mamsi, kita berusaha atau berupaya menjadi pejuang kASIh. Karena ASI begitu berharga bagi masa depan buah hati kita.
Untuk masalah melancarkan ASI usai melahirkan, ternyata jika kita tahu caranya dan sudah menyiapkannya sejak masa kehamilan, ternyata mudah lho. Termasuk dengan konsumsi Asimor seperti yang sudah saya lakukan.
Post a Comment
Post a Comment