Pernah jadi orang nomaden setelah sebelumnya
menjadi orang Lamongan sekian tahun lamanya, membuat saya terkadang kangen sama
kuliner asal daerah yang berada di pantura ini.
Lamongan, seperti kebanyakan daerah di Jawa
Timur, memiliki kuliner dengan ciri khas cita rasa gurih dan pedas. Ini pas
dengan lidah saya yang sejak kecil terbiasa dengan cita rasa khas makanan Sunda
saat tinggal di Bekasi. Cita rasa khas makanan Sunda sendiri memang memiliki
cita rasa gurih dan pedas tapi juga diselingi manis. Dan, rasa gurih dan
pedasnya tidak semenonjol cita rasa masakan Jawa Timur.
Makanan asal Lamongan yang buat saya kaya
rasa di lidah itulah yang sering saya kangenin saat pernah merantau di
Kepulauan Riau dan Kalimantan Selatan. Sebetulnya, banyak juga sih perantau
asal Lamongan di seluruh daerah di Indonesia. Tapi ya itu, yang terkenal
rata-rata sebagai penjual pecel lele. Bahkan ketangguhan orang Lamongan yang
mencari nafkah dengan usaha pecel lele itu sampai ke pelosok Natuna yang
terpencil di tengah laut, di perbatasan Indonesia sana.
Selama merantau, kalau dibuat listnya, ini
dia beberapa makanan asal Lamongan yang sering saya kangenin. Yang perlu saya
tambahkan, beberapa makanan di list saya ini memang ada yang asli Lamongan, dan
ada yang memang banyak dijual di Lamongan tapi saya nggak yakin kalau itu asli
Lamongan.
1. Nasi Boran
Jelas, ini kuliner nomor satu yang paling
dikangenin orang Lamongan. Lha gimana enggak coba, Nasi Boran itu cuma ada di
Lamongan dan hampir nggak bisa ditemui di daerah lain. Pernah sih ada yang
cerita, ketemu Nasi Boran di Surabaya. Tapi rasanya nggak mirip sama sekali
dengan Nasi Boran yang ada di Lamongan.
Pernah sih saya tanya seorang teman yang asli
dari Kaotan, daerah di Lamongan yang terkenal sebagai sentra penjual Nasi
Boran. Katanya, orang Kaotan ini entah kenapa nggak ada yang berminat untuk
merantau ke luar Lamongan dan lalu menjual Nasi Boran. Pernah katanya ada, tapi
nggak lama. Orangnya balik lagi ke Lamongan.
Buat yang belum tahu, Nasi Boran ini
sebetulnya yang khas adalah sambalnya. Apalagi kalau pas musim ikan sili. Bisa
makin enak banget rasa sambalnya!
Yang khas lain dari Nasi Boran adalah sayur
dan terutama lauknya yang melimpah! Andai kalau mau versi lengkap, beuh,
mungkin nggak bakal minat deh buat makan siang karena saking kenyangnya!
Karena kangen Nasi Boran, pernah tuh saya
sampai beli sambal dan lauk Nasi Boran buat dibawa ke Kalimantan Selatan saat
merantau ngajar di Barito Kuala, yang lokasinya kalau buat saya seperti
Banjarmasin coret.
Belinya pagi, jadwal take off pesawatnya
siang, ndilalah sampai sekolah pas malam akibat pesawat yang delaynya minta
ampun lamanya. Langsung deh Nasi Borannya saya bagi ke teman-teman di sana yang
nggak pernah ke Lamongan, dan satu orang yang asli Lamongan lalu ketemu obat
kanget Nasi Boran.
Big thx buat ibunya kawan saya, Cipto, yang
sudah bikin sambal boran sampai sayur krawunya (semacam urap) yang nggak basi
sama sekali saat saya tiba di Kalimantan sana.
Eh, kalau mau tahu resep membuat sambal Nasi Boran, saya punya resepnya lho. Yuk klik di tulisan Sambal Boran Khas Lamongan ini ya.
2. Tahu tek
Awal datang ke Lamongan, kalau saya sih,
paling hobi banget sama makanan yang satu ini. Dan sejak itulah, saya jadi
langsung suka sama segala makanan yang mengandung bahan petis.
Waktu di Batam, sebetulnya ada penjual Tahu
Tek yang tersohor di sana sampai punya beberapa cabang. Pegawainya sih
rata-rata kalau ditanya ngakunya dari Surabaya. Tapi pas ditanya Surabayanya
mana, eh… jawabannya daerah di Lamongan!
Nah, Tahu Tek yang ada di sana ini kalau
menurut saya kok nggak sama seperti yang ada di Lamongan. Rasa petisnya menurut
saya kurang. Terus pakai ditambah irisan kecil timun dan potongan kentang
goreng.
Karena kecewa dengan rasa Tahu Tek yang
dijual di sana, akhirnya saya akali dengan membawa petis sendiri dari Lamongan.
Tinggal beli tahu, kacang yang lalu digoreng, tambah bawang putih dan kecap,
sudah jadi deh! Lalu waktu ke Hypermart ketemu petis, makin bahagia deh saya.
Stok petis saya jadinya aman untuk membuat Tahu Tek.
3. Rujak Cingur
Tadi kan saya sudah bilang, kalau saya
pecinta segala makanan yang mengandung petis. Termasuk Rujak Cingur. Saat di
Batam, kalau Tahu Tek gampang ketemunya, beda dengan Rujak Cingur.
Setelah beberapa tahun di Batam, akhirnya ada
juga restoran khas Jawa Timur di Nagoya yang menjual Rujak Cingur. Tentunya
saya nggak mau melewatkan kesempatan emas dong. Saya pun datang ke sana untuk
menikmati Rujak Cingur.
Tapi pas giliran bayar, yang ada langsung
menguras isi dompet. Harga satu porsinya, lima belas ribu! Sementara di tahun
kisaran 2005, di Lamongan, satu porsi Rujak Cingur harganya bisa tiga ribu
sampai lima ribu deh yang paling mahal.
Cukup dua kali akhirnya saya beli Rujak
Cingur di tempat itu. Pas main ke daerah Seraya, yang rata-rata menjual rujak,
lha kok saya menemukan Rujak Cingur dengan harga yang manusiawi. Rasanya plek
ketiplek seperti yang saya tahu di Lamongan.
Yang membedakan Rujak Cingur di Nagoya dengan
di Seraya adalah cingurnya. Cingur alias mulutnya sapi, kalau yang di Nagoya
memang asli. Sementara yang di Seraya, lebih banyak menggunakan kulit sapi.
Jadinya, harganya tentu beda jauh.
Karena saya orang yang nggak peduli apakah
itu cingurnya asli atau tidak, dan bahkan nggak pernah mau menikmati cingur
baik itu asli atau KW, tentunya Rujak Cingur Seraya kemudian jadi pilihan saya
selama saya ada di Batam dan kangen Rujak Cingur.
4. Soto Lamongan
Lamongan di mata orang dari daerah lain,
paling terkenal dengan kuliner sotonya. Kalau ditanya asal mana lalu kita jawab
Lamongan, mesti orang lantas menyebut, “Oh, Soto Lamongan, ya?”
Kenapa selama merantau saya kangen Soto
Lamongan, karena yang ada di tanah rantau, para penjual Soto Lamongan itu
kebanyakan hanya menempel tulisan Soto Lamongan saja. Sementara bubuk koyanya
itu tidak saya jumpai.
5. Tahu campur
Satu lagi makanan asal Lamongan yang
mengandung petis dan saya suka adalah Tahu Campur. Rasanya enak, segar, dan
ngenyangin tapi nagihin. Buat yang penasaran, yuk intip tulisan teman saya deh
tentang Tahu Campur.
Itu tadi versi saya, beberapa kuliner yang
terkenal banyak ada di Lamongan tapi jarang banget saya temukan cita rasa yang
sama ada di daerah rantau.
Selain kuliner Lamongan, ada lagi nih yang terkenal di Lamongan dan sedang musimnya di penghujung musim kemarau ini. Buat yang suka buah jamblang, yuk main ke Lopang Lamongan. Ulasannya bisa dibaca di tulisan Lopang Surganya Buah Jamblang.
Yok buat yang dari Lamongan dan pernah atau
sekarang jadi perantau, kira-kira kuliner apa nih yang paling dikangenin?
Kakakq klo pulang yg dikangeni asem2 kutuk mbak..
ReplyDeleteFavoritku tentu saja nasi boran, bahkan istri yang pendatang pun suka. Bumbunya meresap, pedas gurih manis campur semua. Lauknya macam-macam. Kemecer baru bayangin, dan spesial lagi soale cuma dijual di Lamongan.
ReplyDeleteYg disukai semuanya ada petisnya za, kecuali nasi boran dan soto.
ReplyDelete