Untuk tulisan yang bagian ini, saya akan
lebih cerita tentang peluang seorang wanita yang bisa dapat penghasilan dari
iklan di internet, serta kaitannya dengan ProPS.
Kalau orang bicara penghasilan pasif,
biasanya yang terpikir adalah pendapatan yang terus mengalir meski kita sudah
tidak bekerja. Jadi meskipun kita sedang santai, penghasilan itu tetap terus
datang ke kita.
Begitu banyak macam penghasilan pasif. Salah
satunya, adalah dari dunia teknologi digital. Nah, pembicara yang dihadirkan
waktu itu adalah Ilona Juwita, CEO ProPS.
Menurut Ilona, ada empat penghasilan pasif
yang terkait dengan iklan, dan berpeluang bisa diperoleh siapa saja.
1.
Afiliasi
Mungkin untuk pendapatan di bidang afiliasi,
banyak dari masyarakat di Indonesia yang masih awam. Cara kerja afiliasi ini
sendiri menurut Ilona adalah dengan menempatkan link afiliasi produk orang lain
pada blog kita, halaman postingan, deskripsi Youtube, ataupun postingan media
sosial. Kita bisa mendapatkan penghasilan dari afiliasi berupa komisi saat
terjadi pembelian.
Misalnya bisa seperti ini. Saya kan punya
blog. Lalu, saya menulis ulasan produk Susu Diet. Di postingan tersebut saya
selipkan kode untuk siapa saja yang mau beli di toko online Diet, bisa dapat
diskon lho. Kalau ada yang melakukan transaksi pakai kode dari saya itu, saya
bisa dapat komisi deh dari si produk Susu Diet.
Model
tulisannya bisa dibaca di sini ya: Menjaga Pola Makan, Rahasia Berat Badan Ideal
2.
Menjual produk secara online
Untuk penjualan produk online, bentuknya bisa
digital atau nondigital. Contohnya adalah menjual e-book, kursus online,
pelatihan pembuatan web, foto, atau video.
Kalau yang ini contohnya seperti ini. Pernah
nggak lihat sebuah web yang menjelaskan tentang bagaimana caranya kaya, ada
penjelasan yang sifatnya kayak spoiler atau bocoran tentang cara menjadi kaya,
eh… ujung-ujungnya kita ditawarin e-book seharga sekian rupiah kalau mau tahu
lebih lanjut tentang bagaimana caranya jadi kaya. Nah, yang kayak beginian
inilah yang modelnya aslinya iklan, ujung-ujungnya jualan produk digital.
3.
Pekerja lepas
Sementara kalau penghasilan dari pekerja
lepas, contohnya adalah fotografer atau videografer, developer, designer, dan
sebagainya.
4.
Pencipta konten atau Content Creator
Kalau content creator, nah… ya inilah
pekerjaan saya. Model content creator ini di antaranya penghasilan dari
sponsored post, underwritten post, penerjemah, atau penulis.
Sering banget kan lihat postingan di
blog saya yang ujung-ujungnya ternyata ngepromosiin produk? Lha ya itu kerjaan
saya, sumber periuk penghasilan saya.
Ngomongin iklan yang terkait Google, kalau di
kalangan blogger atau Youtuber sih sudah biasa dengar kata Google Adsense.
Kalau punya blog atau Youtube yang dikaitkan, peluangnya bisa lho dapat
penghasilan pasif dari Google setiap bulannya.
Sebelum saya datang ke acara ini, sebetulnya
saya sudah sering baca dari blog beberapa teman di Jakarta dan Jogja tentang
ProPS. Hingga akhirnya, jadilah saya penasaran dengan ProPS itu sebetulnya apa
sih?
Pas tahu kalau acara International Women’s
Day 2019 di Surabaya kok ada materi tentang ProPS, semangatlah saya untuk bisa
ikutan.
Jadi kalau kita pengen punya penghasilan
pasif dari iklan Google, kita bisa lho bekerja sama dengan ProPS. ProPS ini sudah
mendapatkan akun di Google Ads Exchange yang lalu kalau kata istilahnya teman,
ProPS kemudian ‘meminjamkannya’ ke para blogger.
Sebagai Google Channel Partner, inilah yang
bisa kita dapatkan kalau kita bekerja sama dengan ProPS. Yang singkat katanya,
ProPS akan membantu kita untuk bisa dapat penghasilan dari iklan Google.
Ngomongin kerja sama iklan dengan Google dan
kita dapat penghasilan dari sana adalah, pengunjung melihat iklan yang ada di
website kita. Istilahnya iklan on site. Jadi yang perlu diingat, bukan kita
yang punya produk terus kita bikin iklan lho ya.
Iklan di website atau blog kita bisa bernilai
kalau dia mengandung tiga nilai, revenue,
experience, dan engagement.
Kalau kita main Google Ad Manager, ada tiga
hal yang perlu kita lakukan dan jika kita bekerja sama dengan ProPS, tiga hal
ini yang akan dibantu oleh mereka:
- Mendukung beragam format iklan, mulai dari
bentuk display, video, native, ataupun custom.
- Manajemen iklan yang artinya, kita perlu
mengelola penayangan iklan.
- Melakukan monetisasi atau pendapatan
programmatic lewat AdExchange
Sebuah iklan bisa bernilai bagus kalau ada
nilai experience atau pengalaman baru yang didapatkan pengunjung. Maksudnya
seperti ini, pada pernah kan buka sebuah situs yang lalu ada iklannya. Misalnya
bentuk iklannya berupa video. Gegara iklan itu, pengunjung situs tersebut jadi
dapat hal baru.
Kalau situs kita bisa bikin pengunjung dapat
hal tersebut, itu artinya iklan di situs kita punya nilai. Efeknya pun bisa
bagus ke situs kita sendiri. Nilai time on site, pages per visit iklan kita
bisa naik dan akhirnya sejalan dengan pendapatan kita dari iklan tersebut.
Bentuk lain dari bernilainya sebuah iklan
bisa seperti ini: kita punya artikel yang bagus banget dan bermanfaat bagi
pembaca blog. Pengunjung pun jadi lebih lama nongkrongin blog kita. Iklan yang
ada blog kita juga jadi terlihat lebih lama. Kita pun akhirnya dapat komisi
dari peluang terlihatnya iklan oleh pembaca blog kita.
Cara kerja iklan sendiri biasanya akan muncul
terkait dengan tulisan apa yang sedang terbaca oleh pembaca blog kita.
Misalnya, ada seorang pembaca yang sedang membaca tulisan saya tentang cara
mengasuh balita. Google kemudian menayangkan iklan keberadaan diskon diapers di
sebuah toko online. Iklan ini memancing si pengunjung yang sedang baca untuk
ngeklik iklan diaper tersebut.
Terkait tentang hal ini, saya pun jadi ingat
ilmu para mastah di sebuah grup Facebook yang isinya mereka yang cari
penghasilan dari google adsense. Katanya, penting banget buat punya blog yang
isinya satu tema.
Karena fungsinya ya terkait penayangan iklan
yang satu tema. Kalau blognya gado-gado, iklannya pun jadi kayak orang bingung,
istilahnya. Tulisan yang sedang dibaca orang adalah tentang cara merawat
balita, lha kok iklannya tentang game online.
Sebetulnya, sebuah iklan di blog kita bisa
memungkinkan kita dapat komisi lewat tiga cara.
1. Pay per click: kita akan dapat komisi
kalau iklan yang tayang di blog kita diklik sama pembaca.
2. Pay per view atau impression: kita akan
dapat komisi kalau iklan yang tayang di blog kita terlihat sama pembaca.
3. Pay per viewable impression, ini agak
mirip sama poin nomor dua sih. Tapi yang dihitung adalah seberapa lamanya iklan
itu terlihat sama pembaca. Jadi nggak asa kelihatan muncul aja.
Tentunya Google punya syarat dong, situs atau
blog yang kayak gimana yang mau mereka ajak kerja sama, blog seperti apa yang
bisa bikin kita makin banyak dapat komisi dari Google.
1.
Blognya gampang atau cepat diakses sama pembaca.
Kalau bisa, blog kita bisa diakses dalam
waktu sekitar kurang dari lima detik. Karena faktanya, 53 persen orang akan
meninggalkan blog yang loadinganya lebih dari tiga detik, lho!
Sementara itu, kalau orang pakai jaringan 3G,
dia bisa membutuhkan waktu sampai
sekitar 19 detik buat loading mengakses sebuah situs.
Jadi kebayang kan ya? Jangan sampai deh blog
kita sampai bikin orang kelamaan nunggu buat mau baca sebuah tulisan saja.
2.
Pengunjung blog bisa dapat sesuatu yang bermanfaat dari tulisan kita
Kalau bisa, nilai lamanya orang nongkrongin
blog kita adalah 70 persen, dan mereka nggak buru-buru menutup halaman blog
kita, nilainya lebih rendah dari 35 persen.
3.
Pengunjung blog bisa dapat sesuatu dari iklan yang tayang di blog kita
Untuk poin yang ini, keterlihatan iklan
nilainya harus lebih tinggi dari 25 persen. Jadi, pendapatan iklan pun lebih
besar dua kali.
Bingung itu angka-angka munculnya dari mana?
Buat yang masih awam atau belum tahu, angka-angka tersebut bisa kita ketahui
dari Google Analytic. Google Analytic ini perlu banget dimiliki seorang blogger
atau Youtuber untuk menilai kualitas blog atau channel Youtubenya.
Mungkin ada yang kepikir, oh… jadi makin
sering iklannya diklik, makin banyak dong komisi yang bisa didapatkan. Eit,
hati-hati juga kalau urusan klak-klik iklan ini. Karena urusannya bisa
menguntungkan, tapi bisa membahayakan juga.
Yang membahayakan itu kalau iklan di blog
kita dibom-klik sama orang iseng. Jadi tahu-tahu, trafik iklan yang diklik bisa
drastis naik melonjak terklik orang. Hal lain yang membahayakan adalah kalau
iklan yang muncul di blog kita diklik sama kita sendiri!
Jadi pernah nih ada cerita, ada Youtuber yang
lagi buka laptop dan halaman laptopnya sedang menampilkan channel Youtube-nya.
Lha kok pas ditinggal, ada anaknya ngemainin laptop dan ngeklik iklan di
channel Youtube bapaknya sendiri.
Langsung deh akun Google Adsensenya berhenti
alias si Youtuber nggak dapat penghasilan dari iklan di Youtubenya lagi.
Padahal katanya, itu pendapat per bulannya udah lumayan.
Intinya terkait kerja sama iklan Google ini,
jangan main yang nggak wajar atau curang deh.
Jadi begitu deh materi yang disampaikan Ilona
seputar ProPS dan Google Adsense. Cara inilah yang memungkinkan wanita berkarir
di rumah dalam bidang teknologi. Nggak perlu ngantor ke luar rumah, bikin
konten lalu dimuat di blog sendiri, ngajak kerja sama ProPS, dan akhirnya ada
krincing-krincing uang yang mengalir ke rekening bank kita.
Yaa apapun bentuk iklannya, Baik adsense. Maupun iklan lainnya... Bila rajin promosi dan menulis bukan tidak mungkin blog kita juga terkenal ...Dan pundi2 uang terus mengalir..😄😄😄
ReplyDeleteAku tertarik s ama afiliasi, tapi masih mempelajari tawaran dari salah satu marketplace, Ka. Enak sih sebenarnya passive income. Dunia digital mudah cari duitnya, relatif banyak peluang.
ReplyDeleteAsyikkk, isinya daging semua ini mah :D
ReplyDeleteBetewe, suka banget dengan pemaparan di atas tentang 4 penghasilan pasif, yang jualan online itu sering banget ya sekarang, mereka fokus di copywriting, menghipnotis pembaca dengan masalah sesuai range pembaca, misal emak-emak, disuguhi kisah dramatis, ujung-ujungnya jualan ebook atau semacamnya hahaha
Tapi emang gitulah cara kerja online ya, salah satunya maksudnya :D
Blogku nggak cuma gado-gado, tapi juga lotek, karedok, dan pecel sekaligus :D Tapi kayaknya perlu serius mikirin buat bikin blog khusus. nih.
ReplyDelete