Diabetes mellitus atau yang sering disebut
kencing manis merupakan suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun
jangan khawatir untuk para penyandang diabetes atau yang disebut diabetisi
serta mereka yang memiliki keluarga yang termasuk dalam diabetisi. Karena,
penyakit ini sesungguhnya dapat dikendalikan.
“Tidak hanya dengan cara obat. Tapi perlu
juga edukasi, perencanaan makanan, dan latihan jasmani. Jadi kalau ada orang
minta obat yang paling bagus untuk mengobati diabetes, tidak bisa karena
diabetes tidak bisa sembuh,” ujar Dr Alfian Nurbi, dokter spesialis penyakit
dalam yang berpraktek di Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Penyakit diabetes ini dapat disebabkan karena
beberapa hal, keturunan, usia di atas 45 tahun, kegemukan, hipertensi, kurang
olah raga, melahirkan anak lebih dari 4 kg, sampai karena hiperkolesterol.
“Anak bayi pun yang baru lahir beberapa hari
bisa terkena diabetes,” imbuh Alfian saat menjadi pemateri dalam seminar
diabetes mellitus untuk awam di RS Awal Bros Batam.
Gejalanya antara lain sering kencing, mudah
lapar dan haus, serta berat badan menurun. Berikutnya gejala yang mucul adalah
penglihatan kabur sampai sering berganti kaca mata, gatal-gatal terutama sekitar
kemaluan, cepat lelah dan mengantuk, hingga luka selit sembuh jika diabetisi
sudah pada stadium lanjut.
“Gejala klasiknya bisa disebut 3P, poliura
atau banyak kencing, polidipsia atau banyak minum, dan polifogia atau banyak
makan. Gejala lain adalah badan lemas, mata kabur, kesemutan, bisu-bisul,
radang alat reproduksi, dan keputihan,” jelas Alfian.
Komplikasi kencing manis ini dapat berupa
penyakit jantung, stroke, dan yang asngat ditakuti adalah luka membusuk. Bisa
juga para diabetisi mengalami kerusakan ginjal, buta, dan gigi goyang.
Sayangnya, kebanyakan dari para diabetisi
memiliki salah pemahaman tentang pola makan dan panganan yang harus dikonsumsi. Misalnya makan sedikit dan
hanya sekali sehari. Padahal, tak ada larangan makan dan sebaiknya memang
menghindari gula dan memakai gula buatan. Ada juga salah paham tentang
keharusan makan kentang dan jagung saja.
“Orang kita makannya nasi kok disuruh makan
kentang terus. Malah ada penelitian
kalau belum tentu kentang bisa baik untuk penderita diabetes. Jadi harus
konsultasi dulu dengan ahli gizi,” ungkap Alfian.
Prinsip yang harus dilakukan adalah menu
seimbang dalam makanan sehari-hari. Untuk orang yang gemuk, bisa makan setengah
dari biasanya atau jumlah kalori yang dikonsumsi 1.300 hingga 1.500.
Orang yang memiliki tubuh normal jumlah
kalori yang bisa dikonsumsi adalah 1.700 sampai 2.100 atau makan satu porsi
biasa.
Sedangkan orang yang bertubuh kurus bisa
makan satu setengah dari biasanya atau jumlah kalori 2.300 sampai 2.500.
Para diabetisi juga perlu menghindari gula
murni, mengkonsumsi makanan yang rendah lemak seperti minyak jagung dan
kedelai. Perlu juga mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayuran dan
buah-buahan.
Sedangkan untuk jadwal makan besar serta
makan kecil masing-masing adalah tiga kali. Maksudnya, agar tidak terjadi
peningkatan gula darah mendadak dan diselang waktu tidak terjadi penurunan gula
darah.
Alfian juga memberikan beberapa kiat bagi
para diabetisi antara lain untuk tidak stres, pantang menyerah, serta disiplin
dalam beberapa hal. Seperti makan obat teratur, jangan terbawa nasehat ingin
mencoba berbagai macam obat atau jamu, makan teratur dan jangan berlebih,
berolahraga teratur, beli alat pengukur gula darah.
Catatan:
tulisan ini dibuat dari hasil liputan saat saya menjadi reporter di Batam
Aku jadi ingat pas kopdar sama Mbak Tira di Cirebon kemarin, Ka. Ibunya kena diabetes juga, tapi ga ada pantangan apa pun. Prinsipnya, apa saja boleh asal tidak dikonsumsi berlebihan. Sampai usia 83 tahun masih pelesiran sendiri hehe. Tetanggaku kemarin juga habis dirawat gara-gara diabetes mendadak padahal ga ada riwayat. Kayaknya kebanyakan gula pas di Palu kemarin katanya. Konsumsi SKM berlebihan dua kali sehari. Syukurlah sekarang da balik. Yang paling berat itu berolahraga dengan teratur.
ReplyDelete