Dulu saya sering berpikir seperti ini. Kan dalam
Islam itu nggak boleh ya menimbun-nimbun harta. Lalu kenapa harus ada alasan menabung?
Apalagi uangnya buat investasi meski itu embel-embelnya syariah.
Walhasil bisa ditebak. Meski saya kerja sejak
tahun 2004, penghasilan mau segede apapun, sampai sekarang saya tidak pernah
punya tabungan! Parah kan?
Lalu kemana uangnya selama ini? Nah, saya
selalu berpikir kalau uang saya itu bukan sepenuhnya milik saya. Jadi yang
namanya rezeki datang, kerap saya ‘lempar’ ke mana-mana. Pikir saya, toh masa
depan nanti ada Allah yang akan menjamin rezeki saya.
Nah, apa yang saya pahami selama ini ternyata
nggak sepenuhnya benar. Pemahaman saya terbuka saat mengikuti Kopdar Investarian MAMI, singkatan dari
Manulife Aset Manajemen Investasi yang ke tiga di Kaya Resto and Café Surabaya
pada hari Minggu, 13 Januari 2019.
Seperti biasa, ada Pak Legowo Kusumonegoro, Presiden
Direktur MAMI, yang sore itu berbagi edukasi seputar investasi syariah. Dalam
slide pria yang biasa dipanggil Pak Le’, ada sebuah hadist Bukhari yang cukup
membuat saya terhenyak.
“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan
masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.”
Ada tiga poin nih yang pengingat
dari Pak Legowo, yaitu insyaf, irit, dan investasi.
Insyaf, mungkin yang
dimaksud kasusnya seperti saya kali ya. Dulu tiap habis gajian, cepet aja
menguapnya. Mikir pensiun? Boro-boro!
Padahal setiap kali kita
dapat rezeki, sebetulnya ada rezeki keluarga kita baik untuk sekarang maupun
masa depan. Juga, ada rezeki orang lain yang mesti kita keluarkan. Bentuknya yaitu
zakat, infaq, dan sedekah.
Sedangkan irit, tentunya
bukan bermakna pelit. Tapi mengatur keuangan dengan cara cermat.
Dan kalau bicara investasi
yang Islami, dalam pertemuan kali itu, Pak Legowo menjelaskan seperti apa
invstasi yang sebetulnya boleh dan tidak dalam Islam.
Mengatur Rezeki Diri
Sendiri Terutama untuk Masa Depan
Kalau bicara mengatur keuangan
atau rezeki untuk diri sendiri, biasanya ada perbedaan antara orang di usia
muda dengan di usia tua.
Di saat muda, keuangan
biasanya dialokasikan untuk urusan pendidikan, transportasi, atau konsumsi.
Sementara di hari tua,
biasanya menurut Pak Legowo, pengeluaran akan berkisar pada urusan rumah,
kesehatan, dan nutrisi.
Maksud dari rumah adalah
kebanyakan orang tua yang menghabiskan waktunya di rumah, sehingga
pengeluarannya pun seputar urusan rumah.
Kondisi tersebut sering
disepelekan oleh banyak orang. Anggapannya, toh biaya hidup di masa pensiun
akan jauh lebih kecil. Atau nggak beda jauh lah. Err… ini sebetulnya anggapan
saya juga sih.
Lagi-lagi Pak Legowo
mengingatkan, padahal setiap tahunnya ada nilai inflasi yang terus naik dari
tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri angkanya rata-rata 4,75 persen per tahun.
Hal itulah yang sempat
membuat Pak Legowo sadar di satu titik. “Jika sekarang usia saya segini, lalu
nanti kalau saya tua umur saya segitu, kira-kira pengeluaran saya akan sebanyak
apa? Nah, sekarang saya sudah punya uang segitu nggak?”
Itu untuk biaya hidupnya
sendiri. Lantas bagaimana dengan pasangan?
Memang sih, ada beberapa
kemungkinan pemasukan yang bisa dipakai seseorang untuk masa pensiunnya kelak.
1. Program Jaminan Sosial. Nyatanya
hanya 22 persen lho penduduk Indonesia usia kerja yang punya ini.
2. Program pensiun. Yang ini
pun hanya 5 persen penduduk Indonesua usia kerja yang punya ini.
3. Bantuan keluarga. Tentu yang
ini biasanya dari anak ya. Tapi keluarga zaman sekarang kan rata-rata punya
anak makin sedikit.
4. Kerja atau usaha lagi. Ini
banyak juga terjadi di masyarakat. Ada sekitar 75 persen yang biasanya ingin
melakukan ini. Tapi nyatanya, hanya 40 persen yang punya peluang bisa kerja
lagi di hari tuanya.
5. Kekayaan rumah tangga. Fenomena
di Indonesia, ada 94 persen masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Tapi,
dengan bunga kecil.
Apa yang disampaikan Pak
Legowo ini tentunya bisa jadi renungan nih untuk kita. Terutama, bagaimana kita
menyiapkan masa depan keuangan kita kelak di masa tua.
Ada Rezeki Orang
Lain di Rezeki Kita
Terkait rezeki orang lain
yang ada pada rezeki kita, tentunya bagi yang sudah berkeluarga, akan terpikir pasangan
dan anak, juga orang tua.
Ada hal menarik nih yang
disampaikan oleh Pak Legowo. Menurutnya, anak-anak memang memiliki kewajiban
atas keluarga mereka. Tapi, sebaiknya orang tua tidak membebani anaknya dengan
beban hidup mereka.
Sebagai orang dewasa yang
punya orang tua, tentunya kewajiban kita adalah berbakti pada orang tua. Pak
Legowo mengingatkan, orang tua kita sudah tidak meninggalkan kita ketika kita
kecil dan tak berdaya. Maka, sebaiknya kita pun jangan meninggalkan mereka
ketika mereka tua dan tak berdaya.
Seorang
laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu meminta kepada
beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua orang tuamu masih
hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka bersungguh-sungguhlah
dalam berbakti kepada keduanya.” - HR.
Al Bukhari dan Muslim
Tak hanya keluarga, dalam
rezeki kita pun ada rezeki orang lain yang perlu kita penuhi. Benar juga sih
menurut Pak Legowo, kalau yang namanya rezeki itu adalah cobaan.
Menurutnya, semakin banyak
rezeki yang kita timbun, maka akan semakin berat langkah kita. Karena itu kita
perlu menyedekahkan sebagian rezeki agar Allah menggantinya dengan rezeki yang
lebih baik.
Satu pesan Pak Legowo yang
saya ingat. Jika ada kesempatan bertemu orang lalu hati kita tiba-tiba berbisik
untuk menyedekahkan rezeki kita, maka janganlah ditunda. Karena biasanya bila
menangguhkan pemberian tersebut, yang ada malah rezeki kita bisa bocor ke
mana-mana. Kayaknya kok habis ini itu dan kita nggak kerasa aja.
Investasi Syariah
yang Memberi Manfaat Buat Banyak Orang
Ada yang menjadi nilai lebih, kenapa investasi syariah
itu lebih baik dari pada sekedar menabung atau investasi dalam bentuk yang
lain. Menurut penjelasan Pak Legowo, karena jika menabung, maka uang kita
tentunya tidak akan bisa mengikuti angka kenaikan inflasi setiap tahunnya.
Sedangkan jika uang diinvestasikan dalam bentuk emas
yang kita beli agar kelak saat nilainya naik bisa kita jual, ternyata menurut
Pak Legowo investasi seperti itu tidak membawa manfaat bagi banyak orang.
Sementara jika bicara tentang investasi, ada beberapa
model sifat investasi yang perlu dihindari terutama bagi umat Islam.
1. Haram, pasti lah ya yang ini dilarang karena
bertentangan dengan hukum syariah
2. Najasy atau penawaran palsu
3. Risywah atau suap
4. Zhulm atau ketidakadilan
5. Maisir atau judi, bentuknya permainan di mana ada
yang menang dan ada yang kalah
6. Mudarat atau tidak bermanfaat
7. Gharar atau ketidakpastian
8. Riba atau bunga, baik itu dalam jual beli maupun
pinjam meminjam
9. Tadlis atau penipuan
10. Ikhtikar atau penimbunan
Satu lagi, perlu juga lho ya mewaspadai investasi
bodong, yang biasanya mengiming-imingi sifat bisnis yang mudah dan bisa membuat
kita cepat kaya. Biasanya ciri-cirinya sebagai berikut:
- Ada imbal hasil di luar batas kewajaran yang bisa
didapat dalam waktu singkat
- Menekankan pada perekrutan bertingkat-tingkat. Yang kayak
beginian ini biasanya sulit ditolak. Karena yang mengajak biasanya adalah kerabat
atau teman baik.
- Menggunakan foto tokoh agama atau tokoh masyarakat,
termasuk artis, yang sudah ikut serta. Padahal aslinya sih ya, nggak begitu
kenyataannya.
Biar nggak gampang ketipu investasi bodong, lagi-lagi
Pak Legowo punya dua trik untuk mencari tahu apakah sebuah investasi itu
tipu-tpu atau enggak. Caranya, kita bisa mengecek apakah perusahaan investasi
tersebut terdaftar di www.ojk.go.id.
Selain itu, kita bisa menggunakan internet. Ya iya lah
ya, zaman sekarang kan kita bisa serba googling. Cari saja dengan kata kunci
nama perusahaannya lalu diikuti dengan kata ‘penipuan’ atau sejenisnya.
Kelebihan Reksa Dana Syariah sebagai Investasi yang
Syariah
Tadi kan sempat disinggung ya, kalau investasi yang
Islami itu kalau bisa yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang. Dan akhir-akhir
ini, ada tren nih untuk berinvestasi di reksa dana syariah.
Dengan berinvestasi di reksa dana syariah, kita bisa
menyimpan uang kita di bank, bisa mendapatkan nilai lebih yang dapat mengatasi
inflasi. Sementara, uang kita yang tersimpan tersebut akan diputar oleh
manajemen investasi ke usaha-usaha yang memang Islami atau halal.
Ada lima kelebihan reksa dana syariah sebagai pilihan
investasi yang syariah.
1. Aman, karena pengelolaannya diawasi oleh OJK, serta
administrasi dana dilakukan oleh Bank Kustodian.
2. Amanah, karena investasi dilakukan pada instrumen
yang terdaftar pada DES, dan dipantau oleh UPIS serta diawasi oleh DPS.
3. Terjangkau, bisa dimulai dengan nominal 10 ribu
rupiah saja
4. Likuid, bisa dicairkan kapanpun
5. Bisa mengalahkan inflasi karena Kupon Sukuk Ritel
SR008 (2016) adalah 8,3% per tahun (gross)*.
Sebentar, itu ada istilah DES, UPIS, DPS, apaan sih? Uhuk,
kali ada yang kepikiran kayak gitu, nih penjelasannya lebih lengkapnya.
Reksa dana syariah menggunakan wakalah mudharabah. Menurut
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001, reksa dana syariah
adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam,
baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib
al-mal/Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal,
maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan
pengguna investasi.
Dalam fatwa tersebut juga disampaikan, bahwasanya para
pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi reksa dana. Pemodal berhak
atas bagi hasil sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut.
Nah, yang dimaksud DES itu adalah Daftar Efek Syariah.
Perusahaan terbuka yang memenuhi kepatuhan Syariah. Perusahaan-perusahaan ini telah
lolos seleksi oleh OJK & Dewan Syariah Nasional MUI.
Syarat lainnya adalah, perusahaan tersebut harus punya
rasio keuangan yang berupa total utang paling tidak lebih kecil atau sama
dengan 45 persen total aset. Kemudian total
pendapatan bunga & pendapatan tidak halalnya harus kurang dari atau sama
dengan 10 persen dari total pendapatan usaha.
Syarat lain dari perusahaan yang masuk di DES adalah
punya efek yang diterbitkan sesuai dengan akad syariah, sesuai peraturan
terkait penerbitan efek syariah.
Sekarang kita bicara UPIS ya yang singkatan dari Unit
Pengelolaan Investasi Syariah. Ruang lingkupnya UPIS ini antara lain:
- Pengawasan Pengelolaan investasi oleh Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang direkomendasikan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), dan
memiliki izin Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM).
- Penempatan hanya pada Instrumen yang terdaftar pada
Daftar Efek Syariah.
- Proses cleansing pada Reksa Dana Syariah.
Kalau masih ada
yang bingung MAMI (Aset Manajemen Investasi) sendiri itu apa posisinya, jadi, dia
adalah manajer investasi, yang mengatur uang yang diinvestasikan orang-orang
untuk investasi reksa dana.
Sebagai orang yang
tugasnya mengumpulkan dan memanajemen dana para investor, MAMI punya izin
sebagai pihak yang menerbitkan efek syariah. MAMI juga terdaftar dan diawasi
oleh otoritas jasa keuangan atau OJK. Jadi nggak perlu khawatir tentang investasi
bodong lagi kalau berinvestasi lewat MAMI.
Jadi nggak perlu
bingung kayak saya lagi ya (*atau yang bingung mah saya aja kali ya?!). Kalau
kita investasi itu, apalagi investasinya syariah dengan manfaat yang bisa
dirasakan orang lain, sebetulnya malah sah-sah saja. Bukan malah masuk kategori
menimbun harta.
Rasulullah SAW bersabda dalam rangka menasihati
seseorang; “pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: sehatmu
sebelum sakitmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskin, waktu luangmu
sebelum sempit, hidupmu sebelum matimu”. (HR Hakim)
Yuk baca juga:
- Cerita tentang Kopdar Investarian 1 buat yang penasaran kenapa mesti berinvestasi di reksa dana
- Ceria tentang Kopdar Investarian 2 yang bikin saya menyesali masa lalu
Simpan uangku buat kebaikan masa depan bener banget ya mbak. DUh gajiku waktu kerja dulu juga suka gak ketauan habisny akemana hihihi. Tapi sekarang udah insyaf kok harus disisihkan buat hari depan
ReplyDeleteAku sendiri kalau ingat itu, nyesel banget Mbak...
DeleteMemang harus bijak dan pinter2 nih mengatur keuangan, termasuk juga untuk hari tua. Perlu dipersiapkan juga, salah satunya dengan investasi ini ya.
ReplyDeleteBener Mbak
DeleteAku sudah lama dengar tentang MAMI, tertarik pingin ikut invest di situ, tapi masih ragu dengan hukumnya secara islma, Alhamdulillah sekarang ada syariahnya, dana kita diputar juga di perusahaan2 syariah, jadi tenang berinvestasi. Makasih ya mba, segera buka akun MAMI ah :)
ReplyDeleteKalau reksa dana ada yang syariah Mbak. Jadi kita bisa milih invest yang mana.
DeleteJadi kepikiran yang dibilang Pak Legowo soal bisikan sedekah yang ditunda dan malah jadi bocor kemana-mana itu. Bener juga yaa, kadang suka bingung sendiri ini duit kepake buat apa aja sih, kayanya nggak ada pengeluaran besar tapi kok cepet banget habisnya, bisa jadi karena sebelumnya ada niat yang nggak tersampaikan, hiiks. Mulai besok akan menyegerakan sedekah deh :)
ReplyDeleteJadi kayak rezeki yang nggak barokah ya Mbak.
DeleteMba jadi ingat ada kenalanku yang tergiur investasi bodong eh malah sekarang merugi dan uangnya nggak kembali :( Padahal kita kan juga harus memeprhatikan dengan cermat seperti yang mba sampaikan di tulian ini tentang syarat2nya untuk memilih reksadana yang tepat ya
ReplyDeletePokoknya kalau ada yanh bisa investnya gampang untungnya gede, emang kudu diwaspadai Mbak.
DeleteMenjawab pertanyaan saya juga tentang investasi dari sisi agama islam. Jadi tenang kalau mau berinvestasi
ReplyDeleteHihihi... iya ni Mbak. Dulu aku awam banget sampai terpikir kalau kita simpan uang untuk masa depan tu nggak baik.
DeleteAku investasinya masih bentuk logam mulia mbak belum kepikiran ikut reksadana masih bingung soalnya. Tapi suami pernah ada keinginan sih buat investasi syariah.
ReplyDeletekalau investasi syariah jadinya merasa aman dan tenang ya mba. Boleh juga ini dirembukan ke suami nanti untuk investasi.
ReplyDeleteBaru beberapa bulan belakangan saya merasa edukasi tentang hal begini penting ternyata. Apalagi yang berbasis syariah. Rasanya lebih bikin hati adem dan tenang. Sebab saya juga sedang menerapkan hidup 0 riba dan hindari syubhat. Mudah-mudahan istiqomah. Aamiin :)
ReplyDeleteDuh, baca ini jadi kebuka pikiranku mengenai investasi, khususnya yang syariah. Hingga saat ini maih belum insyaf Mba. Insya Allah, kutekadkan hati untuk menyegerakannya. Amiin :)
ReplyDeleteYah memang penting banget nih investasi yg sesuai syariah supaya hasilnya pun berkah dan diridlai Allah SWT ya..
ReplyDeleteAlhamdulillah sekali ya mba bisa belajar investasi dengan reksa dana manulife.
ReplyDeleteBaru tau deh sekarang ada reksadana syariah jadi umat muslim yang mau berinvestasi gak galau lagi, ada pilihan yanh aman, halal dan berkah
ReplyDeleteMenarik ya skema yang ditawarkan.. dan aman serta nyaman karena mengikuti syariah. Jadi udah ikutan mba?
ReplyDeleteKalau Manulife, lebih terpercaya, ya. Bukan investasi bodong. Apa lagi sekarang ada syariah.
ReplyDeleteAku dulu gak nabung, tapi beberapa tahun ini mulai nabung dan mikir investasi juga. Ya bukan buat memperkaya, tapi buat jaga2
ReplyDeleteAstagfirullah, aku berasa jleb banget ini. Berapa waktu menunda sedekah dan benar banget malah jadi bocor sana, sini. Jika mengikuti bisikan setan memang ada saja langkah mau kebaikan tertunda. Makasih sharingnya untuk mengatur keuangan secara islami, mba
ReplyDeleteAku pernah ikutan workshop reksadana dan berasa penting banget yg namanya unit link syariah
ReplyDeleteAku sebelum ikut MAMI ini sama sekali buta soal investasi Mba San, sekarang alhamdulillah sudah mayan melek. Dan sekarang lebih memahami, maalah jadi pengne berinvestasi apalagi dari agama kita yang ini syariah.
ReplyDeleteWah, aku masih pake reksadana konvensional nih. Kepengen juga deh beralih ke reksadana syariah. Ceki-ceki dulu aaah.
ReplyDeleteSuamiku baruuu aja ditawari investasi online dg modal $100 sama temannya. Untungnya aku pas ada di sebelah nya. Mending investasi Reksadana yang udah jelas hasilnya. Resiko kecil ya dapatnya kecil ya
ReplyDeleteAku sampe sekarang masih ragu2 mau investasi reksa dana. Alhamdulillah sekarang udah ada ya reksa dana syariahnya. :))
ReplyDeleteAku lagi cari-cari produk reksadana nih buat investasi soale tergiur dan bisa di bilang risikonya lebih kecil daripada saham, dan jujur masih awam banget tentang reksadana ini.
ReplyDeleteHarus dipikirkan ya investasi untuk jaminan masa tua nanti. Tentu aja bukan tak percaya rezeki Allah. Tapi salah 1 ikhtiar mengelola rezeki dariNya. Sedekah iya, investasi iya.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah ada yang aman untuk melakukan investasi sesuai syariat Islam ya. Jadi kan saat memutuskan untuk melakukan akad, kita sudah yakin tidak melakukan investasi yang tidak diperbolehkan.
ReplyDeleteCucook nih mba kebetulan saya lagi gencar2nya belajar investasi syariah. Terima kasih buat referensinya ya mba, sangat bermanfaat buat saya.
ReplyDeleteSenang karena ada MAMI jadi bisa teredukasi untuk investasi reksa dana. Apalagi sudah ada yang syariah, makin tercerahkan.
ReplyDeleteDuh, saya dulu juga termasuk yang punya gajian langsung habis, gak punya tabungan hihihi.. mungkin dulu belum berpikir panjang.
ReplyDeleteSekarang kita kalau mau berinvestasi mudah ya...karena ada reksa dana syariah
Baru tahu loh aku mba ada reksadana syariah ini, bisa nih jadi tambahan referensiku kebetulan lagi bingung juga cari asuransi yang tepat hehe
ReplyDeletePenjelasannya lengkap banget mbak..... Seperti mereka ulang acara Kopdar Investarian kemarin
ReplyDeleteAhh jadi sadar, bener kata mba. Uang kita bukan sepenuhnya milik kita. Makasih sharingnya ya mba
ReplyDelete