Menghadapi si kecil yang terserang sakit,
ups, rasanya begitu membingungkan. Bagaimana tidak, di sisi lain ia harus
meminum obat agar lekas sembuh. Namun masalahnya, si kecil susah sekali untuk
meminum obat. Apalagi bila berhadapan dengan puyer yang menjadi musuh utama
anak karena rasa pahitnya.
Hal yang kayak beginian ini masalah saya juga
nih yang sering saya hadapi pada Kayyisah anak saya. Walau obatnya sudah manis
sekalipun, sering sekali harus ada drama muntah!
Lebih drama lagi kalau obatnya itu puyer dan
antibiotik. Bayangin saja mumetnya. Obat antibiotik kan harus diminum di
waktu-waktu tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Nah, dulu saya sewaktu saya menjadi reporter
di Batam, saya pernah nih berkesempatan meliput seminar parenting yang
pembicaranya adalah Lula Kamal. Tentu sudah pada tahu kan dokter yang juga
artis itu.
Di tulisan ini, ada beberapa tips nih dari
Lula Kamal terkait bagaimana membujuk anak agar ia mau dan nyaman saat minum
obat.
Saran Lula Kamal, walaupun sepahit apapun,
anak tetap harus dibujuk untuk meminum obat. Kita sebagai orang tua mesti
bilang, kalau sakit dan ingin sembuh, ia harus minum obat.
Minum obat pun tidak harus dirasa pahit oleh
anak-anak. Mereka bisa meminum obat dengan dicampur madu atau sirup. “Asal
konsultasi ke dokter dulu. Mereka nggak harus minum obat pahit kok,” ujar Lula.
Sebetulnya jika sejak dini anak-anak diberi
pengertian akan pentingnya obat ketika dia sedang sakit, tidak perlu orang tua
harus kesulitan menghadapi anak yang sulit minum obat.
“Misalnya dari umur masih kecil sekali, dia
bisa dikasih penjelasan pentingnya minum obat. Kalau sudah besar, nanti mereka
sudah bisa memuntahkan obat yang barusan dia minum. Lha, kan makanannya juga
balik semua,” tutur Lula.
Cara memberi pengertian ini bisa dilakukan
ketika anak sedang tidak sakit. Misalnya sewaktu ada anak lain atau temannya
yang sedang sakit dan tak kunjung sembuh, katakan jika itu karena ia sulit
minum obat.
“Anak saya saja nagih lho sekarang kalau dia
nggak dikasih obat. Ma, kok aku nggak dikasih obat,” cerita Lula tentang
putrinya yang saat itu masih berusia 3 tahun 10 bulan.
Sampai sekarang, sebetulnya banyak orangtua
yang salah kaprah tentang pandangan keharusan meminum obat. “Pembantu saya sampai
bilang mau ke dokter lain karena katanya tidak saya beri obat. Ya saya bilang,
orang kamu kena virus bukan kuman,” cerita Lula.
Ia juga mengetahui hingga kini masih banyak
orangtua yang menagih minta diberi antibiotik untuk anaknya jika datang
berkunjung ke dokter. Padahal menurut Lula, kebanyakan anak usia lima tahun ke
bawah sakit karena virus dan bukan kuman. Sedangkan antibiotik ditujukan pada
sakit akibat kuman.
Demikian juga ketika anak harus dibawa ke
dokter atau minum obat. Tidak selamanya anak harus minum obat ketika dia sedang
sakit apalagi karena daya tahan tubuhnya menurun.
“Anak
sakit itu nggak mesti harus minum antibiotik. Bisa juga dibantu dengan
probiotik. Yang penting, daya tahan tubuh anak meningkat,” saran Lula.
Ketika anak dalam kondisi sehat, Lula pun
menyarankan untuk memberikan anak-anak makanan yang cukup menjaga daya tahan
tubuhnya. Misalnya dengan cukup memberikan mereka makanan sayuran dan buah.
Jangan
Dibuat Trauma
Bagi anak, sakit tidak harus membuatnya
sembuh dengan cara yang menyakitkan. Baik minum obat, atau suntik. Malah
menurut Lula, seorang anak yang tidak mau meminum obat dan harus disuntik agar
lekas sembuh, justru bisa menimbulkan trauma.
“Suntik itu kan sakit. Akibatnya anak jadi
trauma dan kalau mau suntik untuk imunisasi, dia jadi takut,” ujar Lula.
Ia pun menceritakan bagaimana putrinya, Kyla
juga mengalami ketakutan ketika akan diajak ke dokter.
Ketika Kyla akan diperiksa, ia pun akan
berkata jujur apakah Kyla nanti akan disuntik atau hanya diberi obat. Jika
memang akan imunisasi, Kyla tentunya harus disuntik. Tapi kalau hanya sakit,
Lula meyakinkan putrinya pasti hanya akan diberikan obat.
Demikian juga untuk obat yang memiliki rasa
pahit. Jika memang sakit yang diderita anak tidak membutuhkan obat, jangan
paksa ia untuk meminumnya. Pun ketika ia harus meminum obat yang memiliki rasa
pahit, usahakan buat acara minum menjadi menyenangkan untuk anak.
Beberapa
Tips Agar Anak Doyan Minum Obat
Untuk mengatasi anak yang tidak bisa minum
obat dengan kapsul, tetap biarkan mereka minum dengan serbuk yang berasal dari
kapsul tersebut. Agar ia bisa meminum obat berbentuk kapsul, ada latihannya.
Setiap membuka suplemen dari kapsulnya, simpan kapsul dan gunakan lain waktu
untuk latihan.
Sedangkan bila obat yang harus diminum adalah
kaplet atau tablet, gunakan porselen dan tumbukkan yang biasa dipakai di
apoteker. Hasilnya, gerusan tablet ini lebih halus, cepat, dan nggak perlu
energi khusus.
Ada juga sebuah permainan yang bisa digunakan
untuk membiasakan anak dapat menelan obat dalam bentuk tablet atau kapsul.
Ajaklah ia bermain kumur-kumur. Instruksikan diri sendiri ‘kumur lalu
berkumurlah dengan gaya lucu. Lakukan ini beberapa kali sampai anak tertarik.
Setelah itu, biarkan dia mencoba dan meminumnya.
Berikutnya, masukkan dummy pil (permen yang
mirip pil) dan cari yang kecil. Lakukan dengan meletakkan permen tersebut di
pangkal lidah yang dijulurkan. Ulangi instruksi kumur lalu tambahkan dengan
ekstra efek ‘GLEK’ saat menelan atau meminumnya.
Beri iming-iming dulu dan jangan pernah
memaksanya. Buatlah seolah-olah itu game yang mengasyikkan. Setelah itu,
cobalah dengan obat yang mudah tertelan dan nggak pahit dulu dengan bentuk
kecil dan permukaannya licin. Lakukan berkali-kali sampai dia percaya diri untuk
meminumnya dan hingga obat yang ditelannya habis. Baru, cobalah dengan pil yang memiliki tingkat
kesulitan lebih tinggi.
Tanya juga ke dokter tempat anak berobat,
apakah obat yang diberikan untuk anak bisa diminum dengan campuran lain.
Tanyakan juga apakah satu di antara makanan kesukaan anak kita bisa dicampurkan
dalam obat yang harus diminumnya.
Post a Comment
Post a Comment