Sekitar pukul 16.00, giliran semua peserta Festival
Millennilas Berkarya diajak untuk
duduk di depan big stage. Ada tiga pembicara utama yang dihadirkan sore itu,
Fico Fachriza komika jebolan SUCI 2, Vikra Ijas yang merupakan co-founder kitabisa.com,
serta Kevin Hendrawan yang kini menekuni TV host dan youtuber.
Sebetulnya saya tidak begitu mengenal mereka
bertiga. Sehingga saat itu, saya begitu kaget waktu mereka mengemukakan
fakta-fakta mengejutkan tentang apa dan bagaimana mereka dulu sebelum orang
banyak mengenal mereka seperti sekarang ini.
1. Fico Fachriza yang pernah menjadi pecandu narkoba
Saat menjadi juara dua di ajang Stand Up
Comedy yang diadakan Kompas TV, Fico mengaku saat itu masih berusia remaja. Kesuksesannya
tersebut sempat membuatnya merasa tercukupi hingga tidak lagi punya impian.
“Bayangkan saja di usia segitu, saya sudah
bisa punya ini itu. Ya sudah, saya merasa nggak punya mimpi lagi,” akunya.
Hal itu juga yang akhirnya membuat ia sampai
terjerumus ke dunia narkoba. Uniknya, Fico masih sadar untuk membandingkan
kesuksesan dirinya dengan teman-temannya sesama komika. Satu nama yang kerap
disebutnya dalam wawancara adalah nama Ernest.
“Waktu itu saya jadi komika di saat usia
masih remaja. Mungkin itu yang membedakan dengan Ernest yang saat terjun ke
dunia hiburan, dia sudah memiliki usia matang sehingga bisa berpikir dengan
lebih baik.”
Fico mengaku sempat iri melihat teman-teman
komikanya yang lebih sukses darinya dengan hidup tanpa narkoba. Akhirnya ia
mengakui masalah kecanduannya ke bapaknya, dan bapaknya pun mencarikan solusi
dengan membawanya rehabilitasi.
Bisa dibilang, kesuksesan Fico untuk bangkit
juga berasal dari kepercayaan sang bapak ke padanya. Setelah sembuh, Fico
membuat pengakuan di akun Youtubenya tentang pengalamannya yang pernah menjadi
pecandu narkoba. Banyak orang menyayangkan ulah Fico. Tapi tidak dengan
bapaknya.
“Saya tanya ke bapak saya, apa Bapak malu,
punya anak yang bikin video seperti itu, mengaku pernah kecanduan narkoba?
Bapak saya bilang nggak. Malah katanya, biar video itu jadi pengingat buat saya
kalau saja saya kembali ke narkoba.”
2. Vikra Ijas merasa punya kekurangan tapi tak mau itu jadi penghalang
Masa remaja Vikra hingga kuliah banyak ia
habiskan di Auckland, Selandia Baru. Bisa jadi hal ini kebanggaan bagi banyak orang.
Tapi bagi Vikra, maknanya bisa berbeda.
Di hadapan para peserta Festival Millennials
Berkarya, Vikra menunjukkan sebuah foto dirinya bersama dua orang bule. “Lihat
di foto ini, badan saya lebih kecil dibanding mereka.” Tak hanya postur tubuh yang
lebih mungil, Vikra pun mengaku hidup di Selandia Baru sebagai minoritas.
Awalnya Vikra berkuliah di Auckland mengambil
jurusan Akuntansi. Dengan alasan, kebanyakan orang sukses kuliah di jurusan
ini. Namun saat menjalaninya, Vikra sering tidak lulus beberapa mata kuliah dan
akhirnya memutuskan berhenti.
Setelah itu, ia kembali kuliah dengan
mengambil jurusan bisnis. Di sinilah menurut saya titik awal perjalanan Vikra. Selama
kuliah, Vikra aktif di kegiatan kemahasiswaan.
“Bayangkan saja, saya yang masih mahasiswa
dan belum lulus kuliah ini malah disuruh membangun awal Gopher di Indonesia,”
aku Vikra. Meski dengan kondisi diri yang merasa bukan apa-apa, tapi Vikra terus menerima tantangan Gopher.
Langkah selanjutnya bersama teman-temannya, mereka
berupaya membuat aplikasi bernama Solver. Gagasan aplikasi ini berawal dari banyaknya
masalah di Indonesia yang sebetulnya bisa diatasi secara gotong royong.
Sebagai awal, mereka membuat video
penggalangan donasi di wujudkan.com. Namun sayang, usaha mereka tidak berhasil
dan bisa dibilang gagal. Meskipun saat itu, justru Solver sempat meraih
penghargaan di ajang INAICTA.
Tak berhenti sampai di situ, suatu ketika
Vikra bertemu dengan Timmy (yang saya tahu pernah menjadi host acara perjalanan
di Kompas TV), dan mereka kemudian menggagas KitaBisa. Upaya ini juga dibantu
oleh Fajrin Rasyid yang kini jadi Presiden Bukalapak.
Ada satu quotes menurut saya yang menarik
dari Vikra yang selalu mengaku ‘anak start up’. “Kita bisa berkarya, sambil
bermanfaat buat banyak orang.”
3. Kevin Hendrawan sukses dari aktivitas yang tidak disukainya
Buat saya, pembicara terakhir ini yang
membuat saya nganga selebar-lebarnya.
Nggak menyangka saja, kalau ternyata masa lalu seorang Kevin ini begitu penuh
dengan kerja keras.
Semuanya berawal dari momen ketika papanya
sakit. Dan Kevin yang anak sulung ini pun harus menanggung posisi sebagai
tulang punggung keluarga.
“Kalau ada yang bilang generasi millennials
adalah yang menekuni apa yang mereka suka, coba lihat ini. Mau nggak mau, kita harus
mencintai apa yang ada di hadapan kita,” tutur Kevin sambil menunjuk gambar
slide di belakangnya.
Di foto tersebut, ada dua usaha yang sejak awal
ditekuni Kevin, usaha laundry dan martabak. Semua itu harus ia lakukan demi
menghidupi orang tua dan adik-adiknya.
Suatu ketika, Kevin yang berasal dari Purwokerto
ini memutuskan memindahkan usahanya di Bali. Di sana, ia mengaku tinggal dengan
menyewa tempat berukuran 3x3 bersama ke empat keluarga.
Fase selanjutnya, Kevin mencoba terjun ke
bidang lain. Ia mengikuti kompetisi L-Men dan dan menjadi juara di 2014. Saat itu
ia berpikir, ingin meraih kesuksesan lebih besar dengan cara tersebut.
Tapi nyatanya, Kevin malah tidak mendapatkan
apa yang diimpikannya. Menyandang gelar jawara ajang bergengsi rupanya tetap
membuat Kevin masih harus bekerja keras. Ia mengaku terlanjur hijrah ke Jakarta
dan mau tidak mau harus bertahan di sana.
Dengan modal gelarnya, Kevin yang mengaku
aslinya introvert melamar dari satu televisi ke televisi lain atau ikut casting
ini itu. Ia juga terus belajar dari beberapa artis yang ada tentang bagaimana
menjadi host yang baik.
Ia akhirnya diterima menjadi host sebuah
acara televisi. Dan di tahun 2015, ia diterima menjadi host National Geographic
Channel.
Posisi itu menjadi zona nyaman ya dia rasa. Dan
sosok Kevin ini rupanya tipe orang yang tidak pernah mau ada dalam zona nyaman.
Dunia pertelivisian yang digelutinya membuat ia terpikir bidang hiburan lain
yang prospek di masa depan.
Kevin lantas melirik Youtube. keputusannya
menjadi Youtuber dengan nama yag sudah terkenal sebagai host di acara televise,
tidak membuatnya sukses dalam waktu singkat.
Selama setahun jadi Youtuber, Kevin mengaku tak
mendapat untung. Video yang dibuatnya pun baru viral di video yang ke-127
tentang Pokemon.
“Saya itu tipe orang yang kalau belajar
sesuatu harus sampai khatam,” cetusnya.
Saat ia melihat makin banyak orang menjadi
Youtuber, Kevin mencari celah lain lagi. Hingga yang kita tahu sekarang, di
channelnya, Kevin juga membuat web series.
Yang istimewa dari Kevin adalah ia terkenal
sebagai sosok Youtuber yang membuat konten berkualitas. Menurutnya apapun harus
diniati baik, karena itu akan menjadi manfaat buat orang lain.
Iya bener bgt fakta2nya mengejutkan yah kak, kerennn
ReplyDeleteTak ada usaha yang mengkhianati hasil memang, keren merekaa.. Bangga punya millennial seperti mereka dehh..
ReplyDeleteKevin tuh emang yg paling jleeebb
ReplyDeleteKagak nyangka deh eikeh
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Enggak nyesel ya datang ke acara ginian, Ka. Narasumbernya kompeten dan bikin semangat kita meraih mimpi, terutam Kevin. Kayak ga ada tombol off-nya. Attitude-nya juga bagus. Pengin nyontoh nih. Moga banyak anak muda kayak gini.
ReplyDeleteSaya sempat ngikutin penampilam Fico waktu di Suci. Tapi, setelah itu enggak lagi. Makanya baru tau kalau dia terjerumus narkoba. Syukurlah sekarang udah bebas dan semoga jangan terjerumus lagi
ReplyDeletewow saya baru tau ada host national geographic orang Indonesia, keren banget ya mereka bertiga ini.. menginspirasi
ReplyDeleteMereka masih muda namun pengalamn hidupnya bisa menginspirasi orang lain. Salut, semoga kebaikan dan semangat mereka bisa ditiru anak muda lainnya..
ReplyDeletehidup itu nggak bisa disamaratakan gitu ya mbak.. dari contoh kisah di atas, nyatanya ketika ngejalani sendiri kuliah di akuntansi dia malah belum bisa ngikutin.. aku sering sih ngasih motivasi ke mhs ku biar bener2 ngejalani sesuai passion
ReplyDeleteMba makasih kisah kisahnya sungguh inspiratif. Pantesan lama nggak ada kabar Fico eh teryata narkoba. Syukurlah skarang udah aktif lagi ya. Aku punya bukunya Fico tentang kehidupan dia
ReplyDeleteAnak-anak muda jaman sekarang memang keren dan kreatif. Aku sering nonton abang Fico di TV tapi belum pernah ketemu langsung.
ReplyDeleteBagus juga nih acara, menginspirasi. Dengan usaha yang tidak sebentar, mereka mampu menginspirasi lainnya. Luar biasa ya.
ReplyDeleteAku ga pernah nonton suci taoi baca cerita tentang perjalanan Fiko di postingan ini kagum juga dengan usahq2 yang mereka lalui. Intinya berjuang terus ya
ReplyDeletesalut sama kevin yang terus berusaha dan akhirnya bisa jadi youtuber terkenal dg konten berkualitas
ReplyDeleteini para millennial yang karya dan sapak terjangnya sudan sangat banyak menginspirasi ya..dan bisa jadi contoh baik untuk kita semua ya mbaaa
ReplyDeleteAku suka banget potongan qoute ini “Kita bisa berkarya, sambil bermanfaat buat banyak orang.”
ReplyDeleteSama kayak mottoku bermanfaat untuk orang banyak, artikelnya ciamik Mbk
Gak ada masa lalu yg tanpa cela
ReplyDeleteTp masa depan kita bisa memilihny
Kesimpulanku baca kisah di atas mb
Inspiring
Waah, saya kudet, baru tahu tentang ketiga bintang keren ini #pengakuan.
ReplyDeleteSemoga anak muda jaman now, anak muda milenial bisa seperti mereka juga yah :)
Masya Allah,, terharu saya mba, sangat menginspirasi ketiga tokoh ini terutama mas Kevin, saya pun melakukan hal yg sebenarnya gak saya suka, dan mudah2an bisa menuai hasil 😊
ReplyDeleteAku ga ngikutin kehidupan para komika kecuali Panji, hehehehe. Kalau nonton komik udah selesai aja ga pernah baca2 profilnya. Keren ternyata ya perjuangannya
ReplyDeleteAku suka banget sama konten-kontennya Kevin di YouTube , cara penyampaiannya juga enak dan asyik banget, pasti beruntung ya mba bisa dengar sharing langsung bersama beliau.
ReplyDeleteAku jugaa suka quote Vikra, “Kita bisa berkarya, sambil bermanfaat buat banyak orang.” Aku kenal ketiganya, terutama Fico saat ikut SUCI 2. Kebetulan anak-anak dan suami nonton, jadi aku ikutan aja. Soal sukses, pasti ada usaha keras di baliknya. Dan aku percaya itu
ReplyDeleteBangga Indonesia punya generasi milenial yg kreatif dg banyak pengalaman kaya mereka. Semoga bisa menginspirasi makin banyak milenials lainnya :)
ReplyDeleteAnak muda sekarang mesti bangkit dari pemikiran-pemikiran sempit.
ReplyDeleteKarena dunia terhubung dengan hanya sentuhan jari.
Kagum sama produktivitas mereka.
Keren..ini baru namanya anak muda yang menginspirasi, jadi untuk sukses itu ada proses ya bukan instan
ReplyDeleteih, baru tahu 3 orang ini kisahnya mengisnpirasi banget. perjuangannya bisa dibilang ga mudah. tapi semangatnya itu lho, bikin kagum sekali.
ReplyDeleteKevin Hendrawan sedikit tau dari chanel Youtubenya. Perjuangannya kereeen. Sekarang dia terjun lagi ke dunia TV ya Mba. Jadi host di acara Weekend List Net TV
ReplyDeleteAku kenal kevin pertama kali di tv dia jd host acara traveling. Ganteng. Hehe
ReplyDeleteKeren ya ketiga pemuda milenial itu, tapi saya salut banget nya tuh sama Kevin Hendrawan. Youtuber yang keren
ReplyDeleteKetiganya ini tipikal anak bangsa yang tidak mau berhenti untuk menunjukkan kreativitasnya. Salut dengan mereka, meskipun pada awalnya memiliki problem berat masing-masing, saat prosesnya mereka menunjukkan ketangguhan dan kreativitas.
ReplyDeletekeren-keren yaa. Inspiratif banget ketiga orang itu, semoga semakin banyak yang mengikuti jejak positif mereka
ReplyDelete