Di zaman seperti ini, kesadaran dan pemahaman
orang tua akan kecerdasan anak ternyata masih belum begitu banyak berubah.
Buktinya, anak masih banyak yang dituntut untuk menguasai ilmu-ilmu eksak
semisal pelajaran matematika sebagai penentu bahwasanya itulah tanda dimana
anak disebut cerdas.
Nah, sewaktu menjadi reporter di Batam, saya
pernah mengikuti seminar parenting yang menghadirkan Pak Seto Mulyadi atau yang
biasa dipanggil dengan Kak Seto sebagai pembicaranya.
Menurut Kak Seto, sebetulnya semua anak itu
cerdas. Tidak mesti anak yang tidak pintar matematika adalah anak yang tidak
pintar.
Menurutnya, bidang apapun itu sebetulnya bisa
menjadi wilayah kecerdasan anak, dan tentunya setiap anak pun berbeda bidang
kecerdasannya. “Einstein itu sama cerdasnya dengan Ronaldo, juga sama dengan
Bathoven,” demikian Kak Seto memisalkan perbedaan kecerdasan anak di bidang
yang berbeda.
Dan anak pun sesungguhnya adalah pribadi yang
unik, otentik, serta berbeda. Jadi pesan Kak Seto, hendaknya orang tua tidak
membanding-bandingkan seorang anak dengan anak lainnya. Karena sesungguhnya,
setiap anak tidaklah sama.
Selain itu menurutnya, hendaknya orang tua
tidak melihat kekuarangan anak akan tetapi puji ia deangn setiap keberhasilan
yang telah ia buat.
Kak Seto juga menjelaskan bahwasanya ada
tingkatan-tingkatan usia di mana anak memiliki persentase tingkatan kecerdasan
yang berbeda. Untuk anak usia 0 hingga 4 tahun, kemampuan belajar anak bisa
mencapai 50 persen. Ketika anak di usia 4 hingga 8 tahun, kemampuan anak untuk
belajar bisa mencapai 30 persen, sedangkan untuk usia 8 hingga 17 tahun bisa
mencapai 20 persen.
“Anak pun sebetulnya bisa untuk melewati
proses belajar apapun, belajar bahasa, belajar berhitung, asalkan dalam suasana
bermain,” imbuh Kak Seto.
Terkait kecerdasan anak, sebetulnya ada
delapan bidang kecerdasan yang berbeda. Di antaranya kecerdasan pada bidang
angka, kata, musik, gambar, tubuh, teman, diri, dan alam.
Namun bagi mereka yang awam atau kerap disibukkan
oleh urusan pekerjaan, mungkin sulit untuk mengetahui dimana letak bidang
kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak.
“Untuk itu orang tua harus rajin mencatat
setiap perkembangan anak. Sesibuk apapun, orang tua harus menyempatkan untuk
melakukan itu,” tegas Kak Seto.
Pengamatan orang tua terhadap anak juga tetap
terus dilakukan dan tidak bisa sepenuhnya diletakkan kepada tanggung jawab para
guru di sekolah. “Makanya itu ada komite sekolah dimana orang tua bisa berperan
dalam proses pendidikan di sekolah,” imbuhnya.
Setujuuu Mba..semua anak memiliki kecerdasan dan bakat unik yang luar brasa. Tinggal mengasahnya Mba
ReplyDeleteHm, semakin bertambah usia kemampuan belajar semakin menurun ya..itu sebabnya belajar di usia dewasa terasa lebih sulit .hehe ..
ReplyDeleteJadi sebagai ortu kita hatus jeli ya mba dalam mengenali potensi anak sesuai kecerdasannya.
ReplyDeleteKak Seto saya setuju denganmu. Setiap anak pasti dilahirkan dengan istimewa dengan segudang kelebihannya. Meskipun sesekali memiliki kekurangan tapi orangtua dan guru semoga terus mendukung agar anak menjadi baik dan lebih baik lagi aamiin
ReplyDeleteNgomong-ngomong soal komite sekolah, saya masih suka bingung dengan diadakannya dan tugas dari komite sekolah ini. DI sekolah anakku ada komite sekolah, ada komite kelas, dan saya bingung saat saya mempunyai keluhan atau masukan dalam kegiatan belajar mengajar kok diminta langsung saja ke pihak sekolah ya, apa sebetulnya fungsi komite tersebut?
ReplyDeletePas sampai di bagian ini, aku sepakat sekali :
ReplyDelete"... dan anak pun sesungguhnya adalah pribadi yang unik, otentik, serta berbeda. Jadi pesan Kak Seto, hendaknya orang tua tidak membanding-bandingkan seorang anak dengan anak lainnya. Karena sesungguhnya, setiap anak tidaklah sama!"
Plus yang ini juga:
"... bahwa orang tua harus rajin mencatat setiap perkembangan anak. Sesibuk apapun, orang tua harus menyempatkan untuk melakukan itu"
Atau bisa juga melakukan pengamatan dan pendekatan.
Begitulah yang aku lakukan terhadap buah hatiku Yasmin.
jangankan membandingkan dengan anak orang lain dengan adik atau kakaknya sendiri pun gak boleh ya karena setiap anak itu unik
ReplyDeleteKok sama persis ya pas kemarin aku ikut workshop parenting. Padahal pembicaranya beda. Karena ilmunya sama ding ya. Hehe. Anak-anak aslinya cerdas, tapi didikan dan lingkungan yang membuat mereka jadi kadang ga cerdas
ReplyDeleteCara nyatetnya gimana Mbak? Dicatat biasa aja gitu? Kalau pengamatan sih sudah tapi aku enggak pernah mencatat nih. Mau coba nyatet di blog ah
ReplyDeleteSepakat mba. Ortu harus selalu jeli membaca minat dan kemampuan anak, lalu dibimbing ke arah yg baik sesuai minat dan kemampuannya :)
ReplyDeleteSebagai orang-tua semoga tidak ada di antara ibu-ibu muda di sini yang suka membanding-bandingkan permata hatinya dengan orang lain. Setiap anak memiliki karakter dan kecepatan berpikir serta bakat yang berlainan. Tugas sebagai orang-tua adalah melihat, mengawasi, memperhatikan dengan jeli karakter setiap anak tanpa menggiringnya sesua keinginan orang-tua.
ReplyDeleteDari judulnya saja saya udah setuju bahwa memang pada dasarnya semua anak memang cerdas. Tpi sayangnya masih ada aja ada ortu yang khilaf membanding bandingkan ama orang lain
ReplyDeleteAku lahir dari ortu yg beranggapan bahwa pintar matematika berarti pintar. Sekarang sih sudah tahu bahwa setiap anak punya kecerdasan yg berbeda
ReplyDeleteKecerdasan anak beda pada takaranya, bukan karna mereka nggak bisa disatu bidang hingga dibilang bodoh..
ReplyDeleteSetuju sama yang kak Seto bilang bahwa pada dasarnya semua anak itu cerdas. Nah tugas orang tua adalah memilah mana kreativitas anak yang perlu diperhatikan dan harus di bina
ReplyDeleteAku dulu pernah bersikap salah dengan membandingkan kedua anakku. Ternyata mereka memiliki kecerdasan yang tak sama. Bahkan bisa berprestasi sesuai bakat dan keahliannya masing-masing
ReplyDeleteSetuju.
ReplyDeleteSemua anak itu cerdas.
Hanya saja kadang orang tua luput dalam memperhatikan.
Seringnya nilai bagus baru di bilang cerdas :(
Saya juga gak pernah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Tetapi, memang bakal menyenangkan banget kalau antara orang tua dan sekolah bisa saling bantu dan komunikasinya baik
ReplyDeleteIya bener jangan membandingkan anak. Kita aja kalo dibandingkan dg istri org lain aja rasanya egggrh ga enak banget
ReplyDeleteBenar mba, anak itu unik semua punya kecerdasan masing-masing tinggal kita ortunya giman meninggikan gunung, bukan malah meratakan lembah...
ReplyDeleteBenar banget, Mba. Makanya saya gak nuntut anak saya harus bisa dalam segala hal karena saya sadar masing-masing anak itu sebenarnya cerdas
ReplyDeleteIya...
ReplyDeleteMama juga harus punya catatan khusus keistimewaan masing-masing anak.
Ini penting banget ternyata...
Alhamdulillah hobi nulis diary dari jaman kapan...
Jadi tercatat dengan rapih.
Iya, semua anak memiliki kecerdasan masing-masing, tergantung bagaimana orang tua menemukan kecerdasan tersebut dan terus mengasahnya.
ReplyDeleteWah mba pernah dibatam ya. Aku setuju mba, juga dibagian mencatat perkembangan anak walaupun sibuk. Krn itu yg jadi panduan kita kedepannya
ReplyDeleteSenangnya blog walking dapat pengetahuan baru, 😊
ReplyDeleteHihihi, penggambaran kak Seto sederhana tapi mengena, ya. Antara Einstein, Ronaldo, dan Beethoven 😀
ReplyDeletesemua anak terlahir cerdas dan setiap anak punya kepintaran masing-masing ya mbak
ReplyDeleteSetuju, Mbak. Jangan fokus pada kekurangan, lihatlah kelebihannya juga.
ReplyDelete