Jabat tanganku, mungkin untuk yang
terakhir kali. Kita berbincang tentang memori di masa itu. Peluk tubuhku,
usapkan juga air mataku. Kita terharu seakan tidak berteman lagi.
Sayup-sayup dari luar lemari tempatku berada, aku mendengar lagu
Sheila on 7. Sepertinya dari televisi.
Oh iya, kenalkan dulu. Aku sebuah laptop ASUS
Eee PC Flare Series milik seorang blogger asal Lamongan bernama Santi. Sudah
sejak sekitar akhir tahun 2011 ia memilikiku.
Kembali ke cerita lagunya So7, nggak tahu kenapa
ya, aku kok jadi mellow dan teringat persahabatanku dengan Santi. Akhir-akhir
ini aku merasa ia sering kecewa padaku.
Misalnya saat sedang membuat infografis, dia kerap
berujar dengan gemas, “Ayo… Aduh! Ayo dong cepetan.” Sementara tanda panah di
layarku begitu berat beranjak mengikuti arah gerak tangannya di touchpad. Sementara urusan nyawaku yang begitu tergantung
dengan kabel charger, itu bagian dari cerita sedih yang kini sudah dianggap
biasa olehnya.
Dulu, aku adalah laptop yang dipilihnya setelah
ia banyak menimbang ini dan itu. Selain karena badanku yang kecil dan tak akan
membuat bahunya sakit saat membawaku, ia juga memilih karena kemampuanku yang
bisa stand by untuk waktu lama.
Tapi saat Santi menggunakanku untuk menggarap
blog di waktu-waktu malam hari, ia kerap lupa membiarkanku hingga bateraiku
habis dengan sendirinya. Anaknya yang saat itu mulai sakit TB tanpa ia sadari,
kerap tidur gelisah sementara Santi sedang tekun menggarap tulisan.
Santi lalu meninggalkanku untuk menemani
anaknya tidur. Dan aku dilupakannya dengan baterai yang terus berkurang hingga habis.
Andai saja aku punya kemampuan membangunkan Santi yang ketiduran, mungkin
kondisi bateraiku selamat. Dan target demi target Santi untuk menggarap tulisan
bisa tercapai
Lama-lama, kemampuan nyawaku terus menurun. Lalu
akhirnya aku selalu bergantung pada kabel charger hingga sekarang.
Aku pun kini tidak bisa mengeluarkan suara
lagi. Speakerku rusak, hanya bisa bersuara saat Santi memasang kabel headset. Gara-garanya,
ia kerap memperlihatkan video untuk anaknya dengan volume maksimal. Berjam-jam.
Ditambah lagi-lagi dengan membiarkan bateraiku sampai habis. Saat itu aku jadi
teman anaknya sementara ia sedang sibuk memasak atau mencuci.
Ya, aku telah lelah. Mungkin suatu waktu di
saat ia sudah memiliki penggantiku, aku juga akan menangis. Seperti ketika aku bertemu
si mungil ASUS Eee PC 700 pendahuluku yang pernah dimiliki Santi dan kini masih
tersimpan di dalam lemari.
Katanya ASUS Eee PC 700 sih, dia dulu juga jadi
soulmatenya Santi. Tapi karena kapasitas memorinya tidak besar, sementara
kebutuhan Santi makin hari makin menuntut lebih, akhirnya ia aku gantikan.
Bersenang-senanglah. Kar’na hari ini
yang ‘kan kita rindukan. Di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan. Bersenang-senanglah.
Kar’na waktu ini yang ‘kan kita banggakan di hari tua.
Dulu denganku, Santi bisa mengerjakan banyak
hal. Aku menjadi temannya sejak ia mengajar di Kalimantan Selatan, menemaninya
untuk segala urusan pekerjaannya.
Aku pun menjadi temannya untuk mengerjakan
naskah kepenulisan. Mulai dari cerita anak yang terbit di media, hingga naskah
buku cerita anak yang akhirnya berhasil diterbitkan.
Saat punya anak, aku kerap jadi teman untuk
anaknya. Aku sering dipakai untuk menayangkan video, terutama ketika anaknya
sedang makan. Saat anaknya Santi kena TB dan waktu itu belum ketahuan, anak itu
susah makan. Sebagai pengalih perhatian, akhirnya akulah yang Santi gunakan.
Ketika Santi lalu lebih menekuni dunia
blogging, aku jadi teman yang hingga kini menemaninya berkarya. Yang aku
senang, saat tahu kabar Santi bisa menang lomba blog. Yah, meski ia belum pernah
menjadi juara tiga besar. Tapi aku yakin, suatu saat insyaAllah itu bisa diraihnya.
Kalau saja suatu saat aku tak terpakai lagi
olehnya, paling tidak aku pernah melewatkan banyak hal berharga yang
membanggakan. Aku yakin, Santi pasti mengingatnya seperti ia juga masih ingat
kebersamaanya dengan ASUS Eee PC 700 ketika menjadi dosen di Batam.
Sampai jumpa kawanku. S’moga kita
selalu. Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.
Akan ada masanya aku akan mengatakan sampai
jumpa dengan Santi. Tak lagi menemaninya, dan hanya akan berjumpa dengannya
saat ia melihatku yang masih tersimpan di lemari.
Bila saat itu datang, penggantiku pastinya
sebuah laptop yang bisa membuat Santi lebih produktif. Sebuah laptop yang nggak
sebentar-sebentar ketergantungan sama kabel charger.
Yang nyaman saat dipakai ngetik lama. Soalnya Santi itu kalau ngetik bisa sampai enam jam lebih terutama saat dia
ngelembur.
Yang nggak lagi lemot kursornya jika diajak
membuat infografis. Bisa membuat Santi mengedit video seperti yang ia harapkan
beberapa waktu terakhir ini dan tidak bisa aku lakukan. Dan, ia juga dapat menjadi
teman bersama anaknya untuk menyaksikan video anak-anak atau media belajar.
Sebuah suara bersenandung menyela ceritaku. "Tahukah
laptop yang kau suka. Tahukah laptop yang kau sapa. Tahukah laptop yang kau
tuju. Itu aku…"
Jadi gini, saudaraku yang nambah nyanyian lain
lagunya Sheila on 7 barusan itu namanya ASUS X555. Dari pengamatanku di dunia
ASUS, kayaknya laptop ini yang aku rasa pantas jadi penggantiku dan
kemampuannya sangat Santi butuhkan.
Selain kelebihan yang tadi sudah dia curi
tayang selama aku cerita, ada beberapa lagi hal keren dari saudaraku ini.
Katanya, ASUS X555 juga dijual di Tokopedia, lho...
Mungkin diriku masih ingin bersama
kalian. Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian.
Dari hati kecilku yang paling dalam sebagai sebuah
laptop, sejujurnya aku akan berat jika suatu saat harus berpisah dengan Santi. Tapi
sebagai seorang sahabat, tentunya harus senang jika ia bisa jadi sosok yang
lebih produktif.
Nggak apa-apa deh. Yang penting jiwaku tetap
ada di hatinya. Dengan segala kenangan yang pernah ada. Dan dengan nama ASUS
yang pastinya akan kembali Santi pilih untuk sahabatnya dalam berkarya.
NB: Buat penggantiku, kamu sudah ditungguin
tuh sama baju baru hasil menang live tweet waktu Santi liputan di sebuah acara
hari Kamis tanggal 20 September kemarin. Kalau aku yang lebar layarnya 10 inc ini pakai sih, jelas
kebesaran ya kan?
Bener banget laptop itu ibarat teman baik yang selalu bersama kita ya. Menemani kita ketika dalam banyak momen kehidupan. Andai laptop bisa bicara, doi lebih tahu siapa kita layaknya sahabat ya. Salfok sama cover laptop nya cakep banget.
ReplyDeleteWah hebanya, laptop yang sudah menjadi teman untuk mengerjakan naskah kepenulisan. Mulai dari cerita anak yang terbit di media, hingga naskah buku cerita anak yang akhirnya berhasil diterbitkan. Semoga sukses, kakak.
ReplyDeletesaya juga pengen punya laptop ini mbak, sepertinya laptop ini menjawab semua kebutuhan saya
ReplyDeletejadi baper aku mbak, gara2 SO7 hayo tanggung jawab wkwk
ReplyDeletekeren banget emang asus
ini laptop aku juga dan tahan banting
semoga sukses lombanya mbak..
Wah ternyata penulis cerita anak, keren2. Laptop tu emang senjata seorang penulis ya mbak. Kalau gak ada laptop kyknya bakal susah berkarya :D
ReplyDeleteWahhh keren nih laptop Asus, jadi ingat laptop asus punya adik ipar yang tangguh banget, udah lama dipake tapi "bandel"
ReplyDeleteKisah klasiknya membuat aku teringat akan handphone kesayangan yang sudah hampir 5 tahun. Merupakan handphone pertama dan hasil keringat sendiri dan bangga sekaligus sayanga banget saat harus berpisah karena rusak huhu... aish jadi curcol nih.. apapun pilihannya tetap berkarya ya mba!
ReplyDeleteItu si Asus X555 keren bangat ya banyak sekali keunggulannya layak dimiliki untuk dukung segala kerjaan dan kegiatan ngeblog.
ReplyDeleteAku juga pengguna asus dan sedang mupeng dengan ASUS x555 ini semoga dapat rezeki agar bisa memiliki yang baru.... hehe
ReplyDeleteSemoga dapet laptop baru mbak..emang nyenengin banget speknya. Semoga makin produktif
ReplyDeleteKeren idenya. Semoga menang mbak
ReplyDeleteAamiin... Suwun Mbak...
DeleteLaptopnya imut, Aku pengen juga laptop mini kaya punya mbk ika. Tapi kalau urusan kelegaan aku suka yang laya lebar mbk.. Wah, bagus ya Asus X555 ini..
ReplyDeleteSaya udah lama pingin punya leptop ASUS. Baca postingan ini, tambah deh pinginnya, hehe. ASUS emang keren, dan handal pastinya. Saya membuktikannya, baru punya hp nya. Lagi nabung untuk ganti leptop yang sekarang dgn leptop ASUS
ReplyDeleteBersenang senanglah dengan laptop Asusnya sekarang, sebentar lagi Asus baru datang, iyaaah seneng banget deh pakai Asus, selalu mengembangkan teknologinya, jd selalu update dan penggunakanya jd gak kudet yaa
ReplyDeleteSemoga si X555 segera datang ke pelukan ya mbaa... biar segera bisa pake baju yang sudah disediakan itu. Good luck.
ReplyDeletewah... dari asus ke asus. Benar-benar kesetiaanmu pada asus luar biasa mbak. sudah tidak bisa berpaling ke merek lain ya karena benar2 sudah nyaman dengan asus. salut.
ReplyDeletetulisan ini unik banget. jadi, bukan manusia pemilik asus yang bicara tapi si asus notebook yang bicara tentang tuannya yang mencintai merek asus. keren idenya. semoga menang
ReplyDeleteUnik cara penulisannya, Mbak. Dari sudut pandang laptop. Dan laptop yang lama gak cemburu yang kalau sampai digantikan yang baru :D
ReplyDeleteMakasih ya Asus-nya mbk santi yg sudah mengenalkan asus x555 ke aku. Dan aku pun jd pengen punya juga, secara punya keistimewaan banyak gitu....*hahay
ReplyDeleteAsus Eec ini yg imut itu kan ya mba. Semoga menang yaaa.. ceritanya menarik
ReplyDeleteNaksir sama ketahanan baterainya, karena aku orang yg males banget sering2 ngecharge :)))
ReplyDeleteAsus ini awet..sodara banyak yang pakai soalnya, cocok untuk blogger kayak kita ya mbak.
ReplyDeleteSaya juga utk laptop dr asus ke asus. Ini aja saya blm ganti notebook asus dah hampir 10 tahun masih awet dan bandel.
ReplyDeleteSuka baca ceritanya Mbak Santi. Point of viewnya beda. Smg dapat laptop asus yang baru ya Mbak. Biar bisa makin produktif bloggingnya
ReplyDeleteKyuut~
ReplyDeleteSi laptop bisa bercerita yaa...
Dan sungguh ASUS user sejati...
Semoga berjodoh dengan Asus X555.
Aamiin.
Hai Asus Eee PC..kamu punya sepupu di rumahku yg sangat kudayang lho..si Marun namanya.. Dia bandel juga performanya sptmu dulu.. Oya salam untuk Kak Santi, semoga sukses berkarya dan berjodoh dgn Asus baru nya ya...
ReplyDeletealamak pake lirik lagunya S07 kreatif mba :) sebagai sheila gank kusenang bisa baca lirik2 lagu So7 bisa dipadupadankan jadi tulisan ini mantapp :)gudluck mba
ReplyDeleteAku suka aku suka... Ngacung deh saya Sheila genk yang gagal move on. Dan karena postingan ini ikutan gagal move on dari ASUS
ReplyDeleteKisah klasik sama Laptop. Itu Laptopku jg kudu nyolok sama charger. Rasanya mau ganti baru aja. Pilihannya ke ASUS
ReplyDeleteLaptop idaman banget yaa asus ini. Cocok buat blogger kekinian 👍
ReplyDeleteaku juga pakai laptop asus
ReplyDeletetapi belum upgrade lagi ke yang baru nih
mau juga nanti ah test2 gitu asus baru
Asus memang mendukung banget kita dalam berkeja dan berkarya ya Mba Sus, apalagi kalau didukung kemampuan yang mumpuni. Jadi semangat dan giat terus pastinya.
ReplyDeleteDuh si ASUS sudah banyak jasanya ya untuk mba Santi, mungkin sudah lelah tapi ternyata banyak kenangan yang dilalui bersamanya ya
ReplyDeleteYasalaam, bisa bangett paka ilagu sheila ihh. Hahaaha. Semoga bisa dapatin laptopnya, Mbak. Biar makin produktif, buat lembur2.
ReplyDeleteAku pengen punya laptop Asus ini dan sampai skarang belum terwujud. DOain ya aku juga biar bisa punya. Soalnya laptop aku harus diganti nih
ReplyDeleteDulu aku pakai ASUS Eee PC Flare Series warna ungu mbak. Masih ada sih sampai skr tapi gak pernah dipakai lagi, maunya punya ASUS terbaru aja :)
ReplyDeleteEh itu Asus Eee PC 700 nya imut imut ya, warnanya juga asik. Aku lagi nyari lepi nih. keknya seri terbaru ini bagus speknya :)
ReplyDeleteNah iya, ribet banget ya kalau laptopnya harus dibarengin dengan chargernya terus, kurang praktis. Memang sudah saatnya beralih ke ASUS, ya, Mbak :)
ReplyDeleteDengan dukungan gadget yang oke, bisa bikin kita semakin produktif ya mba. Reviewnya lengkap. Good luck mba.
ReplyDeleteIkut sedih deh baca kisah si ASUS Eee PC Flare ini, tapi mungkin memang saatnya dia istirahat ya Mbak, atau dapat Nyonya baru?
ReplyDeleteAnyway, moga X555 jadi milik Mbak yaaah ;)
Hmm anakku juga susah makan nih Mba, kadang khawatir kena TB walau pas ke dokter nggak diminta cek TB. Btw, ternyata pemakai setia ASUS ya ^_^
ReplyDeletekreatif pake ide lirik S07, jadi berasa nostalgia. Aamin aamin dpt laptop pengganti untuk masa depan yaa
ReplyDeleteLucu buuu
ReplyDeleteSudut pandang tulisannya.
Fresh !
Baru kali ini baca jenis tulisan begini.
Hiks. Aku merasakan kesedihan laptop. Harus terus bergantung pada charger.
sukaaa dengan caramu bercerita, mbak. Eh mbak apa laptop nih. Heheheh.
ReplyDeleteGood luck yaa
Laptop idamaaaann bangeett niii, pernah pegang dan mauuu kl dikasih
ReplyDeleteSemoga langgeng terus karena makin produktif dengan ASUS. Ciptakan konten berkualitas.
ReplyDeleteKasusnya sama nih, Mbak. Notebookku mulai kolaps ya gara-gara dulu pas ngerjain skripsi tahu-tahu aku ketiduran. Pas bangun sudah mati. Untung saja bisa menyimpan otomatis. Kalau nggak bisa salto deh diriku karena revisian belum kesimpan.
ReplyDeleteAku juga pakai ASUS X201E, ultra tipis dan mungil dikelasnya, zaman dulu, tahun 2013.
ReplyDeleteItulah alasan aku membelinya, mungil dan ringan namun bisa diandalkan.
Kalau ntar harus ganti, ASUS X555 ini bisa jadi pertimbangan ^^
mba pernah jadi dosen dibatam yach , dimana mbak? salam kenal dari batam. Emang sekarang punya kaptop tangguh sudah jadi kebutuhan yak apalagi yg hobi nulis
ReplyDeleteSantiii...ini adalah postingan yang pertama aku baca dengan versi cerita sang benda. Santi sangat brilliant melahirkannya sebagai sebuah cerita. Aku jadi iri sekaligus kagum. Daya imaginasinya luas dan kuat. Mungkinkah aku bisa mengikuti sepersekian persen saja kelihaiannya mengolah cerita bersama benda yang selalu menemaninya beraktivitas di dunia maya? Santi memang pinter nih melahirkan ide menarik. Enak dibaca sampe bunda membacanya dua kali bukan karena gak ngerti, tapi karena kagum dengan idenya Santi. Salut.
ReplyDeleteAku pun tim bergantung dengan kabel charger, klo ga dicolok blm sampai 5 menit udah mati aja :(
ReplyDelete