Zaman sekarang kalau ada anak sampai bisa
bahasa asing, terutama bahasa Inggris kayaknya keren ya? Karena itu sekarang
ini banyak sekolah yang menawarkan kelebihan yaitu memiliki pendidikan bahasa
asing di sekolah. Ada yang berbentuk pelajaran, sampai keharusan untuk
berbahasa Inggris di lingkungan sekolah.
Bahasa asing yang ditawarkan pun sekarang ini
tidak melulu bahasa Inggris. Bahasa Arab, atau mandarin juga kerap jadi
unggulan yang ditawarkan.
Tapi untuk anak kecil terutama usia dini,
sebetulnya penting nggak sih? Nah, sewaktu menjadi reporter di Batam dulu, saya
sempat mewawancarai salah seorang guru bahasa Inggris sekolah Charitas. Namanya
Ibu Imelda Yetti. Beliau memberi tahu penting nggaknya atau do-don’t’s nih
tentang pendidikan bahasa asing pada anak.
Anak
yang Belajar Bahasa Asing Lebih Cerdas
Memang, saat ini tidak sedikit orang tua yang
menginginkan anaknya untuk menguasai bahasa asing. Bukan apa-apa. Rasanya ada
kebanggaan tersendiri apabila anak dapat menguasai bahasa asing, misalnya
bahasa Inggris saja.
Akhirnya ketika anak memasuki usia sekolah,
mulailah para orang tua mencoba menyekolahkan anak mereka ke sekolah-sekolah
yang terkenal dengan pendidikan plusnya.
Sayangnya kesadaran untuk menyekolahkan anak
ke sekolah seperti itu, termasuk tentang perlakuan orang tua sendiri di rumah
dalam hal berbahasa, sangat tidak mendukung kemampuan anak untuk menguasai
bahasa asing.
Bahasa, seperti halnya budaya, jika menurut Bu
Imelda, ada baiknya harus disepakati dahulu oleh para orang tua. Bahkan jikalau
bisa, kesepakatan tersebut dilakukan ketika anak masih usia bayi.
“Untuk
menentukan bahasa sehari-hari anak, perlu disepakati bersama budaya mana yang
akan kebanyakan dipakai. Pertimbangkan juga faktor lingkungan,” ujar wanita
lulusan Sanata Dharma Jogjakarta ini.
Dikatakannya lebih lanjut, masa kritis atau
masa anak menyerap bahasa paling efektif sebetulnya terjadi sebelum anak
berusia dua tahun. Anak yang dididik dengan bilingual atau dua bahasa serta
multilingual atau banyak bahasa akan lebih cerdas daripada anak yang dididik
dengan satu bahasa. Hal ini menurut Imelda berhubungan dengan perkembangan
sistem otak kiri.
Ia lantas mencontohkan penggunaan bahasa
Inggris dalam kehidupan sehari-hari. “Bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional akan lebih baik dipakai sebagai bahasa sehari-hari bila salah
satu dari orang tuanya berasal dari negara yang menggunakan bahasa itu seperti
Amerika misalnya,” contohnya
Sedangkan bahasa ibu atau bahasa asal negara
pasangan yang lain bisa juga diajarkan sebagai tambahan atau dengan komposisi
yang sama. Pemahaman budaya dari bahasa itu sendiri juga diperlukan supaya
tidak terjadi konflik.
Untuk makin mendukung kemampuan anak dalam
berbahasa asing, ada baiknya muncul lingkungan yang kondusif khususnya dari
orang tua sendiri. Akan lucu jadinya jika anak di sekolah sudah mendapatkan
pelajaan bahasa asing akan tetapi orang tuanya di rumah justru tidak menguasai
sama sekali.
Tuntutan menguasai bahasa asing bagi anak
juga jangan dijadikan sarana untuk gengsi semata. Seiring waktu, ada baiknya
jelaskan kepada anak akan pentingnya menguasai bahasa asing bagi kepentingan
dirinya sendiri.
Ajarkan
Sedini Mungkin
Banyak orang tua yang bertanya-tanya,
kapankah sebetulnya anak saya bisa belajar bahasa asing? Jika anak masih kecil
dan kemudian diajarkan bahasa asing, apakah ia nanti tidak kebingungan untuk
mempelajarinya?
Dalam cerita pengalaman sebuah keluarga, ada
sepasang orang tua yang berbicara dengan bahasa sandi. Inti artinya seperti
ini, “Si kecil tak usah kita ajak ya.”
Di luar dugaan, si kecil yang sedang menjadi
bahan obrolan ini pun mengerti apa yang sedang diucapkan oleh orang tuanya dan
kemudian memprotes, “Nggak mau, saya harus ikut!”
Orang tua dari si kecil ini pun kebingungan.
Pasalnya, selama ini mereka tidak pernah mengajarkan si anak tentang bahasa
tersebut. Mengapa bisa demikian? Ini dikarenakan bagi anak, bahasa apapun yang
diketahuinya adalah bahasa asing. Meski itu dari versi bahasa manapun.
Jadi, mengapa tidak kita manfaatkan kemampuan
anak yang sedang bagus-bagusnya dalam menyerap bahasa. Jikalau bisa, ajak anak
untuk menggunakan bahasa asing di sela-sela percakapan sehari-hari. Cara ini
lebih efektif daripada harus mengajarkan satu per satu kata berikut bahasa
asingnya kepada anak.
yang pernah kubaca, katanya usia paling optimal untuk belajar bahasa asing adalah 4-12 th
ReplyDeleteemang penting banget ya Mbak, kita harus mendukung anak untuk mau belajar bahasa Asing, biar ortunya juga terus belajar dan mau praktek kan yaah :)
ReplyDeletekarena anak kecil lebih mudah mengingat dan merekam apa yang didengarnya.
Zaman sekarang tuntutannya lebih lagi, anak harus pintar di segalabidang dan kembali pada orangtua, apa harus menguasai semua atau pilih yang anak senangi.
ReplyDeleteAda yang bilang kalau sama anak, boleh ajarin bahasa asing di sehariannya, asal jangan dicampur-campur ya mbak, kuatir dia bingung bahasa yang sesungguhnya.
ReplyDeleteKalau saya sejak bayi, saja ajarin pakai bahasa Inggris, tapi dua bahasa sih, jadi 1 kalimat, 2 kali pengucapan hahahaha
Misal, adek, come here..
Adek, ayo ke sini..
Pegel mulut tapi gapapa deh demi anak hihihi