Iklan yang menyebut kata ‘stunting’ oleh Pak
Jusuf Kalla beberapa waktu lalu membuat saya penasaran. Stunting? Anak pendek?
Harus diatasi? Lho, bukannya anak pendek itu memang keturunan ya?
Akhirnya sebagai mamak suka kepo perkara
kesehatan anak, saya pun browsing apa dan bagaimana tentang stunting. Beberapa
artikel yang telah saya baca membuat saya tertegun, teringat pada apa yang
pernah terjadi pada Kayyisah.
Jadi di usianya yang ke dua tahun, baru
ketahuan kalau Kayyisah mengalami sakit TB. Penyakit itulah yang membuat ia
pernah berbulan-bulan sulit makan dan sakit-sakitan. Efeknya Kayyisah jadi
kurang gizi, dan telat tumbuh kembangnya.
Di usia setahun, tempurung lutut kaki
Kayyisah masih lunak. Umur dua tahun, ia masih belum bisa berjalan.
Cerita
lengkapnya bisa dibaca di sini ya: Penyebab Malnutrisi Hingga Telat Tumbuh Kembang Itu Bernama TB
Suatu ketika saat sedang mengambil obat TB, ndilalah dokter yang saya temui di rumah
sakit bukanlah dokter anak yang biasa menangani Kayyisah sejak lahir. Kita
sebut saja Bu Dokter ya.
Nah kali itu, Bu Dokter menegur saya tentang
kondisi fisik Kayyisah. “Lho anak ini umur berapa?” tanyanya sambil menatap
tajam ke arah saya dan Kayyisah.
“Dua tahun lebih dua bulan, Dok,” jawab saya
heran. Ya, saya merasa takjub saja waktu itu karena bu dokternya kok malah
bertanya. Kan di kartu pengambilan obat TB ada tulisannya, pikir saya.
Tapi rupanya bukan itu maksud sebenarnya dari
pertanyaan Bu Dokter. Dengan nada berseru, ia memprotes kenapa tubuh anak saya
kecil sekali. Perawat yang mendampinginya pun diminta untuk mengukur panjang
tubuh Kayyisah serta lingkar kepalanya.
Setelah pengukuran selesai, saya dan suami
diminta duduk. Dalam hati saya bergumam, apa yang salah dari anak saya yang
memang kondisinya begini karena TB?
Dan jujur, sebetulnya baru kali itu lho
Kayyisah pakai diukur panjang tubuh dan lingkar kepalanya. Memang, di buku
Kesehatan Ibu dan Anak ada pantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar
kepala. Tapi sejak Kayyisah lahir, yang saya jarang membawanya ke posyandu dan
hanya mengandalkan rutin ke dokter anak untuk imunisasi, Kayyisah hanya selalu
diukur berat badannya.
Grafik berat badan Kayyisah yang pernah tidak naik selama beberapa bulan |
Oleh Bu Dokter, saya diterangkan tentang
ukuran berat dan tinggi badan serta lingkar kepala anak yang seharusnya.
Berikut efek yang bisa terjadi jika Kayyisah tetap terus dengan kondisi
bertubuh kecil.
“Kita kejar ketertinggalan ya sampai umurnya
tiga tahun. Kalau sampai lebih dari itu dan tumbuh kembang badannya masih
segini-gini saja, ck…” Bu Dokter menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela
napas berat.
“Efeknya bisa ke kecerdasannya, Bu. Kemampuan
anaknya nanti,” lanjut bu dokter dan ia pun meminta saya untuk memberi makan
minum dengan aturan ketat. Berapa dan nutrisi apa saja yang perlu masuk, berapa
kali sehari, hingga merek susu tertentu yang khusus untuk menambah nutrisi ke
tubuh Kayyisah.
Ingatan tentang kejadian itulah yang membuat
saya makin paham. Kenapa pemerintah sampai mengeluarkan iklan stunting sebagai
peringatan untuk masyarakat.
Stunting
dan Masalah Gizi
Di beberapa artikel yang saya baca, yang
dimaksud stunting adalah kondisi anak yang mengalami gangguan pertumbuhan
sehingga ia terlihat lebih pendek dibandingkan teman-teman seusianya.
Penyebab dari masalah gizi kronis. Jadi, anak
kurang makan yang tidak sesuai kebutuhuan gizi. Stunting terjadi mulai dari
dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia 2 tahun.
Sayangnya, kondisi ini sering kurang
diperhatikan masyarakat pada umumnya. Yang kerap terjadi, orangtua hanya melihat
berat badan anaknya, lalu menganggap sudah sehat. Padahal tinggi badan perlu
dipantau.
Penyebab lain yang membuat stunting sering
dianggap sepele adalah pemikiran bahwa anak pendek karena keturunan ayah
ibunya. Padahal, anak pendek adalah permasalahan gizi yang cukup buruk bagi
kesehatan anak.
Kenyataan yang mengejutkan, stunting
merupakan kejadian yang tidak bisa dikembalikan seperti semula bila sudah
terjadi.
Ciri-ciri
Stunting:
Untuk mengetahui apakah seorang anak atau remaja
mengalami stunting, ciri-cirinya bisa dilihat dari poin-poin berikut ini:
Dari ciri-ciri tersebut, pantas saja waktu
itu Bu Dokter sampai menaruh curiga ketika melihat kondisi Kayyisah. Meski ia
tidak melihat grafik berat badan Kayyisah yang pernah stuck beberapa bulan, tapi Bu Dokter melihat kondisi tubuh Kayyisah
yang berperawakan kecil dibanding anak usia dua tahun pada umumnya.
Sementara bagi saya, kesemua ciri-ciri
tersebut jika di-check list, saya akan
mencentang semuanya. Kecuali poin menarche yang baru akan dialami Kayyisah saat
remaja kelak.
Penyebab
Stunting
Tak hanya karena kurang gizi. Beberapa
artikel menyebutkan bahwa sebetulnya stunting itu berasal dari serangkaian
penyebab yang bermula dari kondisi ibu dari anak itu sendiri.
Jarak kelahiran yang dekat, ibu yang hamil
saat remaja, serta ibu hamil yang stres sehingga hormon tidak seimbang, rupanya
juga turut menjadi penyebab kemungkinan seorang anak yang dilahirkan kelak akan
mengalami stunting.
Sedangkan terkait asupan saat kehamilan dan
menyusui, atau saat di mana awal seribu hari pertama bayi sejak dalam
kandungan, menjadi penyebab stunting yang penting diperhatikan.
- Asupan ibu selama kehamilan kurang
berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit. Akhirnya pertumbuhan
di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut hingga setelah
kelahiran.
- Ibu menyusui juga harus tercukupi asupan
gizinya karena sumber energi dan protein bayi di usia enam bulan bergantung
dari ASI. Jadi, jangan buru-buru diet setelah melahirkan ya.
Jika kondisi sejak awal seribu hari pertama
sudah seburuk itu, beberapa kondisi berikut ini yang memperparah stunting pada
anak.
- Berat badan bayi saat lahir rendah, yaitu
kurang dari 2.500 gr. Menurut Kemenkes RI, berat badan bayi baru lahir yang
normal adalah 2.500 – 4.000 gr. Hasil penelitian menyatakan, bayi yang memiliki
berat lahir rendah cenderung stuting, memiliki sistem kekebalan tubuh rendah,
dan IQ yang lebih rendah.
- Asupan gizi saat anak di bawah usia 2 tahun
tidak tercukupi, baik dari ASI eksklusif, maupun MPASI (makanan pedamping ASI)
yang kurang mengandung gizi berkualitas.
- ASI adalah makanan terbaik untuk bayi
karena kandungannya baik untuk tumbuh kembang bayi serta mengandung zat untuk
kekebalan tubuh dan perlindungan pada sistem pencernaan.
Baca
di sini juga ya tentang A-Z ASI: Seputar ASI yang Perlu Diketahui Para Busui
ASI merupakan sumber protein yang berkualitas
baik dan dapat memenuhi ¾ kebutuhan protein bayi usia 6-12 bulan. Selain itu
ASI juga mengandung hormon pertumbuhan yang bermanfaat bagi bayi.
- Pemberian MPASI yang tidak higienis,
diberikan saat anak belum siap, akan menyebabkan infeksi pada anak karena ASI
yang dihentikan sebelum usia 2 tahun menyebabkan anak tidak mendapatkan zat
kekebalan yang terkandung dalam ASI.
- Beberapa teori mengatakan, stunting
disebabkan kurangnya asupan makanan yang mengandung zink zat besi, serta
protein ketika anak usia balita.
- Anak yang tidak imunisasi akan rentan
terkena infeksi penyakit. Jika sudah demikian, anak akan mengalami perubahan
dalam asupan zat gizi karena mengalami muntah atau tidak nafsu makan sehingga
terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi. Saat kebutuhan zat gizi anak tidak
terpenuhi, anak akan gagal tumbuh yang mengakibatkan stunting.
- Riwayat kesehatan anak yang sering
terserang infeksi sejak usia dini.
- Anak mengalami cacingan sehingga asupan
makanan yang diserap tubuh berkurang.
Jika melihat semua penyebab itu, terkadang
saya merasa bersalah pada Kayyisah. Saya akui, rupanya bukan karena TB saja
yang membuat Kayyisah sampai susah makan hingga kurang gizi. Tapi kondisi
asupan gizi selama hamil yang terkadang kurang begitu saya perhatikan membuat
Kayyisah melalui seribu hari pertamanya dengan kurang baik.
Ditambah lagi sebelum melahirkan, saya sempat
sakit. Akhirnya Kayyisah pun lahir di usia kandungan saya yang persis 36 minggu
kurang sehari. Berat badannya pun waktu itu hanya 2,49 kilogram.
Sedangkan saat menyusui Kayyisah, saya juga
kurang memerhatikan asupan gizi yang saya konsumsi. Hingga bisa dibilang, ASI
yang didapat Kayyisah pun waktu itu kurang maksimal.
Akibat
Stunting
Selain fakta bahwa stunting adalah kondisi
yang tidak bisa diperbaiki secara total jika sudah terjadi pada anak, akibatnya
pun rupanya bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Bisa dibilang,
efeknya hingga dewasa.
Pada anak-anak, inilah yang akan terjadi jika
seorang anak mengalami stunting.
- Kemampuan kognitifnya lemah dan berkurang
10 persen. Anak yang stunting memiliki IQ lebih rendah dibandingkan anak-anak
seusianya. Ia sulit belajar sebagai akibat dari tidak maksimalnya perkembangan
otak anak sehingga memengaruhi kemampuan belajar dan mental.
- Anak menjadi mudah lelah dan tidak lincah
dibandingkan anak-anak seusianya.
- Lebih berisiko tinggi terkena penyakit
infeksi karena daya tahan tubuh yang rendah.
Sedangkan saat ia dewasa, akibat stunting pun
masih terus muncul.
- Lebih berisiko terkena penyakit kronis
seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan yang lainnya.
- Memiliki tingkat produktifitas yang rendah
dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.
- Stunting bisa menurun (degenerative) ke
generasi berikutnya.
Cara
Mencegah Stunting:
Jadi buat para orangtua yang berencana punya
anak, mohon perhatikan beberapa hal berikut ini ya agar stunting tidak terjadi
pada anak yang lahir kelak.
Semoga jika makin banyak orangtua atau calon
orangtua yang memerhatikan hal tersebut, kondisi stunting pada anak bisa
diminimalisir ya kemunculannya.
Pengukuran
Tinggi Badan
Mungkin ada yang bertanya-tanya, sebetulnya
cara mengukur tinggi badan anak itu bagaimana sih?
Kalau hasil browsing, saya menemukan dua
patokan untuk mengukur tinggi badan anak. Nah, yang berikut ini adalah versi
WHO tahun 2007.
Untuk kapan pengukuran tinggi badannya juga
ada waktu-waktu tertentu. Untuk bayi yang umurnya kurang dari satu tahun,
pengukurannya adalah saat lahir, bulan ke-1, 2, 4, 6, 9, dan 12 dari usia bayi.
Sedang saat umur 1-2 tahun, pengukurannya setiap
3 bulan. Nah, saat umur 3-21 tahun adalah setiap 6 bulan.
Ada juga rumus lain untuk pengukuran tinggi
badan anak. Bisa dilihat juga sih di kalkulator IDAI.
Rumus Tinggi Potensi Genetik (TPG) anak saat
dewasa (tinggi badan akhir):
TPG Anak laki-laki = ((TB ibu cm + 13 cm) +
TB ayah cm) : 2 + 8,5 cm
TPG Anak perempuan = ((TB ayah cm – 13 cm) +
TB Ibu cm) : 2 + 8,5 cm
Jadi jika kejadiannya seperti Kayyisah, yang
jarang diukur tinggi badannya oleh tenaga kesehatan waktu itu, para orangtua
terutama ibu-ibu perlu kritis lho! Pokoknya harus ada catatan ukuran tinggi
badan anak. Bisa di dokter anak, posyandu, atau diukur sendiri.
Tenaga kesehatan memang memantau tumbuh
kembang anak kita. Tapi sifatnya membantu. Para orangtua lah yang seharusnya
detail tahu dan mengamati apa yang terjadi pada tumbuh kembang anaknya
masing-masing.
Cara
Meminimalisir Akibat Stunting
Mungkin dari tadi banyak yang bertanya-tanya,
atau bahkan was-was. Lha kalau anakku kok ternyata memang stunting, bagaimana
cara mengatasinya? Apa nggak bisa sama sekali diperbaiki?
Sayangnya, sekali lagi memang tidak bisa
total diperbaiki. Kalau yang dari saya baca sih, kondisi stunting pada anak
hanya bisa diminimalisir akibatnya.
Jadi kalau sudah ketahuan anaknya kok
stunting, segera lakukan hal-hal berikut ini.
- Tetap memberikan makanan yang bergizi
tinggi, meskipun efek dari stunting tetap saja membuat pertumbuhan anak tidak
dapat maksimal hingga ia dewasa.
- Jika ketahuan sejak dini, segera konsultasi
ke dokter anak agar cepat teratasi.
Karena begitu besarnya efek stunting yang
akan terjadi pada masa depan anak bahkan pada negara, pemerintah pun sampai
turun tangan lho untuk menanganinya.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN), pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting dari
status awal 32,9 persen menjadi 28 persen pada tahun 2019. Untuk pengurangan
angka stunting, pemerintah juga telah menetapkan 100 kabupaten prioritas yang
akan ditangani di tahap awal dan kemudan 200 kabupaten lainnya.
Lewat BKKBN, pemerintah mengadakan program
Kampung KB yang sasarannya adalah pengasuhan orangtua. Eit, jangan dikira kata
KB urusannya hanya membuat setiap keluarga hanya punya dua anak saja lho ya!
Kampung KB memiliki layanan teknis mulai dari
pos pelayanan terpadu (posyandu), konseling pranikah, hingga pemberdayaan
ekonomi keluarga dan pengasuhan orangtua.
Sasaran utama kampung KB adalah penduduk yang
tinggal di wilayah miskin, padat penduduk, kurang memiliki akses kesehatan, terpencil,
pesisir, kumuh, dan kesertaan ber-KBnya masih rendah.
BKKBN juga mengadakan program Bina Keluarga
Balita (BKB) dengan tujuan meningkatkan kemampuan pengasuhan orangtua dan
keluarga anak khususnya anak usia di bawah enam tahun termasuk dari dalam
kandungan. Program BKB telah dilaksanakan di 80 ribu kelompok BKB di seluruh
Indonesia.
Nah, bu ibu, pak bapak, atau siapapun para
calon orangtua, fenomena stunting ini perlu diperhatikan ya sebagai suatu
wujud cinta keluarga. Karena kasihan efeknya ke masa depan anak.
Bangsa dan negara Indonesia pun juga akan
kena efeknya kalau banyak anak yang kena stunting. Jika sudah demikian, mau
sampai kapan negara kita bisa maju jika SDM-nya kurang berkualitas karena mengalami
stunting?
Bahan tulisan:
Bahan tulisan:
- https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/stunting-adalah-anak-pendek/
- https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/tinggi-anak-sesuai-usia/
- http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kalkulator-tinggi-potensi-genetik
- https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/kesehatan/pahami-lebih-lengkap-seputar-stunting-pada-balita/
- https://schoolofparenting.id/apa-itu-stunting-dan-bagaimana-cara-mencegahnya/
- https://www.guesehat.com/amp/stunting-itu-apa-sih
- http://m.republika.co.id/amp_version/p7fr0g282
- https://m.liputan6.com/health/read/3237611/stunting-bisa-bikin-anak-pendek-dan-bodoh
- http://m.tribunnews.com/amp/kesehatan/2018/01/23/stunting-dan-gizi-buruk-tantangan-mewujudkan-indonesia-emas-2045?page=2
- http://rsa.ugm.ac.id/2018/01/cegah-stunting-dengan-mewujudkan-kemandirian-keluarga-dalam-1000-hari-pertama-kehidupan-hpk/
- https://jpp.go.id/humaniora/kesehatan/317631-kampung-kb-upaya-bkkbn-tekan-angka-stunting
- http://m.tribunnews.com/amp/nasional/2018/05/02/tahun-2018-bkkbn-susun-strategi-untuk-cegah-stunting
- https://www.bkkbn.go.id/detailpost/mencegah-stunting-dengan-memperbaiki-pola-asuh-dalam-keluarga
- https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/tinggi-anak-sesuai-usia/
- http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kalkulator-tinggi-potensi-genetik
- https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/kesehatan/pahami-lebih-lengkap-seputar-stunting-pada-balita/
- https://schoolofparenting.id/apa-itu-stunting-dan-bagaimana-cara-mencegahnya/
- https://www.guesehat.com/amp/stunting-itu-apa-sih
- http://m.republika.co.id/amp_version/p7fr0g282
- https://m.liputan6.com/health/read/3237611/stunting-bisa-bikin-anak-pendek-dan-bodoh
- http://m.tribunnews.com/amp/kesehatan/2018/01/23/stunting-dan-gizi-buruk-tantangan-mewujudkan-indonesia-emas-2045?page=2
- http://rsa.ugm.ac.id/2018/01/cegah-stunting-dengan-mewujudkan-kemandirian-keluarga-dalam-1000-hari-pertama-kehidupan-hpk/
- https://jpp.go.id/humaniora/kesehatan/317631-kampung-kb-upaya-bkkbn-tekan-angka-stunting
- http://m.tribunnews.com/amp/nasional/2018/05/02/tahun-2018-bkkbn-susun-strategi-untuk-cegah-stunting
- https://www.bkkbn.go.id/detailpost/mencegah-stunting-dengan-memperbaiki-pola-asuh-dalam-keluarga
wah makasih banyak informasinya ini, saya jadi mengerti tentang stunting sekarang
ReplyDeleteSama-sama Mbak...
DeleteMba,mau tanya donk..klo anak kurang tidur bs stunting gak ya? Krn anak saya klo tidur malam psti lwt dr jam 11
ReplyDeleteKalau efeknya secara langsung saya kurang tahu ya Mbak. Tapi kalau logikanya gara-gara jam tidur yang seharusnya waktunya tubuh sedang memerbaiki sel-sel di dalamnya, lalu itu tidak terpenuhi, sedangkan anak kecil seharusnya butuh itu untuk tumbuh kembangnya, bisa jadi Mbak. Karena kalau yang saya baca, sebetulnya stunting ini tentang tubuh anak yang kurang nutrisi, atau nutrisi yang masuk ke tubuhnya tidak terserap dengan baik.
Deletestunting memang jadi salah satu program Nawacita Pak Jokowi yang harus dituntaskan nih. anak yang sehat tentu berguna bagi perkembangan Indonesia. ayo bantu cegah dan tuntaskan stunting
ReplyDeleteIya, sepakat... :)
Deleteinfonya sangat bermanfaat banget buat aku buat nanti kelak saat berkeluarga. dan juga ada cara-cara untuk meminimalisir stuting, belajar banget nih.. thanks share nya mba
ReplyDeleteSama-sama...
DeleteAnak sehat kembali kepada orang tuanya. Banyak anak stunting di daerah saya. Usut punya usut mereka hanya tinggal sama nenek atau saudara
ReplyDeleteAyah tidak ada entah kerja kemana sementara ibunya bekerja jadi TKI ke luar negeri. Jadi anak tidak ada perhatian maksimal.
Oalah... Ini seharusnya bisa jadi perhatian khusus pihak pemerintah setempat ya Mbak. Nggak nyangka efeknya begini... :(
DeleteStunting biasanya terjadi emang krn nutrisi anak kurang baik.
ReplyDeleteBtw anak2ku tu tumbuhnya ke atas mbak, sukar ke samping, makannya sih banyak. Alhamdulillah yg penting sehat :D
Hahaha... sama Mbak. Tu yang di foto, anakku yang pakai baju jilbab biru. Jangkung sendiri dibanding anak sebayanya. Tapi BBnya ya emang nggak seberapa. Yang penting masih di grafik hijau deh. Dan bener itu Mbak, yang penting sehat... :D
DeleteTetangga saya masihbada yang kondisi anak-anaknya stunting,, tapi kata mereka itu normal karena sampai usia dua tahun mereka hanya diberi ASI ekslusif tanpa ada tambahan MPASI stelah anak berusia 6 bulan kasihan, hanya karena prestise orangtua ingin beri ASI ekslusif kebutuhan anak akan gizi terbengkalai.
ReplyDeleteAku pernah dikasih tahu dokter anak di sebuah seminar parenting, Mbak. ASI eksklusif emang wajib sampai umur dua tahun. Tapi dari umur setahun sebaiknya dilengkapi dengan susu tambahan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani.
DeleteMencegah stunting emang harus sejak dalam kandungan yaaa,,makanya si bumil wajib banget nih penuhi nutrisi selama hamil.
ReplyDeleteBener Mbak...
Delete