Cerita yang pernah dimuat di Majalah Bobo pada tanggal
18 Oktober 2012 ini inspirasinya dari gigi ayah yang tanggal.
Jadi suatu ketika, ayah menghampiri saya dan
menunjukkan giginya yang copot. Saat mengamati bentuk gigi ayah, saya jadi
teringat gigi dinosaurus, lho! Hahaha…
Dan… jadilah kemudian cerpen ini. Sebagai bahan
tambahan edukasi ke anak, saya bubuhi cerita tentang bagaimana seseorang bisa
tetap sehat dan bugar meski usianya sudah tua.
***
Di kampungku, semua orang kenal dengan Kakek Danu.
Beliau adalah orang yang paling tua di kampungku. Umurnya saja 150 tahun! Tapi,
Kakek Danu tetap kuat melakukan segalanya sendirian. Ia malah tidak suka jika
disuruh untuk berdiam diri di rumah.
Kakek Danu punya sebuah hobi. Ia suka duduk lama di
warung kopi. Sambil mengopi, Kakek Danu suka bercerita. Terutama, pengalaman
masa mudanya saat berperang melawan Belanda dan Jepang.
Banyak yang curiga,
kehebatan Kakek Danu pasti karena kalung yang selalu dipakainya. Bentuk
liontinnya sangat unik karena mirip sebuah tulang. Warnanya putih
kekuning-kuningan. Jika ditanya dari mana asalnya, Kakek Danu tidak mau
menjawab. Ia cuma berkata, “Kalung keramat ini adalah kalung kesayanganku.”
Karena penasaran, akhirnya banyak orang
yang selalu berusaha menebak-nebak.
“Pasti itu adalah peninggalan orang tua
Kakek dulu, ya?” tebak seorang warga.
“Cuma, kok bentuknya seperti tulang yang
diasah tak beraturan, Kek?” sahut yang lain.
“Saya tebak, pasti itu adalah gigi hewan
purba yang sekarang sudah tidak hidup lagi!” ujar yang lain.
Kakek Danu cuma tersenyum mendengar semua
tebakan itu. Namun tetap saja, Kakek Danu tidak mau memberi jawabannya.
Suatu ketika, datanglah dua orang dari
kota yang mencari Kakek Danu. Mereka sempat melihat Kakek Danu yang pernah
menjadi berita di televisi saat ditemui petugas sensus. Tak hanya itu, mereka
juga mendengar desas-desus jika kalung yang dikenakan Kakek Danu adalah kalung
keramat.
“Kami ini pengoleksi barang antik, Kek.
Kami tertarik dengan kalung milik Kakek. Karena itu, kami ingin membelinya,”
ujar satu dari dua pria tersebut.
Kakek Danu tertawa terkekeh-kekeh.
“Aduh... maaf sekali ya, kalung ini tidak akan saya dijual.”
“Tapi, kami bersedia membayar mahal lho,
Kek!” ujar pria dari kota tersebut.
Kakek Danu tersenyum. “Memangnya mau
kalian bayar berapa kalung ini?”
“Hm... bagaimana jika dua puluh juta?”
tawar pria tersebut.
Semua orang yang mendengar itu langsung
terkejut. Termasuk juga Kakek Danu.
“Baiklah, beri saya waktu semalam dulu ya
untuk berpikir,” jawab Kakek Danu pada akhirnya.
Semua orang lalu menebak-nebak. “Pasti
Kakek Danu ingin mengadakan ritual dulu sebelum menjual kalungnya!”
“Iya, mungkin karena itu adalah kalung
yang sudah membuat Kakek Danu panjang umur,” timpal yang lain.
“Tapi saya kira, besok pasti Kakek Danu
akan menjual kalung itu. Uang dua puluh juta itu kan cukup besar!” yang lain
ikut menyahut.
Keesokan harinya, semua orang yang ada di
kampung berkumpul di rumah Kakek Danu. Mereka penasaran, apakah Kakek Danu akan
jadi menjual kalung itu atau tidak. Mereka juga menebak-nebak, mungkinkah akan
ada kejadian aneh saat kalung itu dilepas oleh Kakek Danu.
Kakek Danu yang tahu perilah itu jadi
tertawa terbahak-bahak. “Baiklah, saya akan ceritakan semua tentang lionting
kalung ini. Sebetulnya saya malu untuk menceritakannya. Karena liontin ini
adalah gigi geraham saya yang terakhir kali copot waktu saya berumur 70 tahun!”
“Hah?” banyak orang terkejut saat
mendengar itu. Mereka tidak menyangka jika benda kecil yang menjadi liontin kalung itu adalah gigi geraham Kakek Danu sendiri!
“Karena bentuknya lucu, saya membuatnya
menjadi kalung. Sengaja saya tidak mau mengaku waktu kalian tanya. Saya
khawatir, kalian semua akan jijik dengan kalung ini!”
Mendengar penjelasan itu, banyak orang
menjadi malu. Termasuk, dua pria asal kota yang semula ingin membeli kalung
tersebut.
“Jadi, mohon maaf, saya tidak ingin
menjual kalung ini. Saya juga tidak ingin menipu kalian dengan mengaku kalau
kalung ini adalah benda keramat,” ujar Kakek Danu pada dua pria asal kota
tersebut.
Banyak orang yang kagum dengan sikap jujur
Kakek Danu. Padahal jika Kakek Danu mau
berbohong, pasti Kakek Danu bisa mendapatkan uang yang banyak dari hasil
penjualan kalungnya.
Tapi, tiba-tiba aku jadi penasaran dengan
satu hal. “Lalu, yang membuat Kakek selama ini bisa berumur panjang, apa dong
Kek?”
“Hehehe, Kakek ini kan suka berjalan-jalan
waktu pagi hari tanpa menggunakan alas kaki. Kakek juga suka makan sayur dan
buah-buahan. Jadi, bukan karena kalung ini Kakek panjang umur!” terang Kakek
Danu.
Sejak itu, banyak orang di kampungku makin
rajin memakan sayur dan buah-buahan serta berolah raga. Mereka semua ingin
selalu bisa sehat seperti Kakek Danu.
Post a Comment
Post a Comment