Bagi kebanyakan orangtua, memilih jajanan untuk
anak itu adalah hal yang penting. Sebisa mungkin tentunya harus sehat kan ya.
Itulah yang kini jadi pegangan saya kalau
urusan jajan buat Kayyisah. Padahal dulu sewaktu belum punya anak, saya suka
komentar lho ke siapapun yang suka ngelarang-ngelarang anaknya buat jajan ini
itu.
“Ngapain sih banyak ngelarang ke anak makan
ini itu. Entar anaknya jadi nggrangsang!”
Nggrangsang itu istilah bahasa Jawa di
tempat saya yang artinya rakus.
Pas sudah punya anak, lha kok ternyata Kayyisah
tipe anak yang mudah sensitif tenggorokannya. Plek ketiplek sama kayak abinya.
Ke mana-mana, saya jadinya harus seperti
satpam untuk urusan apapun yang akan masuk ke mulutnya. Sampai-sampai saya
sering kasihan. Kadang, saya lihat dia begitu ingin makan ini itu, apalagi
sewaktu kumpul dengan banyak orang. Tapi kondisinya mau tak mau membuat saya
harus ketat untuk urusan yang satu ini.
Sebetulnya pernah suami saya protes. Kenapa sih
nggak dibiarkan saja. Toh nanti ada masanya dia akan bisa beradaptasi dan
terbiasa.
Ya, memang pernah beberapa kali saya
membiarkan Kayyisah makan apapun yang dia mau dan suka. Tapi berkali-kali itu
juga, tak lama kemudian ia mengeluh tenggorokannya sakit.
Ujung-ujungnya, anaknya jadi demam, susah
makan, bahkan saat dibawa ke dokter dia harus minum obat. Susah makan dan harus
minum obat ini sangat membuatnya tidak nyaman. Dan kalau anak sudah begitu,
tentunya ibunya yang 24 jam mengawal dia ini kan yang juga kerepotan.
Gara-gara ini juga saya sering dilabeli
sebagai ibu tukang banyak aturan ke anak. Tapi mau gimana lagi. Untuk urusan
yang satu ini saya memilih keras kepala dan tutup kuping dari komentar apapun.
Pikir saya, kan saya ibunya, yang punya anak
saya, yang tahu anak saya seperti apa juga saya, yang 24 jam bersama anak saya
juga saya, yang kalau anak saya sakit dan menjaganya juga saya. Huehehe… ini
kalimatnya apa-apa saya melulu ya?!
Akhirnya untuk urusan jajanan sehari-hari,
saya punya beberapa aturan khusus untuk Kayyisah. Ketiga hal ini sama-sama penting
untuk saya perhatikan. Bahkan bisa dibilang, kalau satu poin saja nggak
memenuhi syarat, nggak boleh! *galak banget yak jadi mamak. Hahaha…
1. Aman di tenggorokan. Ukurannya tentu saya
duluan lah yang jadi pengujicobanya. Kalau saya makan kemudian kok rasanya aman
di tenggorokan, oke, boleh Nak.
2. Sehat. Untuk urusan yang ini saya lihat
dulu komposisi bahannya di kemasan. Kalau bahan-bahannya kok saya lihat aman
buat anak apalagi bagus, tentu boleh banget…
Tapi kalau jajanan biasa yang nggak ada
kemasannya gimana dong? Kalau urusan yang begini ini, saya pakai insting mamak.
Iya, insting seorang ibu ke anaknya kan kuat tuh. Jadi kalau saya amati dan
sekiranya aman, baru saya perbolehkan Kayyisah mengonsumsinya.
3. Halal. Yang satu ini wajib juga. Kalau makanannya
kemasan, saya lihat dulu ada tidaknya label halal. Kalau jajanan buatan yang
tidak ada kemasan, insting mamak lagi yang saya pakai. Tentu yang namanya
insting ini berdasarkan pengamatan yang jeli.
Nah, tentunya barangkali ada yang terpikir
penasaran, kalau permen, boleh nggak?
Buat saya, aturannya masih pakai tiga hal
yang tadi. Jadi kalau permen, tentunya boleh saja asal tiga syarat itu yang
masih jadi aturannya.
Kayyisah sendiri aslinya anak yang telat
kenal jajanan permen. Dia akhirnya tahu yang namanya permen justru dari tivi. Permen
pertamanya berbentuk lolipop. Minta belinya pas ke kasir toko serba ada lalu
ada permen lollipop yang dipajang di dekatnya.
Pas minta, langsung saya iyain. Permen ini
kebetulan jadi kesukaan saya selama jadi mahasiswa apalagi pas masa-masa
ngerjain skripsi. Tuh kan, saya nggak segalak yang apa-apa nggak boleh ini itu
kan.
Karena belinya sesekali saja, nggak setiap
hari, jadilah aman-aman saja buat Kayyisah. Apalagi setiap kali makan permen
ini, dia nggak pernah sampai habis. Baru berkurang separuh ukuran bulatannya, dia
sudah tidak mau lagi.
Suatu ketika, saya belikan Kayyisah satu
kantong permen lolipop yang sewaktu saya baca kemasannya, mengandung susu. Giranglah
dia karena bisa sering minta tanpa perlu lagi ke minimarket dekat rumah.
Tapi saat saya dan Kayyisah makan permen ini,
kok mulut dan tenggorokan saya merasa tidak nyaman. Langit-langit mulut saya
terasa perih. Begitu juga dengan tenggorokan.
Sayang, saya telat menyadari hal itu karena
tak lama kemudian, Kayyisah pun merasakan hal yang sama. Kejadian ini akhirnya
membuat saya melarang Kayyisah untuk makan permen apapun.
Hingga suatu ketika, saya kenalan dengan Pindy Permen Susu. Awalnya saya baca cerita seorang teman di IGnya yang mengulas tentang permen satu ini. Teman saya juga mention IG @permenpindy_id.
Karena penasaran, saya kepoin IG Permen Pindy lalu baca-baca beberapa postingan yang ada. Mamak hobi kepo atas nama demi kebaikan anak ini pun juga ngekepoin Facebook Permen Pindy. Pikir saya, biasanya zaman sekarang penjelasan produk itu suka diterangkan di media sosial milik mereka.
Makin penasaran, saya coba juga permennya. Eh ternyata enak! Apalagi yang asli rasa susu. Rasa susunya kerasa banget. Awal niatnya untuk jadi jajanan buat Kayyisah, malah saya makan sendiri pas begadang nulis. Hahaha…
Makin penasaran, saya coba juga permennya. Eh ternyata enak! Apalagi yang asli rasa susu. Rasa susunya kerasa banget. Awal niatnya untuk jadi jajanan buat Kayyisah, malah saya makan sendiri pas begadang nulis. Hahaha…
Nggak hanya enak. Yang saya rasa, Permen Pindy
ini nggak bikin langit-langit mulut dan tenggorokan saya sakit lho. Biasanya kan
kalau makan permen beberapa kali saja, mulut dan tenggorokan saya sudah tidak
nyaman. Kalau Pindy ini justru enggak buat saya.
Selain urusan aman dan nyaman di mulut dan
tenggorokan, ada beberapa hal lagi yang bikin saya akhirnya memberikan Permen
Pindy untuk Kayyisah sebagai jajanan sehat.
1. Ada label halal
Label halalnya yang versi terbaru dari Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. Kan sekitar
Oktober 2017 lalu MUI sudah mengeluarkan logo halal terbaru. Nah, di kemasan Permen
Pindy ini saya lihat logonya sudah terbaru. Nggak hanya sekedar tempelan label
halal saja.
Permen Pindy ini kan kenyal. Tentu kepikir ada bahan gelatinnya. Pas saya cek di komposisi bahan, ternyata memang benar mengandung gelatin. Tapi dari gelatin sapi, sehingga halal.
Permen Pindy ini kan kenyal. Tentu kepikir ada bahan gelatinnya. Pas saya cek di komposisi bahan, ternyata memang benar mengandung gelatin. Tapi dari gelatin sapi, sehingga halal.
2. Terdaftar di BPOM RI
Kalau kapan hari ada rame-rame permen tidak
aman mengandung zat berbahaya, Pindy Susu menurut saya aman karena terdaftar di
BPOM. Bahkan, saya sempat mengecek juga lho di website ceknie.pom.go.id. Sewaktu
saya masukkan di pencarian merek Pindy, ketemu kodenya yang sama dengan di
kemasan permen ini.
2. Tercantum komposisi bahan berikut
informasi nilai gizi
Kalau bicara aman dan sehat, tentu urusan
yang satu ini juga jadi pertimbangan saya. Permen Pindy ini mengandung gula,
sirup glukosa, lemak nabati, bubuk buttermilk 2,47%, lemak susu anhidrat 1,23%,
pembentuk gel gelatin sapi, pengental gom Arab, perisa sintetis
stroberi/cokelat dan susu, pengemulsi nabati lesitin kedelai, pewarna karmoisin
CI14720.
Lalu kalau di nilai gizinya, Permen Pindy ini
tidak mengandung lemak, protein, dan natrium/sodium. Yang ada adalah kandungan
kalori di setiap permennya mengandung sebanyak 10kkal, karbohidratnya 2 gram,
serta kandungan gulanya 1 gram.
Yang pernah saya baca, angka kecukupan gizi
Indonesia untuk anak usia 1-3 tahun itu kebutuhan energinya rata-rata hanya
1000 kkal, sehingga kebutuhan gula maksimal hanya 25 gram dalam satu hari. Atau
setara 5 sendok teh gula.
Sedangkan pada anak usia 3-6 tahun, kebutuhan
energi rata-rata adalah 1550 kkal, atau kebutuhan gulanya tidak lebih dari 38
gram perhari. Atau 8 sendok teh gula.
3. Ada customer services juga kode produksi
Ini juga penting menurut saya. Jangan sampai kan
ya kita ngasih sesuatu yang kadaluarsa ke anak. Terus kalau ada apa-apa, kita
tahu nih, mau menghubungi siapa terkait produk yang kita konsumsi.
Saya dan Kayyisah sendiri sudah coba Pindy Permen Susu yang asli
rasa susu, rasa cokelat, dan stroberi. Kalau teksturnya, yang rasa asli susu
ini lebih lembut kenyalnya dibanding yang cokelat dan stroberi.
Kami punya versi makan sendiri
lho untuk menikmati Permen Pindy Susu. Biasanya, kami tumpuk ketiga rasa
berbeda, terus kami hap, makan. Campuran rasa susu, stroberi, sama cokelatnya
tuh enak banget.
Nah, ini cerita saya dengan Kayyisah nih
kalau urusan pilah-pilih jajanan sehat. Kalau kalian, punya versi seperti apa di
urusan memilih jajanan sehat untuk anak?
Anakku suka banget sama permen Mba, kayaknya kalo dia tahu si Pindy Permen Susu ini pasti bakalan minta dibeliin :)
ReplyDeletetapi setiap habis makan permen pasti kusuruh sikat gigi supaya giginya gak bolong :)
Bener Bun, habis banyak makan permen memang harus sikat gigi ya.
DeleteKalau pindi susu sih jangankan anak, emaknya aja suka banget. Hehehe...
ReplyDeletesaya tidak pernah melarang makanan terhadap anak kalau anak mau. Hanya buat saya tetap apapun jangan berlebihan. Terus kalau sudah makan yang manis2 wajib kumur sikat gigi.
Bener Teh, apapun emang nggak baik kalau berlebihan...
Deleteaku juga setelah punya anak jadi rajin ngecek kandungan dalam makanan yang kubeli buat anakku. sebisa mungkin kasih yang bergizi aja
ReplyDeleteLha sama Bun, saya juga sejak punya anak jadi makin lebih teliti untuk urusan makanan.
DeleteWuihh permen susu kayaknya enak nih,, dulu inget banget iklanya permen pindy imut, enak bergizi hehe.
ReplyDeleteIya bener, udah enak, bergizi lagi.
DeletePermen favorite anak saya, eh sama ibunya juga suka banget. Kalau udah ngunyah pindy susu ini ga cukup 3 wkwkwkw
ReplyDeleteTuh kan sama, permen idola para ibu juga ya😁
DeleteAnak-anak kalau makan permen harus dijaga dan diperhatikan dulu permennya yah mbak. Kandungan gizinya dan tentunya aman atau tidak. Jadi nggak asal makan permen.
ReplyDeleteIya, boleh aja makan permen. Asal kandungannya aman, dan setelah makan permen mesti sikat gigi. 😊
DeleteAsyik ya ada permen tapi sehat jadi kita tidak ragu lagi memberikan permen buat anak-anak eh ibunya juga deng . Setuju, harus selalu melihat kandungan gizinya kalau beli cemilan atau makanan supaya kita nyaman mengosumsinya :)
ReplyDeleteIya Bun, Pindy ni bikin kita nggak ragu lagi ngasih permen ke anak.
DeleteWih, udah lama aku ga makan permen, nanti mau coba permen pindy susu ini 😃
ReplyDeleteAyo dicoba Mbak. Enak dan nggak bikin sakit di mulut serta tenggorokan.
DeleteJadi penasaran dengan rasa Permen Pindy. Nanti cari di minimarket ah.
ReplyDeleteAyo dicari... Enak ni buat temen pas ngeblog.
DeleteEmaknya berfungsi cobain tester prduk jajanan ya. hehe
ReplyDeleteBener Mas. Sebelum dimakan anak, ortu mesti memastikan dulu. 😊
DeleteWaaah pindy susu ini emang enak sih, bukan hanya buat anak-anak tapi orang besar seperti saya juga suka bangat hehehe
ReplyDeleteKalau saya buat teman ngeblog Mas. Enak ni permen.
DeletePermen Pindy di rumah saya sekeluarga suka. Ya saya, ya ayahnya, ya anak2 hehe. Meski utk anak2 masih saya batasin sih. Saya jg selalu mempertimbangkan halalnya produk dan terdaftar di BPOM utk jajajan anak2 tooosss :D
ReplyDeleteTos Mbak... 😀
Deletewah si dede lucu banget makan permennya. udah lama deh aku ga makan permen ini. nanti cari ahh
ReplyDeleteApalagi sekarang makin cakep kemasannya Mbak.
DeleteKalau ngasih permen sembarangan ke ponakan, besoknya dia langsung batuk parah begitu. Sampai kasihan ngeliatnya. Jadi mesti pintar nyari permen yang terjaga kualitasnya, seperti permen pindy susu ini
ReplyDeleteIya Mbak, ni permen enak nggak bikin sakit di tenggorokan.
DeleteKalau jajanan tanpa label halal itu kadang jadi was-was dengan kandungan dan bahan pembuatnya ya mbak, jadi penting banget adanya label halal ini buatku.
ReplyDeleteGlutennya itu Mbak kadang yang perlu diwaspadai.
DeleteWah kalo ini anak saya doyan sebab ada susunya dan empuk jadi enak diemut
ReplyDeleteIya Mbak, permennya empuk enak buat anak.
Delete