Beberapa
tahun lalu, ada seorang pria yang sering mengirimi saya sms. Eit, jangan salah
sangka. Karena kali ini, sebetulnya saya ingin bercerita tentang seseorang,
yang rajin sms itu, yang sosoknya patut untuk diteladani.
Namanya
dr Anas Mahfud, dokter bedah di RS Muhammadiyah Lamongan (RSML). Kekaguman saya
muncul sejak mengikuti pengajian yang ia koordinatori di RSML.
Jika
melihat dari profesinya, seorang dokter bedah, siapapun mungkin akan berpikir,
“Wah, pastinya ia seorang dokter yang sibuk!”
Memang, profesi dokter
bedah hampir sama tingkat kesibukannya seperti dokter anak atau dokter
kandungan. Setiap hari, selalu saja ada orang yang membutuhkan keberadaannya
untuk tindakan operasi.
Dokter Anas mengajak
rekan-rekan di lingkungan kerjanya di RSML untuk mengaji bersama setiap dua
kali dalam seminggu. Mengaji yang dimaksud adalah membaca Al Quran secara
berbarengan dengan diiringi murotal. Suara yang diperdengarkan bisa murotal Mishary
Rashid, Al-Sudais, Al-Ghamidi, atau yang lainnya.
Setiap peserta
pengajian juga diminta untuk membaca satu juz setiap hari. Jadi, satu bulan
bisa selesai membaca Al-Quran.
Tak hanya sekedar
mengajak membaca Al Quran bersama, memberi nasihat atau berbagi pengalaman
spiritual yang memotivasi rekan-rekannya untuk memerbaiki ibadah, dokter Anas
juga melakukan beberapa hal berikut ini.
1. Mengingatkan setiap peserta pengajian
untuk membaca Al Quran pada surat atau ayat tertentu yang menjadi target bacaan
hari itu.
Ia mengirimkannya dalam
bentuk sms dan itu ke semua rekan pengajian yang jumlahnya bisa sekitar 20
orang lebih.
Dokter Anas pun
terkadang menyelipkan hal lainnya seperti tanda-tanda bacaan yang hendaknya
dibaca seperti apa, ayat-ayat tertentu yang patut untuk dinikmati kala
membacanya, sampai pesan-pesan untuk selalu tetap istiqomah.
Misalnya seperti inilah
sms yang dikirim oleh dokter Anas.
2. Menawarkan cicilan hp
Saat
itu, ponsel dengan kemampuan bisa digunakan internet mulai menjadi tren. Dokter
Anas melihat, beberapa peserta pengajian masih menggunakan ponsel yang tidak
memiliki SIM card, tidak bisa dipakai internet, dan hanya bisa untuk telepon
dan sms.
Dokter
Anas menawarkan ke peserta pengajian untuk bisa memiliki ponsel dengan cara
mencicil. Tanpa bunga. Ponsel itu jika dibeli tunai, nilainya bisa sekitar satu
juta-an.
Harapannya
dengan ponsel tersebut, peserta pengajian bisa mendengarkan murotal melalui mp3
yang ada. Atau, membaca dengan didampingi murotal seperti yang biasa dilakukan
di pengajian.
3. Menawarkan cicilan Al Quran
terjemahan
Setelah
menawarkan cicilan ponsel, dokter Anas juga menawarkan kesempatan untuk
memiliki Al Quran terjemahan dalam ukuran besar. Al Quran tersebut di dalamnya
juga memiliki terjemahan per kata.
Jika
dibeli secara tunai, Al Quran itu bisa 150 ribu rupiah. Kembali, para peserta
pengajian bisa memilikinya dengan cara mencicil tanpa bunga ke dokter Anas.
4. Menawarkan cicilan pelatihan motivasi
Selain
ponsel dan Al Quran, dokter Anas juga menawarkan pelatihan motivasi di
Surabaya. Harga satu tiket keikutsertaannya bisa senilai satu juta-an.
Peserta
pengajian diberi kesempatan untuk ikut pelatihan tersebut dengan pembayarannya
mencicil ke dokter Anas.
5. Mengajak peserta pengajian untuk membuat
daftar doa untuk orang lain
Satu
lagi seingat saya yang menjadi ajakan dari dokter Anas adalah membuat daftar
doa. Tak hanya doa untuk diri sendiri. Dokter Anas meminta para peserta
pengajian utamanya membuat daftar doa untuk orang lain.
Jadi,
siapa bilang memiliki kesibukan tinggi malah membuat kita lupa untuk berbuat
kebaikan pada orang lain? Dokter Anas bisa membuktikan, bahwa meskipun sibuk,
dokter Anas tetap bisa peduli dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk makin
berbuat kebaikan.
Wah Masya Allah, yg pertama saya udah diingatkan lagi ttg bersyukur dg apa yg Allah udah kasih dan nggak banyak mengingat yg belum didapat. Mendoakan orang lain, sesibuk apapun jangan sampai lupa ya. Ketika ada rezeki, beliau nggak ragu untuk menolong orang lain, termasuk mengajak orang menghindari riba dg menolong cicilan tanpa bunga.
ReplyDeleteYang tips mendoakan orang lain itu emang gede juga efeknya ke diri kita Mbak...
Delete