Sehari bersama Kelas Inspirasi Lamongan 2016
Suara sirine mobil pemadam kebakaran terus
meraung. Membuat siapapun penasaran, kira-kira di mana ya ada kebakaran?
Rasa ingin tahu itu juga ada dalam benak para
guru, siswa, dan para pengajar berikut fotografer dan videografer dari Kelas
Inspirasi 3 Lamongan tahun 2016 yang sedang ada di SDN Tumenggungan 2. Saat
mobil pemadam kebakaran lalu masuk ke halaman SD, senyum kecil bermunculan
merekah di bibir setiap fasilitator Kelas Inspirasi.
“Surprise!” ujar Mbak Mardiana, koordinator
fasilitator Kelas Inspirasi Kecamatan Lamongan dengan nada santai saat saya
menunjukkan wajah bengong di depan pintu kelas 1.
Rupanya, diam-diam para fasilitator juga
ingin memberikan inspirasi tentang profesi pemadam kebakaran di SDN
Tumenggungan 2.
“Wah, rugi kalau nggak masuk hari ini! Untung
aku nggak jadi bolos,” celutuk seorang siswa. Ternyata, ia teringat temannya
yang sengaja tidak masuk hari itu karena tahu akan tidak ada pelajaran di
sekolah.
Ya, hari Sabtu, 30 Januari 2016 lalu menjadi
hari yang menyenangkan bagi anak-anak di SD tersebut. Keasyikan mereka dengan
para petugas pemadam kebakaran membuat siapapun jadi teringat sebuah episode di
film Ipin Upin.
Dengan jelas dan lengkap, para petugas
kebakaran menerangkan tentang profesi mereka berikut cara-cara mengatasi
kebakaran. Wajah-wajah antusias dan penuh semangat terlihat saat mereka begitu
ingin ikut memadamkan api dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran juga air
dari selang. Tidak peduli apakah itu anak laki-laki atau perempuan, kelas 6
atau kelas 1 SD, banyak dari mereka yang berebut ingin mencoba.
Tahun 2016 merupakan kali ke tiga Kelas
Inspirasi diadakan di Lamongan. Selain SDN Tumenggungan 2 yang ada di Kecamatan
Lamongan, Kelas Inspirasi Lamongan tahun ini juga diadakan di Kecamatan
Maduran, Sugio, Bluluk, Glagah, Paciran, Mantup, Brondong, Pucuk, Kali Tengah,
dan Kembangbahu.
Yang tidak saya duga, ternyata para relawan
baik pengajar, vidoegrafer, maupun fotografernya banyak berasal dari luar
Lamongan. Bahkan ada yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta. Para
‘petualang relawan’ ini rupanya kerap menjadi relawan juga di Kelas Inspirasi
yang ada di daerah-daerah lain. Many thumbs deh! *salut
Dalam kegiatan Kelas Inspirasi yang
berlangsung selama satu hari, para pengajar mengenalkan profesinya
masing-masing. Tujuannya untuk memberi inspirasi kepada anak-anak usia belia,
bahwa di dunia ini ada lho, profesi yang tak hanya dokter, guru, polisi,
tentara, atau artis. Hehe, nyatanya, memang jika ditanya cita-cita, banyak
anak-anak yang melulu menjawab profesi-profesi tersebut.
Saya sendiri di tahun ini ikut menjadi
relawan pengajar dan mengenalkan profesi penulis cerita anak. Sok ngegaya,
memilih kelas yang diajar adalah kelas 1 SD. Padahal dari beberapa cerita para
relawan pengajar yang bercerita di blognya, anak kelas 1 dan 2 SD itu
tantangannya gede! Mereka masih suka susah diajak konsentrasi serius.
Di Kelas Inspirasi, saya membawa dua buku
cerita karya Mbak Widya Ross yang berjudul ‘Dongeng Misterius dari Lima Benua’
dan buku karya Mbak Watiek Ideo yang berjudul ‘Aku Anak yang Berani, Bisa
Melindungi Diri Sendiri’.
Saat masuk kelas, saya sapa anak-anak dengan
salam khas Kelas Inspirasi Lamongan.
“Teteretetet… Wusss!” dengan tangan terkepal
mengacung ke depan lalu di arahkan ke samping, kesepuluh anak di kelas 1
menyambut salam saya.
Agar makin cair suasananya, saya ajak mereka
untuk bernyanyi Familly Finger (*saya lupa judul aslinya). Maksudnya, sekaligus
biar mengetes konsentrasi mereka.
Cerita pertama yang saya sampaikan berjudul
‘Penyihir Ditakuti di Seluruh Jagat Raya’ dari bukunya Mbak Widya. Karena masih
awal pertemuan, masih serius tuh merekanya mau menyimak cerita saya. Apalagi
saya sambil memerankan tokoh nenek sihir dan mengajak seorang anak untuk
menjadi tokoh Daniel yang ada di cerita tersebut.
Lanjut, saya bercerita lagi yang judulnya
‘Apakah Ada Monster?’ yang berasal dari bukunya Mbak Watiek. Anak-anak pun
masih berminat menyimak cerita saya.
Namun setelah itu, setelah dua cerita habis,
setelah para fotografer sekaligus videografer tidak ada lagi di kelas saya,
setelah mereka ingat bahwa minggu lalu mereka tidak olah raga dan begitu juga
hari itu, nah… mulailah semuanya jadi tak terkendali! *meringis
Ada anak yang mulai jalan ke sana-sini, ada
yang ke luar kelas, ada yang berkali-kali tanya, “Kapan Bu, kita olah raga?”
dan ada yang asyik ngobrol dengan teman sebangkunya. Hahaha, benar-benar saya
sampai speechless! Pasalnya waktu dulu saya pegang daycare, anak-anak balita
itu bisa antusias lama mendengar saya bercerita. Karena itulah saya pe-de ambil
kelas 1. *sigh
Baiklah, sepertinya kalau tahun depan ada
lagi, saya harus ubah strategi. Waktu satu jam yang saya pikir akan sebentar,
ternyata saat itu terasa lama. Kali itu saya merasa pengalaman pegang daycare
dan mengajar anak SMA serta mahasiswa di Poltek, tidak ada artinya.
Bagaimana dengan kelas yang lain? Di SD
Tumenggungan 2 kemarin, saya juga ditemani enam pengajar lain yang berasal dari
profesi lain. Ada Mbak Asti yang mengenalkan profesi koki, Mbak Ika dengan
profesi HSE Officer, Mbak Ratna sebagai penyuluh pertanian dan peternakan, Mbak
Dinar yang jago doodle art, Mas Afiv sebagai engineering yang berduet dengan
istrinya, Mbak Fatimah dengan pengenalan profesi HRD.
Urusan mengabadikan ke foto, ada relawan
fotografer yaitu Mas Tahfif, Mas Lukman, dan Mbak Haura. Sedangkan
videografernya ada Mas Arif.
Usai acara pengenalan profesi, anak-anak lalu
diajak untuk menuliskan cita-citanya di mika bening warna-warni, lalu digantung
di batang pohon yang kami sebut pohon cita-cita.
Overall, acara kemarin sukses bin asyik!
Senang rasanya bisa kenalan dengan para guru SDN Tumenggungan 2 yang baik-baik.
Tentu saja, kegiatan kemarin juga sukses karena adanya teman-teman fasilitator,
Mbak Mardiana, Mbak Balqis, Mbak Aisyah, Mas Ical, Mbak Farokha.
Kelas Inspirasi Lamongan, sehari
menginspirasi, seumur hidup memberi arti. Teteretetet… Wusss!!! ??
Post a Comment
Post a Comment