Judul buku : Guru Gokil Murid Unyu
Pengarang : J Sumardianta
Penerbit : Bentang, Yogyakarta
Tahun terbit : April 2013
Tebal buku : XIII + 303 halaman
Kata gokil dan unyu memang bukan bahasa baku
dalam bahasa Indonesia. Gokil identik dengan fenomena gila. Sedangkan unyu
identik dengan fenomena lucu yang begitu menggemaskan.
Tapi jika itu yang Anda harapkan dari buku
ini, lupakan saja! Di buku ini pembaca tidak akan menemukan berbagai cerita
gokil dan unyu para guru atau murid seperti laiknya buku-buku khas berlabel
personal literature.
Istilah gokil ditujukan penulis buku ini bagi
para guru yang hebat dan mampu menginspirasi muridnya menjadi unyu.
Sedangkan kata unyu ditujukan untuk murid
yang cerdas yang tidak hanya galau melulu tetapi juga bisa mengatasi persoalan
di tengah perkembangan dunia internet dan kepungan tayangan televisi yang tidak
mendidik.
Buku yang ditulis oleh penulis dengan nama
asli Y. Sumardiyanto ini sangat sarat dengan berbagai fenomena seputar dunia
pendidikan.
Sumardianta sendiri membagi tulisannya
menjadi enam bagian yaitu Kacamata Sang Pendidik, Sosok, Alam adalah Guru,
Hidup untuk Menghidupi, Jendela Ilmu, dan Sekolah Bukan Rumah Kaca.
Sebagai seorang guru yang telah mengajar
selama 20 tahun lebih, Sumardianta cukup mampu mengupas berbagai fenomena dalam
dunia pendidikan.
Dalam setiap bagian bukunya, pembaca diajak
untuk merenungkan tentang fenomena keberadaan guru berikut perannya dalam dunia
pendidikan serta sisi manusiawi dari profesi guru itu sendiri.
Sistem pendidikan secara global atau dalam
lingkup di Indonesia sendiri berikut institusi sekolah juga menjadi sorotan
dalam buku ini.
Yang unik dari pemikiran Sumardianta dalam
menyoroti fenomena peserta didik atau siswa dewasa ini adalah ia
mendeskripsikan kondisi yang ada berikut penyebabnya, deskripsi karakter, serta
bagaimana menghadapinya.
Kondisi siswa masa kini bukan dianggapnya
sebagai masalah melainkan sebagai tantangan untuk para guru agar mampu lebih
kreatif dengan berbagai metode mengajar dan sikap positif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru yang punya nilai lebih menurutnya bukan
yang killer, bukan yang mampu mengajarkan hal rumit menjadi terlihat sederhana,
serta bukan yang mampu memenuhi berbagai tuntutan sertifikasi.
Tapi guru yang memiliki kemampuan lebih,
mampu menginspirasi muridnya, itulah yang menjadi guru dengan kriteria plus. Di
buku inilah Sumardianta mengupas fenomena pendidikan yang sedikit banyak
menyentil peran dan karakter para guru.
Dalam setiap bahasannya, penulis yang namanya
kerap muncul di kolom resensi media nasional ini begitu dalam saat mengupas
berbagai fenomena yang ada.
Di setiap awal tulisan, ada kutipan
inspiratif dari berbagai tokoh baik dalam maupun luar negeri, baik filsuf tempo
dulu maupun tokoh masa kini. Kemudian, penulis mengantar pembaca ke berbagai
analogi yang bisa berupa cerita fiksi atau berita nyata.
Keluasan wawasan Sumardianta yang begitu hobi
membaca buku membuat ia bisa membicarakan suatu bahasan dengan perbandingan
cerita dan wacana yang tak cukup satu dua.
Bagi yang tidak fokus saat membaca setiap
tulisan dari penulis yang masih berstatus guru di SMA Kolese John De Britto
Yogyakarta ini mungkin akan kesulitan menemukan inti dari setiap tulisan yang
disajikannya.
Karena, penulis buku ini bisa membawa pembaca
berkelana ke berbagai wacana yang ditulisnya sehingga pembaca pun berpeluang
untuk menemukan nilai positifnya sendiri dari paparan renungan seorang
Sumardianta.
Jadi, nikmati saja kegiatan membaca buku ini.
Karena nilai plus dari buku ini adalah pembaca seakan-akan tidak hanya sedang
membaca sebuah buku tapi berbagai buku yang pernah hinggap di kepala
Sumardianta.
Pembaca juga diajak mengetahui banyak hal
seputar perkembangan dunia pendidikan atau berbagai hal yang bisa dikaitkan ke
dalam dunia pendidikan yang patut untuk direnungkan, dievaluasi, serta dicari
solusinya.
Untuk itulah, buku ini tidak akan membuat
para pembaca merasa digurui. Ada proses bersama yang dilakukan oleh Sumardianta
yang ia tuang dalam tulisannya.
Meski sarat wacana yang berbobot dan bentuk
tulisan yang bisa dibilang serius, Sumardianta mampu menuliskannya dengan alur
yang tidak rumit dan bahasa yang komunikatif serta mudah dimengerti.
Pembaca buku ini tidak akan diajak untuk
sesekali membuka kamus ilmiah. Dengan bahasa yang sederhana penulis mampu
memaparkan berbagai fenomena dengan makna yang tak dangkal.
Anda bisa menjadikan buku ini sebagai teman
bersantai yang tak akan membuat kening berkerut saat membacanya.
Buku ini tidak hanya akan membawa pembaca
bicara masalah demi masalah. Ada banyak inspirasi positif yang bisa ditangkap
untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Karena itu, buku karya Sumardianta ini sangat
bagus jika dibaca oleh siapapun yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, para
pengajar, orang tua, atau para pengambil kebijakan pendidikan.
Post a Comment
Post a Comment