Sepertinya, hampir semua anak kecil suka menyimak
dongeng, ya. Apalagi bila caranya asyik dan menarik.
Misalnya, dongeng yang disampaikan dalam buku
yang gambarnya berwarna-warni, dongeng yang isi ceritanya lucu serta terus
memancing rasa penasaran anak, atau dongeng yang diceritakan dengan gaya bicara
serta suara dan gerak yang bervariatif sehingga bisa membuat anak terpesona.
Tentunya, dongeng akan makin meninggalkan
kesan baik bagi anak jika ada nilai positif serta pengetahuan di dalamnya.
Saya sendiri termasuk orang yang merasakan manfaat dari kebiasaan orangtua yang suka mendongeng sewaktu saya kecil. Selain itu, keberadaan berbagai buku cerita dan majalah anak yang saya baca juga terasa hingga sekarang manfaatnya.
Salah satu dongeng atau cerita yang membekas
di benak saya adalah tentang cerita bergambar dari sebuah majalah anak, seorang
remaja yang terus berusaha untuk menjadi penari balet. Meskipun, ia harus hidup
sendiri karena kedua orangtuanya sudah meninggal, serta bibinya yang tak setuju
dengan pilihan pendidikan di sekolah balet.
Dari cerita itu saya belajar, bahwa untuk
mendapatkan sesuatu yang kita cita-citakan, kita harus hidup dengan kerja
keras, disiplin, pantang menyerah, dan berani bersusah-susah terlebih dahulu.
Karena tahu begitu besar manfaat mendongeng
pada anak, saya pun mulai mengenalkan kegiatan membacakan dongeng pada Kayyisah
sejak dalam kandungan.
Apalagi pada saat hamil, saya sendiri banyak
menulis cerita anak untuk dikirim ke berbagai media.
Sedangkan hingga usia Kayyisah yang menginjak
tiga tahun sekarang ini, cara saya mendongengkan cerita untuknya sudah makin
bervariasi.
Mulai dari membacakan buku cerita,
bercengkerama sambil mengingatkannya tentang cerita di film anak yang pernah
dilihatnya, menggunakan media mainan yang sedang ia mainkan, atau menggunakan
boneka jari tangan.
Untuk media hp, saya menyimpan beberapa film
offline yang sesekali bisa Kayyisah simak. Cara komunikasinya sama seperti saat
ia melihat film anak di tv, saya mendampinginya sambil sesekali menjelaskan apa
kenapa dan bagaimana dari jalan cerita yang ada.
Nah, beberapa waktu yang lalu, saya melihat
artikel di blog beberapa teman tentang aplikasi CERDIK dari produk makanan So
Good. CERDIK itu adalah singkatan dari Cerita Digital Interaktif.
Yang membuat saya tertarik adalah saat
melihat tampilan dongengnya yang berbentuk animasi. Tapi, tidak seperti film
cerita anak biasa.
Buat saya waktu itu, kok ini kayaknya
mengasyikkan ya. Pasalnya, sudah berkali-kali saya download berbagai aplikasi
yang berlabel cerita anak, tapi tampilannya kurang menarik.
Saat saya tunjukkan ke Kayyisah, hanya dalam
hitungan tak sampai satu menit, dia sudah bosan. Beberapa tampilan aplikasi
cerita anak tersebut jika memiliki suara, hanya terdengar seperti orang
membacakan buku cerita dengan nada tak bervariasi. Apalagi gambarnya yang sering
tidak bergerak. Batin saya, yah, ini sih sama saja kayak baca buku biasa.
Untuk memenuhi rasa penasaran, akhirnya semalam
saya berangkat ke toko moderen yang ada di depan perumahan. Dari awal niat saya
ingin membeli So Good yang bentuknya aneka dinosaurus. Waktu melihat di blog
teman, kok sepertinya bentuk-bentuknya lucu dan menarik minat anak.
Sayang, sewaktu sampai di depan freezer So
Good, produk yang saya inginkan itu belum ada stiker CERDIK-nya. Tapi sewaktu
melihat produk So Good yang Animal, naget ayam rasa pizza, kok ada stiker
CERDIK-nya.
Akhirnya saya pilih So Good Animal tersebut. Dalam
pikiran saya, sepertinya ini menarik kalau buat Kayyisah yang suka mengenal
aneka bentuk binatang.
Sampai di rumah, saya goreng nagetnya dan
langsung menawarkan ke Kayyisah. Eh alhamdulillah, anaknya doyan. Abinya lalu
saya minta untuk menemani Kayyisah dulu sementara saya mendowonload aplikasinya.
Setelah aplikasi So Good Cerdik berhasil
terpasang, waktunya menunjukkan dongeng ke Kayyisah.
Kebetulan, saya dapat dongeng yang berjudul
Chika Chiko. Chika itu sepupunya Chiko. Chika punya usaha toko roti, Chiko
punya usaha peternakan ayam.
Suatu ketika Chika butuh telur ayam dan
kemudian ia pesan ke Chiko lewat telepon. Sayangnya, telur-telur ayam di
peternakannya banyak yang rusak karena ada biawak yang bertengkar dengan si
Jengger, ayam kesayangan Chiko. Si Jengger ini panik saat melihat biawak.
Dari aplikasi So Good Cerdik, saya baru tahu
kalau ada cerita lainnya yaitu Lala dan SingSing, serta Umbo Larage.
Cara mainnya cukup mudah kok. Kita tinggal
scan kartu yang sudah ditaruh di dalam frame, lalu ikuti saja petunjuk
selanjutnya.
Saya pakai mode AR yang setelah saya klik,
saya tidak perlu lagi memegangi hp melulu di atas kartu.
Setelah cerita berhasil muncul, nantinya kita akan melihat sebuah buku yang tersaji dalam dua halaman. Halaman yang kiri bentuknya animasi bergerak, sedangkan halaman yang kanan berupa halaman statis seperti gambar buku.
Di bagian bawah tampilan buku, ada teks yang
tampil sesuai dengan ujaran pendongeng yang kita dengar.
Asyiknya dari aplikasi CERDIK ini, Kayyisah
bisa memutar 360 derajat tampilan dongengnya.
Lalu, aplikasinya bisa dilakukan secara
offline. Tentunya, mamaknya senang dong karena jatah kuota internet jadi nggak
boros. Sementara kalau di beberapa aplikasi yang lain semacam ini, seringnya harus
online dan pasti bikin saya menangis miris! Hehehe…
Karena saking sukanya sama aplikasi CERDIK,
Kayyisah sampai minta disetelkan ulang cerita ini terus berkali-kali dalam
sehari.
Buat saya, cara dongeng ini keren banget! Anak
yang kinestetik alias suka bergerak, bisa main putar-putar animasinya. Aktivitas
ini bermanfaat banget untuk motorik halus anak.
Anak yang visual bisa melihat tampilan
animasi serta gambar yang warnanya menarik. Ia juga bisa sambil membaca teks di
bawahnya.
Sedangkan anak yang auditorik, bisa mendengar
ujaran pendongengnya yang bertutur dengan suara yang bervariasi. Tokoh ceritanya
juga punya suara yang berbeda.
Selain itu yang keren dari isi dongeng di
aplikasi CERDIK ini menurut saya adalah adanya nilai moral serta pengetahuan
yang disisipkan di dalamnya.
Misalnya dari cerita Chika Chiko, anak
dikenalkan dengan sifat berani serta pengetahuan tentang biawak. Saya sendiri
baru tahu lho, kalau biawak itu termasuk jenis Varanus Salvator atau hewan yang
tidak ganas. Karena selama ini, saya sendiri sering agak takut jika bertemu
biawak.
Tidak hanya dongeng, aplikasi ini juga punya
resep juga. Resepnya terdiri dari kategori Bekal Sekolah, Enjoy Snack, atau
Family Party. Di kartu yang saya dapatkan, ada resep Canape Karaage atau Fish
Bucket dalam kategori Family Party.
Overall, merasa suka banget dengan keberadaan
aplikasi CERDIK. Manfaatnya banyak buat anak dan juga mamak seperti saya.
Sepertinya, setelah ini saya terpikir untuk mencari
So Good yang lain deh untuk berburu Cerita Digital Interaktif yang lain. Soalnya,
aplikasi CERDIK dari So Good, bikin kegiatan bercerita antara orangtua dan anak
jadi asik, sih!
Post a Comment
Post a Comment