Baru saja tahun ajaran baru. Tapi kok
sudah bicara jurusan yang nanti akan dipilih anak?
Eit, jangan salah ya. Karena justru
sebetulnya orangtua sudah bisa mulai membimbing anak lho mulai dari awal masuk
sekolah.
Setiap siswa yang duduk di bangku SMA
nantinya pasti akan menghadapi penjurusan sesuai dengan yang ada di sekolahnya
masing-masing.
Pemilihan jurusan ini pun dalam
pelaksanaannya ditetapkan berbagai pihak.
Ada yang ditetapkan pihak sekolah, siswa
yang bersangkutan, ataupun dari pihak orangtua sendiri yang meminta kepada
pihak sekolah.
Pihak sekolah biasanya menetapkan
jurusan berdasarkan nilai yang diperoleh setiap siswa dari matapelajaran yang
diberikan.
Siswa biasanya menentukan jurusan yang
diinginkan bisa berdasarkan kemauan sendiri, kecenderungan pemilihan dari
teman-teman dekat, ataupun arahan dari orang tua atau keluarga.
Sedangkan pihak orangtua biasanya berdasarkan
dari pengalaman orangtua, pekerjaan orangtua, atau gengsi maupun tren yang
sedang terjadi.
Nah terkadang, semua dasar pemilihan itu
bisa juga memunculkan adanya siswa yang ditempatkan pada jurusan yang belum
tentu ia minati, belum tentu ia memiliki potensi di sana, ataupun ketidaktahuan
dan keterpaksaan untuk menjalankannya.
Tidak jarang, penjurusan siswa pun
didasarkan pada nilai serta bakat dan minat anak.
Hingga muncullah beberapa pertanyaan.
Apakah nilai yang tinggi menunjukkan
minat yang tinggi pula dari seseorang?
Apakah kemampuan seorang siswa dalam
mengikuti dan memperoleh hasil yang baik dalam sebuah jurusan menunjukkan bakat
dari siswa tersebut?
Atau sebaliknya, apakah nilai yang jelek
berarti dia tidak memiliki potensi untuk bidang tersebut?
Apakah saat siswa tidak memilih berdasarkan
kebanyakan pilihan orang, siswa tersebut menjadi aneh?
Apakah pilihan orang lain adalah yang
paling tepat atau menjadi paling tidak tepat bagi seseorang?
Siapakah yang akan menanggung kegagalan
yang akan ditemui di kemudian hari?
Siapakah yang akan senang dengan
keberhasilan kelak?
Siapakah yang paling menikmati hasil
dari pilihan-pilihan tersebut?
Hia… kok jadi segambreng ya, pertanyaan
yang mungkin muncul!
Segudang pertanyaan akan muncul pada
saat satu pihak tidak setuju dengan keputusan dari pihak lain. Adu argumen dan
kepentingan akan saling terlontar dari pihak-pihak yang terkait.
Namun harus diingat, bahwa apapun yang
terjadi, siswa yang menjalaninyalah yang menanggung konsekuensinya.
Ketidaksesuaian, keterpaksaan, ketidakpahaman
akan jurusan bisa berdampak negatif pada anak. Rasa apatis, kegagalan, tidak
memiliki arah dan tujuan menjadi contoh dari akibat yang dapat muncul sebagai
reaksi dari anak.
Apalagi pada masa SMA, siswa
dikategorikan dalam usia remaja.
Di usia tersebut, ia akan mengalami
banyak gejolak baik yang terjadi di dalam dirinya sendiri maupun dengan
lingkungannya seperti orang tua ataupun teman.
Masa-masa ini menjadi masa yang kurang
menyenangkan karena harus melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai hal.
Yang berarti, itu akan menuntut energi dan usaha yang tinggi.
Oleh karena itu pada masa ini, remaja
perlu diberikan bimbangan dan pengetahuan untuk dapat melewati masa ini dengan
baik. Jika remaja dapat sukses melewati masa ini sesuai dengan kemampuan dan
kondisi remaja, maka saat-saat tersebut dapat memberikan dampak positif baginya
di masa depan.
Anak
Butuh Arahan Orang Dewasa
Bimbingan dan pengetahuan yang diberikan
pada remaja harus diberikan oleh figur orang dewasa. Maksudnya bisa berarti
orangtua, keluarga, guru, atau pihak lain yang dianggap lebih tua dan dewasa.
Orang dewasa tersebut juga harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup luas untuk bisa membimbing
remaja.
Dalam membimbing remaja, ada satu hal
yang perlu dan harus dipahami.
Remaja itu memiliki kecenderungan
karakter yang masih labil, memiliki keinginan, minat sendiri, dan memiliki
kemampuan yang berbeda dari teman, saudara, atau keluarga
Perlu juga diingat bahwa tiap individu remaja
adalah berbeda.
Kalau orang dewasa memaksakan cara
berpikir ‘orang tua’, memaksakan pilihan dan kehendak ‘orang tua’ tanpa
memberikan pengertian, arahan, dan komunikasi yang tepat bagi remaja merupakan
awal dari sebuah ketidakmengertian yang kurang dapat diterima oleh remaja.
Reaksi yang muncul pun akan beragam.
Bisa berbentuk patuh tanpa perlawanan yang sesuai dengan budaya timur, anak
harus patuh pada ‘orang tua’.
Ada juga bentuk reaksi anak seperti
memberontak, mengikuti tanpa rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu untuk mencapai hasil
yang optimal, diperlukan kerjasama yang baik dari pihak orang tua, pihak
sekolah dan remaja sendiri.
Orang dewasa bertanggung jawab untuk
mengarahkan dan memberikan pengertian kepada remaja. Sekolah atau guru
bertanggung jawab mencermati perkembangan studi dan minat remaja. Remaja
sendiri bertanggung jawab untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya sehingga dapat
mengenal dan mengetahui potensi dan minat yang ada dalam dirinya.
Remaja sebaiknya diberikan kesempatan
untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya dan memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Berikan
Gambaran Tentang Profesi
Pemahaman mengenai jurusan, pandangan
tentang dunia kerja, gambaran dan pengertian tentang profesi atau jenis-jenis
pekerjaan sebaiknya juga diberikan kepada para remaja.
Mengusahakan agar terjadi keselarasan
antara potensi-bakat-minat dengan jurusan yang akan dipilih, baik mulai dari
bangku SMU sampai di perguruan tinggi, dan cita-cita di masa depan menjadi
pekerjaan rumah semua pihak.
Adalah baik apabila guru memberikan
pengertian tentang apa itu jurusan studi, hal-hal yang terkait dengan suatu
jurusan studi, seperti kemampuan yang dituntut dalam jurusan studi tersebut,
arah pekerjaan dari studi tersebut, dan sebagainya.
Orangtua juga hendaknya memberikan
gambaran tentang dunia kerja dan bidang-bidang pekerjaan yang mereka ketahui.
Sebaiknya sih, remaja itu sendiri
berusaha mencari tahu tentang jurusan studi, bidang-bidang pekerjaan dan mengetahui
bakat-minatnya sendiri.
Dan adalah sangat baik apabila setiap
pihak melakukan diskusi bersama dengan dasar untuk saling mengerti dan
memahami, sehingga terjadi penerimaan terhadap keberadaan dan kemampuan pihak
lain untuk dapat menghasilkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan
remaja tersebut.
Menelusuri
Bakat Minat Lewat Tes Psikolog
Setelah memberikan informasi tentang
profesi yang bisa digeluti remaja di kemudian hari, langkah selanjutnya adalah
mengarahkan anak kepada jurusan yang hendak ditekuninya. Caranya, tentu dengan
mengarahkan mereka sesuai dengan potensinya.
Mungkin kemudian muncul pertanyaan dari ketiga
pihak tersebut, bagaimana dapat mengetahui potensi, bakat-minat ataupun hal-hal
lain yang sesuai dengan remaja tersebut.
Apakah hobinya dapat dijadikan sebuah
acuan?
Apakah cita-citanya bisa dijadikan dasar
untuk pemilihan jurusannya?
Apakah keterampilan ataupun kemampuannya
yang menonjol dapat menjadi pegangan?
Lalu bagaimana mengukur dan mengetahui
dengan lebih akurat pontesi-bakat-minat seseorang tersebut?
Apakah bisa dilakukan dengan kasat mata
atau observasi saja?
Penelusuran untuk mengetahui potensi,
bakat dan minat dalam diri seseorang dapat diketahui melalui tes psikologi.
Banyak jenis tes psikologi yang dapat
diberikan pada saat kita datang meminta bantuan tenaga profesional yaitu
psikolog.
Dari hasil tes psikologi dapat diperoleh
gambaran kemampuan kecerdasan, bakat dan minat yang terbesar dari seseorang.
Tes psikologi itu tidak sama dengan
ramalan ya. Tapi bentuknya menjadi prediksi.
Bagaimana keakuratannya?
Setiap tes psikologi sebelum diterapkan
dan digunakan telah melalui serangkaian tes yang harus berakhir pada
reliabilitas yang tinggi dan juga validitas atau kesahihan yang juga tinggi serta
dapat diterapkan pada siapa saja dan kapan saja.
Dengan demikian hasilnya akan akurat dan
dapat dipercaya. Karena ini adalah tes psikologi, maka hanya psikolog saja yang
kompeten dan dapat menggunakannya untuk kemudian menghasilkan sebuah
interprestasi dari hasil pemeriksaan tersebut.
Tapi dengan catatan, para orangtua atau
sekolah juga harus hati-hati dengan banyaknya penawaran tes bakat-minat yang
tidak dilakukan oleh pihak yang kompeten.
Dengan bantuan tenaga profesional
psikolog tersebut, maka dapat diperoleh gambaran tentang potensi, bakat-minat,
kekuatan maupun kelemahan dari seorang remaja atau siswa.
Dari hasil pemeriksaan tes psikologi ini
juga akan dapat didiskusikan baik kepada remaja yang bersangkutan, orangtua,
maupun guru untuk memilih jurusan studi yang paling sesuai dengan kemampuan dan
keadaan remaja tersebut.
Pendidikan masa depan remaja pun dapat
diarahkan pada pendidikan yang lebih sesuai dan tepat dengan bakat dan
minatnya.
Ini akan menghemat antara lain dari segi
waktu dan biaya karena dapat meminimalkan kemungkinan drop out dari sekolah.
Anak pun tidak perlu melakukan pindah
jurusan yang berdampak pada waktu dan biaya sekolah jurusan yang baru.
Ataupun, menekan munculnya tingkat orang
yang bingung dengan pendidikan di SMU, kuliah, dan dengan pekerjaan tidak
bersesuaian.
Jadi buat para orangtua, sudah nggak
bingung lagi kan bagaimana caranya membimbing anaknya yang sedang harus memilih
jurusan di SMA? Semoga tulisan saya ini bisa menjadi panduan bagi para orangtua
sekalian.
Post a Comment
Post a Comment