Kayaknya buat kebanyakan orangtua, ada dua
hal nih yang sering dikhawatirkan dalam tumbuh kembang si kecil. Kalau nggak
telat bicara, ya telat jalan. Bener nggak?
Sebetulnya, tiap anak punya kemampuan bicara
yang berbeda. Meski demikian, ada standar kemampuan juga yang harus dikuasai
anak pada usia-usia tertentu.
Kemampuan ini dibagi dalam tahap usia 0-1
tahun, 1-2 tahun, dan 2-3 tahun.
Tahap usia 0-1 tahun
Anak atau bayi di usia ini, seharusnya sudah
bisa mengoceh dengan nada panjang. Kalau nggak salah istilahnya bubbling.
Termasuk, dia sudah tahu namanya sendiri.
Jadi kalau namanya dipanggil dan dia merespon, menoleh atau tersenyum, itu
sudah menjadi tanda kalau ia kelak mampu berbicara.
Tahap usia 1-2 tahun
Sedangkan di usia ini, anak sudah bisa meniru
ucapan pada suku kata akhir.
Misalnya seperti anak saya nih. Kalau ada
lagu yang dia ngerti bahkan hapal, di usianya yang waktu itu sekitar 18 bulan,
dia sudah bisa mengikuti lagu tersebut dengan menyebut akhir beberapa kata di
beberapa bagian lagu.
Di usia ini, anak biasanya juga sudah bisa menyebut
nama panggilan orangtuanya atau orang yang biasanya dekat dengannya.
Hihi, nah anak saya justru di awal-awal
kemampuan bicaranya, dia sudah bisa sangat jelas menyebut kata ‘mbah’.
Sementara memanggil orangtuanya, dia belum bisa.
Baru di usianya sekitar dua setengah tahun
lebih dia bisa memanggil abi dan mamak. Kata umi malah susah dia ucapkan. *sigh
Tahap usia 2-3 tahun
Nah, kalau di usia ini, kemampuan bicara anak
sudah bisa bertambah. Ia bisa bicara untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau menyampaikan
keinginannya.
Bahkan, anak di usia ini juga sudah bisa meniru
ucapan orang lain yang terdengar olehnya.
Buat yang sebentar lagi punya anak atau
sedang di usia tiga tahap itu, ada beberapa hal nih yang perlu diperhatikan
agar anak atau bayi tidak telat bicara.
1. Beri makanan yang bergizi
Kalau poin yang ini jelas ya. Agar tumbuh
kembang anak sesuai tahapan pada umumnya, ia perlu mendapatkan asupan makanan
yang bergizi.
2. Ajak bicara sejak dalam kandungan
Bayi yang sedang berada dalam kandungan,
sebenarnya sudah bisa mengalami proses untuk belajar bicara.
Jadi para orangtua sekalian perlu
memerhatikan dan menjaga ucapan lho saat sedang mengandung.
Terutama saat usia kandungan tiga hingga
empat bulan. Karena si dedek bayi di usia kandungan tersebut sudah bisa
mendengar. Ia pun sudah mulai bisa
dirangsang untuk diajak berkomunikasi.
Yang saya pernah baca dari statusnya Mbak
Watiek Ideo, ia sudah biasa mengajak anaknya bercerita atau mendengarkan Mbak
Watiek membacakan buku cerita sejak ia mengandung.
Tak hanya anak akhirnya biasa mengenal kata
dan bicara, cara ini menurutnya juga akan bermanfaat kelak agar anak suka
membaca, lho!
Ngobrol sama anak yang masih dalam kandungan,
nggak apa-apa dan nggak usah malu sampai diketawain orang.
Yang penting, para orangtua sudah mulai
membelajari anak untuk mahir berbicara nantinya.
3. Sering bisiki anak di telinga kanannya
Oh iya, anak di usia satu tahun sebetulnya
juga sudah bisa menguasai lima kata.
Tapi agar kemampuan bicaranya makin
terstimulus, harus ada beberapa hal yang dilakukan.
Caranya, dengan sering membisiki anak di
telinga kanannya. Hayo, pasti bingung deh. Kok bisa gitu ya?
Sebetulnya, kemampuan bicara itu adalah
bagian dari kecerdasan otak kiri. Untuk itu, para orangtua perlu menstimulus
kemampuan berbicara anak lewat telinga kanannya.
Ngebisikinnya dengan kata-kata sederhana
saja. Misalnya kalau ke si kecil, saya bisiki, Kay anak solehah, anak pintar,
anak rajin, pokoknya segala hal yang positif deh.
Lagipula, ini sekaligus bisa jadi doa kita
buat dia kan?
4. Sabar dan telaten
Sikap orangtua ke si kecil juga ada
pengaruhnya. Kalau para orangtua sabar dan telaten menghadapi anak, ini akan
berpengaruh besar bagi anak yang baru belajar bicara.
Terutama ketika anak di usia sekitar dua
tahun. Di usia ini, anak mulai menginjak masa mulai banyak bicara. Pada saat
itulah, peran dukungan orangtua begitu diperlukan
Misalnya saat anak mulai banyak bertanya.
Bolak balik lagi. Hehe, ada kan anak yang kayak gitu?
Kayak anak saya tuh. Meski waktu itu belum
genap dua tahun, kalau ada apa-apa, dia hobi bilang ‘apa’ sambil menunjukkan
wajah bingungnya ke saya. Kalau masih belum jelas, dia mesti akan melakukan itu
lagi. Kalau sudah, baru angguk-anguk kepala.
Saat menghadapi anak seperti itu, kita mesti
harus sabar menjawab pertanyaannya. Sebisa mungkin, jangan sampai membentaknya
karena ia sudah bertanya berulang-ulang.
*It’s also a note to myself
5. Jangan bersikap kasar ke anak yang sedang
belajar bicara
Seorang anak, akan cepat berkembang di dalam
situasi yang nyaman, diterima, dan didengarkan.
Terutama pada anak yang sedang dalam tahap
bicara, jangan jatuhkan mereka atau membentaknya saat mereka sedang dalam tahap
tersebut.
Sebetulnya anak yang baru belajar bicara memang
kerap akan bertanya hal yang berulang-ulang dan itu lagi itu lagi. Tapi hal
tersebut memang karena daya ingat anak yang terkadang cepat lupa.
6. Sering ajak ngobrol
Nah, kalau di dalam kandungan saja disarankan
anak harus sering diajak ngobrol, apalagi ketika dia sudah keluar. Anak harus
sering diberi stimulus bicara saat sedang beraktivitas.
Misalkan saat sedang memberi makan anak atau
sambil menyusuinya, ajak mereka bicara atau bernyanyi.
Terutama, ajak mereka bicara hal-hal yang
baik. Lagu anak, berdoa, atau membaca buku cerita anak yang memiliki nilai
postif.
Nantinya saat anak sudah bisa bicara, hal-hal
itulah yang akan membantu anak agar mereka mudah melafalkannya.
7. Berkomunikasi dengan Bercerita
Mengajak anak bercerita memang merupakan salah
satu cara baik dalam melatih anak pintar berbicara.
Para orangtua bisa menceritakan berbagai
cerita dari buku cerita anak. Terutama buku cerita bergambar. Jadi sambil
bercerita, tunjukkanlah gambar-gambar yang ada di buku cerita tersebut.
8. Jangan Bicara Cadel
Nah ini nih, yang kadang sering tanpa sadar
dilakukan banyak orang dewasa ke anak bayi.
Saat anak belajar bicara, biasanya tidak bisa
melafalkannya dengan baik. Alias cadel. Tapi, para orangtua nggak perlu ikut-ikutan
cadel juga lho ya.
Ajak anak bicara dengan perlahan, serta gunakan
kata-lata yang sederhana dan ringkas suku katanya.
Misalkan saat meminta anak melakukan sesuatu,
berikan penjelasan secara bertahap.
Kalau dengan si kecil, biasanya hal ini
sering saya lakukan saat memintanya duduk menjauh dari televisi. Tuh anak
kadang hobi banget mendekati telivisi saat sedang asyik menonton.
Biasanya kalau sekali dua kali saya minta dia
mundur lalu dicueki, saya langsung matikan televisi. Nah, barulah saat itu ia
mau menoleh ke saya dan protes.
Saya ulangi lagi untuk memintanya mundur.
Kalau dia sudah mundur, lalu saya bilang kepadanya, “Sekarang Umi baru mau
menyetel tivinya lagi.”
Cara ini selain menstmulusnya untuk bicara,
ia juga jadi terbiasa untuk menyimak jika ada orang yang memberi instruksi ke
padanya.
Tidak cadel juga perlu dilakukan dengan cara
berbicara perlahan atau cenderung mengeja. Para orangtua perlu mengajak anak
untuk berbicara dengan vocal yang jelas.
Biasanya saat anak memerhatikan kita bicara,
gunakan kesempatan itu untuk bicara dengan irama lebih lambat dan gerak bibir
yang betul.
9. Perhatikan tontonan film anak untuk si kecil
Tayangan yang ditonton anak juga berpengaruh
pada bagaimana si kecil belajar bicara.
Pada tahu film Bernard, atau Shaun The Sheep?
Film yang lucu dan disuka anak-anak, bukan?
Persamaan dari kedua film tersebut adalah
begitu minimnya si tokoh dalam film tersebut berbicara.
Tapi, film ini banyak disuka anak-anak karena
jalan ceritanya yang lucu. Meski tanpa adanya adegan orang bercakap-cakap, alur
ceritanya saja sudah bisa diketahui oleh para penontonnya.
Nah, dua film ini dulu sering jadi tontonan
yang disuka keponakan saya, Rafa. Dan gara-gara inilah, Rafa jadi hobi main
isyarat dari pada bicara.
Mirip kayak kita sedang berhadapan dengan
orang yang tahunya kita itu paham kalau dengan apapun yang mereka inginkan
dengan bahasa isyaratnya.
Akhirnya, Rafa baru benar-benar bisa lancar
bicara saat usianya hampir empat tahun!
Alhamdulillah, sekarang yang ada malahan
semua orang terdekatnya lah yang disibukkan dengan Rafa yang terlalu hobi
bicara.
Malah kalau di sekolah, kebiasaanya yang hobi
bicara dengan temannya ini suka merugikannya sendiri. Hadeuh…
Lantas pertanyaannya sekarang, bagaimana
kalau anak tidak sesuai kemampuannya dengan tahapan tumbuh kembang bicara anak?
Kalau usianya masih di bawah tiga tahun,
tipsnya ya orangtua perlu lebih sabar. Cobalah untuk lebih intens lagi dalam
member stimulus pada anak.
Namun jika melewati usia empat tahun dan
perkembangan tumbuh kembang bicaranya masih sangat jauh dari anak-anak
seusianya, orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter anak.
Nantinya, dokter anak yang akan memberi saran
atau rekomendasi agar si kecil diterapi ke tenaga medis lainnya.
Begitulah tips untuk kita para orangtua tentang
bagaimana menjaga tumbuh kembang bicara anak agar ia jangan sampai jadi anak
yang telat bicara.
Baca juga:
1. Terkait bahaya stunting pada tumbuh kembang anak, bisa baca di sini, dan di sini
2. Tanda anak cerdas bisa dilihat di sini
Baca juga:
1. Terkait bahaya stunting pada tumbuh kembang anak, bisa baca di sini, dan di sini
2. Tanda anak cerdas bisa dilihat di sini
Waktu ngeliat kakakku hamil, beliau memang suka ajak bicara dede bayi dalam kandungan. Hasilnya memang menakjubkan.
ReplyDeleteTips lainnya jadi nambah masukan daku nih. Makasih mbak sharingnya.
Kakaknya patut ditiru tu Mbak Fen kalau ntar dirimu pas hamil ya :)
DeleteMasih banyak bicara sama anak balita dicadel2 gitu. Saya suka gemes. Pernah neneknya Fahmi bicara dicadel2 gitu langsung saja saya "luruskan" jangan bicara "begitu" dg anak. Nanti terbiasa... Alhamdulillah meski dalam hal lain Fahmi terbilang lambat, tapi dari segi bicara dia sudah baik.
ReplyDeleteTiap anak memang punya kemampuan menonjol ya Mbak. Alhamdulillah Fahmi kayaknya di kemampuannya bicaranya ya.
Deleteharus banyak stock sabar heheh, makasih sharingnya
ReplyDeleteSama-sama Mbak...
DeleteAnak memang tetap akan sampai pada waktunya ya bicara, jalan dan tumbuh gigi. Aku pas anak-anak kecil salah satu trik agar fasih lancar, nggak aku ajak kalau bicara menyek-menyek mba. Minum susu ya minum susu . Nggak "mimi cucu. Hahaha mama saklak nih
ReplyDeleteKatanya memang gitu sih Mbak yang bagus. Ngefeknya bagus juga ke anak akhirnya.
DeleteAnak saya telat bicara mbak. Jelang usia 3 tahun kemampuan bicaranya masih seperti anak 1 tahun. Waktu itu saya langsung ke psikolog anak dan setelah terapi akhirnya anak mulai konsen untuk diajari bicara. Sekarang sungguh cerewet dan saya gak pernah marah kalau dia nanya berkali-kali. Karena mendengarnya bicara adalah impian saya banget.
ReplyDeleteMasyaAllah... Ini ceritanya mirip keponakan saya Mbak...
Deletemakasi sharingnya mbaak. berguna sekali kelak jika aku punya anak. wah iya juga ya terkadang aku nemuin juga orangtua yg ngajak anak bicara sambil ikut2an cadel juga karena anaknya bicaranya masih cadel hihi
ReplyDeletePadahal kan mereka ngerti bahasa orang dewasa yang nggak cadel ya Mbak :D
DeleteKeponakan aku juga terlambat bicara nih mbak... Makasih tipsnya ya mbak. Memang butuh perhatian extra sih untuk menghadapi ini.... Alhamdulillah dpt tipsnya
ReplyDeleteMoga keponakannya segera membaik ya Mbak kemampuannya...
DeleteNoted, khususnya yang jangan bicara cadel itu msh suka liat ada ortu atau kalau gak gtu org2 di sekelilingnya ngajakin kyk gtu. Pdhl anak malah bingung ya jadinya mana yg bener buat diucapkan.
ReplyDeleteNah ya itu Mbak. Padahal mereka kan ngerti lho bahasa orang dewasa yang nggak cadel.
DeleteBerlaku untuk anak prematur juga gak ya mbak? Bayiku udah 3 bulan tapi prematur, jarang respon kalo aku ajak bicara. aku takut hiks
ReplyDeleteIni lebih ke kemampuan anak saat waktunya dia memang sudah bisa bicara dengan kondisi seharusnya Mbak. Kalau bayinya Mbak Windah kayaknya belum ya...
DeleteWah, tips yang bermanfaat. Adikku kayaknya kudu baca artikel ini. Anaknya masih belom bisa bicara. Walopun memang belum telat, tapi kalo distimulasi sejak dini, akan lebih bagus.
ReplyDeleteTeh Nia dongengin cerita anak juga Teh... Pasti dia pun suka.
DeleteBagus nih sharingnya Mba.. jadi ortu memang harus perhatian dan telaten kepada anak2nya ya hehe..
ReplyDeleteBener Mbak, itu kuncinya.
Delete